Pertumbuhan Ekonomi Pesisir Selatan Terus Melambat, 2019 Terendah

Berita Pesisir Selatan terbaru: Pertumbuhan Ekonomi Pesisir Selatan.

Ilustrasi: Pertumbuhan Ekonomi. [Foto: Pixabay]

Painan, Padangkita.com - Sektor pariwisata memang terus dibangun dan dapat perhatian besar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan. Namun, upaya itu ternyata belum mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi (PE) Pessel justru terus melambat. Tahun 2019 menjadi PE terendah sejak lima tahun terakhir. Ekonomi Pessel tahun lalu hanya tumbuh 4,81 persen.

Dengan angka demikian, PE Pessel berada di bawah PE Sumbar, maupun nasional. Tahun 2019 PE Sumatra Barat (Sumbar) tercatat 5,05 persen, dan PE secara nasional 5,02 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Pessel mencatat, PE Pessel telah melambat sejak beberapa tahun terakhir. Dan, tahun 2019 merupakan PE Pessel paling rendah.

Kepala BPS Pessel, Yudi Yos Elvin mengatakan, penyebab melambatnya PE Pessel karena melambatnya kinerja sektor primer, seperti pertanian, kehutanan dan perkebunan di daerah itu.

"Selain itu ditambah lagi dengan sektor industri pengolahan tumbuh negatif," ujar Yudi pada kepada wartawan, Kamis (12/3/2020) di Painan.

Berdasarkan Pesisir Dalam Angka 2020 yang dirilis BPS, laju PE Pessel sudah mulai melambat sejak 2015 yang hanha 5.73 persen. Lalu pada tahun 2016, melambat lagi menjadi 5,33 persen. Tahun 2017, sempat naik menjadi 5,41 persen. Namun, dua tahun berikutnya, 2018-2019, turun menjadi 5,35 persen dan 4,81 persen.

Pada 2019, kata Yudi, sektor pertanian, kehutanan dan perkebunan hanya mampu tumbuh 2.82 persen atau turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 3.43 persen.

Bahkan, lanjut dia, tahun 2019 industri pengolahan tumbuh minus 5.30 persen. Padahal tahum 2018 sempat tumbuh positif 3.13 persen. "Kedua sektor-sektor tersebut merupakan sektor unggulan daerah," terangnya.

Agar PE tetap tumbuh, ia menyarankan agar Pemkab Pessel fokus pada sektor primer. Sebab, sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan penyumbang tertinggi dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Pessel, yang mencapai 38.27 persen.

Apalagi, tambah dia, sektor primer menyangkut hajat hidup orang banyak. Serapan tenaga kerjanya lebih dari 40 persen. Sektor lainnya yang perlu ditingkatkan adalah sektor pariwisata.

Pariwisata "Dinikmati" Padang

Namun demikian, pariwisata daerah yang terus dibangun, kata Yudi, belum mampu memberikan nilai tambah terhadap laju PE Pessel. Geliat paiwisata Pessel, sejauh ini justru "dinikmati" Kota Padang.

"Seperti perhotelan dan oleh-oleh. Pessel belum memiliki produk unggulan yang dapat dijadikan sebagai ciri. Sehingga orang tetap belanja di Padang," ujarnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua DPRD Pessel Jamalus Yatim menegaskan, pihaknya bakal mempertanyakan PE Pessel yanh melambat itu ke bupati.

"Nanti akan kami tanyakan, apa penyebab dan bagaimana solusi bupati. Bupati harus segera menyikapi tren perlambatan pertumbuhan ekonomi ini." [ryo]


Baca berita Pesisir Selatan terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra  juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan