Profil 9 Taman Wisata Alam di Sumbar yang Siap Dikunjungi: Sejarah, Potensi, dan Aksesibilitas

Profil 9 Taman Wisata Alam di Sumbar yang Siap Dikunjungi: Sejarah, Potensi, dan Aksesibilitas

Kawasan TWA Air Putih dengan Jembatan Kelok Sembilan atau Jembatan Kelok 9 yang menghubungkan Sumbar dan Riau. [Foto: Dok. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR]

6. Taman Wisata Alam (TWA) Mega Mendung

Lampiran Gambar

Kawasan TWA Mega Mendung Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar. [Foto: Tangkapan Layar YouTuber Fairuz Mulyadi]

Kawasan TWA Mega Mendung merupakan hasil alih fungsi sebagian CA Lembah Anai melalui Keputusan Menteri Pertanian No.174/Kpts/Um/3/1974 tanggal 27 Maret 1974, sebagian areal cagar alam ini, yaitu seluas 12,5 hektare dijadikan kawasan taman wisata alam.

Penetapan kawasan taman wisata alam tersebut, sangat mungkin dilatarbelakangi oleh keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi, serta memiliki objek-objek wisata yang dapat menarik minat para pengunjung.

Panjang batas keliling Taman Wisata Alam Mega Mendung adalah 5,025 km yang merupakan batas fungsi dengan Cagar Alam Lembah Anai dan telah di tata batas temu gelang pada tahun 2000. Berdasarkan koordinat bumi, Taman Wisata Alam Mega Mendung terletak pada koordinat 1000 21’ 3,5999” BT – 1000 20’ 34,8” BT dan 00 28’ 34,968” LS – 00 dt 29’ 3,2856” LS.

Menurut administrasi pengelolaan hutan, termasuk dalam wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah II yang berkedudukan di Batusangkar, sedangkan menurut administrasi pemerintahan kawasan ini terletak di wilayah Nagari Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.

Taman Wisata Mega Mendung mempunyai aksessibilitas yang mudah dicapai. Lokasinya yang terletak di pinggir jalan raya Padang-Bukittinggi dapat dijangkau dengan berbagai jenis alat transportasi darat. Hal ini merupakan potensi kawasan yang mempunyai nilai lebih yang ditawarkan pada pengunjung. Jarak lokasi ini sekitar 64 km dari Kota Padang, sementara dari Kota Padang Panjang yang merupakan kota terdekat berjarak sekitar 15 km.

Berdasarkan ketinggian letak dari permukaan laut, Taman Wisata Alam Mega Mendung terletak pada ketinggian ± 450 m dpl. Kondisi geomorfologi secara umum bertopografi agak landai. Daerah ini merupakan bagian dari kesatuan pegunungan vulkanik.

Jumlah curah hujan rata-rata 4609,48 mm/tahun atau rata-rata berkisar antara 215,67 – 512,4 mm/bulan dan jumlah hari hujan rata-rata 13,67 – 21,80 hari/bulan. Suhu udara berkisar antara 19,670 C – 25,30 C. Kelembaban udara 94% atau termasuk tipe iklim A sampai B menurut klasifikasi Schmidt – Ferguson atau Af-Am menurut klasifikasi Koppen. TWA ini termasuk DAS Batang Anai.

Pola drainase sungai adalah meander, yakni pola yang terbentuk karena pengaruh relief yang berombak, agak curam dan berbelok-belok. Kondisi ini membuat Sungai Batang Anai memiliki arus sungai yang tergolong deras. Dari hasil observasi kegiatan penyusunan Rencana Pengelolaan TWA Mega Mendung menunjukkan bahwa di dalam kawasan Taman Wisata Alam Mega Mendung kurang lebih 18 famili tumbuhan pohon memiliki nilai penting yang tinggi.

Dari 18 famili ini, ada sekitar 7 famili yang memiliki dominasi yang tinggi pada tempat-tempat tertentu dalam kawasan ini. Famili tersebut adalah Urticaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, Rubiaceae, Myrtaceae, Meliaceae dan Moraceae.

Selain itu dalam kawasan ini ditemukan juga jenis tumbuhan tingkat tinggi yang unik, langka dan endemik yaitu Raflesia arnoldii. Kawasan Taman Wisata Alam Mega Mendung termasuk biom hutan hujan tropika, sub-bioma hutan tanah kering dengan tipe ekosistem non-dipterocarpaceae. Secara umum fauna di Taman Wisata Alam Mega Mendung beraneka ragam.

