Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: Potang Balimau dilakukan sehari sebelum pelaksanaan puasa di bulan Ramadhan.
Padangkita.com - Jika ingin melihat tempat pemandian umum yang ramai di Sumatra Barat, maka datanglah sehari sebelum datangnya bulan Ramadhan.
Di hari tersebut, baik itu sungai maupun tempat pemandian umum, biasanya akan dipadati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Mereka secara serempak berdatangan ke tempat pemandian umum tersebut untuk mandi bersama. Ada yang datang bersama keluarga, ada juga yang datang bersama teman-teman mereka.
Mereka mandi bersama dan saling bersilaturahmi satu sama lain. Itulah yang dinamakan dengan tradisi Potang Balimau di Sumatra Barat.
Tradisi ini selalu terjadi sekali setahun, yaitu sehari sebelum datangnya bulan suci Ramadhan.
Tanpa adanya perintah dari siapa pun, kegiatan ini memang tampak sudah jadi kebiasaan masyarakat yang pergi mandi bersama di tempat pemandian umum sebelum bulan puasa.
Kegiatan ini sudah menjadi budaya masyarakat Minangkabau sejak dahulu kala hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat.
Selain bentuk dari upaya melestarikan nilai budaya, juga sudah menjadi agenda kepariwisataan.
Potang balimau sendiri terdiri dari dua kata yang diambil dari bahasa Minangkabau dengan dialek Pangkalan, yakni ‘potang’ yang memiiki arti ‘petang’ atau ‘senja hari’.
Sedangkan ‘balimau’ adalah sebuah kegiatan membersihkan diri dengan menggunakan perasan air jeruk nipis dicampur dengan bunga rampai beraroma wangi yang khas.
Jadi, potang balimau adalah kegiatan mensucikan diri dengan menyiramkan tubuh dengan perasan air jeruk nipis bercampur bunga rampai beraroma khas yang pelaksanaannya dilakukan di sore hari.
Warga Sumatra Barat Balimau
Namun, seiring perkembangan zaman, nilai budaya yang terkandung di dalamnya mulai tergerus.
Potang Balimau sejatinya dilakukan menggunakan perasan air jeruk nipis dan bunga sudah sangat jarang ditemukan.
Di zaman kini, rata-rata pengunjung hanya mandi, berenang dan bercanda satu sama lain. Meski demikian, tradisi ini masih berjalan satu kali dalam setahun.
Tradisi menyambut bulan suci Ramadan yang dilaksanakan sesudah salat zuhur dan berakhir sore hari menjelang salat maghrib tiba ini.
Kegiatan tersebut sudah menjadi agenda tahunan dengan target mampu menyedot perhatian wisatawan.
Tradisi Potang Balimau bagi warga Pangkalan ini, tidak semata-mata untuk mensucikan diri menjelang masuknya bulan puasa dan ajang silaturahmi.
Namun, juga merupakan cara mengenang sejarah kejayaan para saudagar dari Pangkalan Koto Baru.
Mantan Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi menyebutkan, tradisi Potang Balimau ini merupakan tradisi turun temurun yang memang harus terus dilestarikan.
Pemerintah, kata Irfendi, akan terus menyokong penyelenggaraan kegiatan tradisi Potang Balimau tersebut. Apalagi ini sudah menjadi agenda tahunan dan agenda kepariwisataan.
Tentu, selain menjaga dan melestarikan nilai budaya. Tradisi Potang Balimau juga bakal mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Kita ingin, wisatawan yang datang ke sini lebih banyak lagi.
Melalui Potang Balimau inilah salah satu cara kita menyedot perhatian mereka," kata Irfendi dilansir dari VIVA, Selasa (23/02/2021) lalu.
Pernyataannya itu pun terbukti benar bahwa setiap tahunnya penyelenggaraan Potang Balimau ini selalu sukses menyedot perhatian dari wisatawan.
Tempa Pemandian Dipadati Penduduk
Banyak yang datang ke Pangkalan hanya sekedar ingin melihat seperti apa pelaksanaan Potang Balimau.
"Kita akan terus support kegiatan ini dan akan mengemas kembali semenarik mungkin di tahun mendatang," tutupnya.
Tak hanya di Lima Puluh Kota, Kamu juga akan menemui tradisi Potang Balimau ini di berbagai kabupaten di Sumatra Barat.
Baca Juga: Malamang Sakampuang, Tradisi Turun Temurun Ranah Minang
Hal itu bisa Kamu lihat sendiri di berbagai tempat pemandian umum di Sumatera Barat pada sore hari, tepat sehari sebelum datangnya bulan puasa.
[*/win]