Pariaman, Padangkita.com - Mata pelajaran (mapel) Bahasa dan Sastra Minangkabau sebagai pelajaran muatan lokal wajib bagi SD, SMP dan MTs sederajat se Kota Pariaman resmi diluncurkan. Kota Pariaman pun menjadi daerah pertama di Sumatra Barat yang resmi memperkenalkan mapel tersebut.
Walikota Pariaman Genius Umar mengatakan launching mapel Bahas dan Sastra Minangkabau sebagai muatan lokal wajib tersebut setelah diberlakukannya kurikulum 2013.
"Dengan adanya kurikulum baru, kita bisa menambah muatan lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau. Ini merupakan hal penting yang harus dilakukan dan diterapkan kepada anak didik kita," katanya dikutip dari pariamankota.go.id, Sabtu (18/7/2020).
Genius menambahkan bahwa bahasa dan sastra merupakan hal penting yang harus diajarkan kepada anak dan kemenakan di minangkabau. Tujuannya agar anak dan kemenakan tetap paham dan selalu menggunakan bahasa dan sastra minangkabau yang saat ini nyaris tidak lagi terdengar.
"Dengan mapel ini, anak didik kita di Kota Pariaman tidak akan terpengaruh dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin canggih dan serba teknologi," tambahnya.
Baca juga: Pesona Hoyak Tabuik Piaman Tahun 2020 Dibatalkan
Wali Kota menyatakan pemerintah kota akan menyiapkan segala kelengkapan pendukung untuk menyukseskan pembelajaran bahasa dan sastra minangkabau tersebut.
Sementara itu, untuk tingkat SMA dan SMK pihaknya akan menyurati Gubernur Sumbar untuk bisa melaksanakan muatan lokal bahasa dan sastra minangkabau karena wilayah Kota Pariaman menjadi tanggung jawab Pemko Pariaman.
"Sementara untuk PAUD dan TK kita juga akan atur skenarionya agar mereka juga mendapatkan pembelajaran bahasa dan sastra minangkabau meskipun dengan cara bermain," tambahnya.
Kepada tim penyusun muatan lokal bahasa dan sastra minangkabau untuk Kota Pariaman, Wali Kota Genius Umar mengucapkan terima kasih atas usahanya dalam menyusun kurikulum muatan lokal.
Dirinya berpesan untuk penyusunan kurikulum harus bersifat dinamis karena saat ini anak muda Sumatra Barat berada di era globalisasi.
"Harus kita ikuti sehingga bahasa dan sastra di media sosial pun menjadi bagian dari sub pembelajaran karena ini akan mendidik anak kita untuk menggunakan kato nan ampek dan sumbang duo baleh," pungkasnya. [*/abe]