Dari hasil observasi dan informasi diperoleh sekitar 98 jenis, yang terdiri dari ikan (10 jenis), amfibia (11 jenis), reptilia (9 jenis), burung (55 jenis) dan mamalia (13 jenis). Dengan menggunakan metode Mac Kinnon (1991) ditemukan 55 jenis burung di Taman Wisata Alam Mega Mendung.

Fauna jenis lainnya diduga juga terdapat di kawasan ini, tetapi tidak terdeteksi selama observasi. Fauna lain yang cukup potensial tersebut adalah kupu-kupu (Lepidoptera).

Potensi dan aktifitas wisata utama di TWA Mega Mendung adalah aktifitas menikmat suhu udara yang sejuk dan udaranya. Dengan mengunjungi taman wisata alam ini pengunjung dapat menghirup udara segar dan dengan didukung oleh fasilitas wisata alam lainnya akan memberikan kepuasan tersendiri bagi para pengunjung.

Bagi sekelompok masyarakat yang sangat menyukai tinggal di alam bebas, TWA Mega Mendung mempunyai potensi untuk dijadikan areal Kemping. Potensi ini akan lebih menarik bagi pengunjung apabila disediakan fasilitas dan media interpretasi yang mendukung, sehingga aktifitas wisata yang dikembangkan akan memiliki nilai lebih.

Keberadaan Sungai Batang Anai yang melintasi kawasan ini mempunyai potensi untuk dijadikan objek wisata kali renang. Apabila sudah ditata dengan baik dan dilengkapi dengan media interpretasi yang lengkap, sungai ini berpotensi untuk menarik minat pengunjung yang menyukai kegiatan ini.

Keberadaan jenis flora endemik jenis Raflesia arnoldii mempunyai potensi wisata pendidikan bagi masyarakat. Potensi ini dapat dimanfaatkan apabila dikelola dengan penuh kehati-hatian. Pihak pengelola harus dapat menjaga agar pemanfaatan sebagai objek wisata tidak mengganggu kelangsungan hidup jenis flora ini.

Taman Wisata Alam Mega Mendung merupakan salah satu objek wisata alam yang menjadi unggulan bagi Kabupaten Tanah Datar disamping objek wisata lainnya yang ada di kabupaten ini. Pada bagian Selatan kawasan dalam radius sekitar 1 km terdapat Air Terjun yang mempunyai ketinggian ± 20 m dengan lebar rata-rata 1 m pada saat tidak hujan dan 2-2,5 m jika terjadi banjir/hujan.

Air terjun ini sering juga dijadikan sebagai objek wisata oleh masyarakat. Pada bagian Selatan air terjun ini sekitar 1 km terdapat lokasi wisata Malibo Anai dan Anai Resort yang sudah masuk kawasan Kabupaten Padang Pariaman.

7. Taman Wisata Alam (TWA) Rimbo Panti

Lampiran Gambar

Salah satu potensi wisata di TWA Rimbo Panti, Pasaman. [Foto: Dok. BKSDA Sumbar]

Penunjukkan awal TWA Rimbo Panti dilakukan melalui Keputusan Menteri Pertanian No.284/Kpts/Um/6/1979 tanggal 1 Juni 1979 dengan luas 570 ha, sebagai alih fungsi sebagian kawasan CA Rimbo Panti.

Saat ini status kawasan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 101/Menhut-II/2011 tanggal 18 Maret 2011 tentang Penetapan Kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti yang terletak di Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatra Barat seluas 571,10 hektare.

Berdasarkan koordinat bumi, kawasan taman wisata alam ini terletak antara 000 18’ 45’’ LU – 000 22’ 30’’ LU dan 1000 00’ 00’’ BT dan 1000 07’ 30’’ BT.

Menurut administrasi pengelolaan hutan, termasuk dalam wilayah kerja Seksi KSDA Wilayah Pasaman dan sekitarnya sedangkan menurut administrasi pemerintahan, kawasan ini terletak di wilayah Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman.

Taman Wisata Alam Rimbo Panti yang terletak pada ketinggian antara 200 sampai 300 m dpl, pada daerah dengan kelerengan yang bervariasi mulai dari landai sampai kelerengan lebih dari 60º dan konfigurasi lahan berbukit dan berawa-rawa.

