Padangkita.com - Presiden Jokowi berpesan agar jangan mudah tergoda oleh isu-isu SARA yang memperlemah bahkan merusak keharmonisan bangsa dan negara.
“Jangan takut melawan tindakan-tindakan intoleransi, dan kekerasan atas nama apapun,” tegas Presiden saat memberikan sambutan pada acara Keberagaman Indonesia dalam rangka Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 2017.
Presiden meminta kepada rakyat Indonesia untuk tari terus memperkuat komitmen dalam menjaga dan merawat kodrat kebangsaan Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika.
Menurutnya, kodrat Indonesia adalah mengelola keberagaman, mengelola kemajemukan, mengelola kebhinekaan. Ia menyebutkan, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mempunyai 1.340 suku, beragam ras, dan bermacam agama. Namun demikian, Indonesia tetap harmonis dan damai.
“Indonesia tetap bisa membangun dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Dan di antara negara-negara anggota G-20, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 di Triwulan II berada pada peringkat tiga besar di bawah Tiongkok dan India. Karena itu, kita, Indonesia menjadi referensi,” papar Presiden Jokowi, seperti dilansir dari setkab.go.id.
Kalau dulu Indonesia menjadi salah satu inisiator solidaritas Asia Afrika, menjadi inspirator negara-negara terjajah untuk merdeka, lanjut Presiden, sekarang Indonesia menjadi rujukan dalam mengelola keberagaman suku, mengelola keberagaman agama, mengelola keberagaman ras, dan mengelola keberagaman antar golongan. Selain itu, politik luar negeri Indonesia secara konsisten juga terus menyuarakan perdamaian dunia.
Jokowi mengatakan, pesan persatuan yang jauh dari unsur SARA dan intoleransi, sudah disuarakan oleh proklamator Bung Karno dalam pembukaan KAA di Bandung, 62 tahun silam.