Sumber air panas dalam kawasan ini mengindikasikan bahwa secara geologis cagar alam ini mempunyai struktur sesar. Batang Air Sulang yang merupakan sungai terbesar di sekitar taman wisata alam dengan debit 6,42 m3 /dt, telah dimanfaatkan untuk mengairi saluran irigasi Panti Rao. Saluran irigasi yang memanfaatkan kawasan Taman Wisata Rimbo Panti ini telah dibangun menjadi saluran Induk Kiri. Taman Wisata Rimbo Panti memiliki keterwakilan tipe ekosistem dataran rendah dan hutan rawa.

Berdasarkan data analisis vegetasi ini diperoleh bahwa di lokasi terestrial dataran rendah mempunyai keanekaragaman jenis yang cukup tinggi yaitu 25 jenis/1000 m2, sedangkan di lokasi hutan rawa hanya 17 jenis/1000 m2.

Jenis-jenis lain yang merupakan jenis-jenis langka dan dilindungi yang ditemukan serta berdasarkan informasi dari petugas dan masyarakat antara lain Amorphophalus titanum (bunga bangkai), Rafflesia arnoldi (bunga raksasa), Morus macroura (Andalas), dan berjenis-jenis Anggrek. Secara umum keadaan fauna di kawasan Taman Wisata Alam masih memperlihatkan keanekaragaman jenis cukup tinggi.

Hasil observasi langsung ke lapangan memperlihatkan bahwa masih ditemukan 123 jenis satwa liar, terdiri dari ikan (11 jenis), amfibia (4 jenis), reptilia (8 jenis), burung/ aves (81 jenis), dan mamalia (18 jenis).

Habitat dan penyebaran satwa tersebut di atas di daerah Rimbo Panti hampir merata, namun agak kurang pada strata I atau altitud lebih dari 300 m dpl. Hal ini mungkin disebabkan adanya kendala dalam migrasi lokal atau terhalangnya jalur jelajah satwa tersebut. Penghalang utama diduga adalah jalan raya dan saluran irigasi yang membentang pada kawaan ini.

Taman Wisata Alam Rimbo Panti memiliki potensi sumber daya alam hayati maupun non hayati yang membentuk suatu obyek yang dapat dikembangkan sebagai komoditas jasa wisata.

  1. Posisi kawasan yang terletak di kiri kanan jalan nasional Padang – Medan sehingga sangat strategis sebagai lokasi pemberhentian selama perjalanan dan didukung oleh kondisi lingkungan yang masih asri dan alami;
  2. Sumber air panas yang mengalir disekitar kawasan wisata dan tempat pemandian air panas merupakan potensi khas yang dimiliki Taman Wisata Rimbo Panti. Saat ini telah tersedia kolam pemandian air panas dan atraksi merebus telur menggunakan air panas alami oleh masyarakat setempat.
  3. Jalur tracking yang melewati hutan hujan tropis dataran rendah, melintasi ekosistem rawa berair panas dan pohon-pohon yang berusia ratusan tahun menjadi pesona di taman wisata ini.
  4. Selain potensi wisata diatas juga terdapat beberapa sarana pengunjung antara lain; pusat informasi herbarium, kupel, parkir area, tempat bermain anakanak, MCK, musala dan tempat belanja makanan dan minuman.
Halaman:

Baca Juga

Harimau Sumatra Terpantau di Saluran Air, Tim BKSDA Lakukan Penanganan Cepat
Harimau Sumatra Terpantau di Saluran Air, Tim BKSDA Lakukan Penanganan Cepat
Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Catatkan SHU Rp1,9 Miliar, Koperasi KPN Balai Kota Padang Raih Sertifikat Sehat
Catatkan SHU Rp1,9 Miliar, Koperasi KPN Balai Kota Padang Raih Sertifikat Sehat
Harimau Sumatra di Tigo Nagari Berhasil Dievakuasi Setelah 8 Bulan Berkeliaran
Harimau Sumatra di Tigo Nagari Berhasil Dievakuasi Setelah 8 Bulan Berkeliaran
Catat Kinerja Positif, Laba Bersih Bank Nagari 2023 Capai Rp523,61 Miliar
Catat Kinerja Positif, Laba Bersih Bank Nagari 2023 Capai Rp523,61 Miliar