Peringatan 1 Abad Pesantren Thawalib Tanjung Limau akan Dihadiri Ustaz Abdul Somad

Peringatan 1 Abad Pesantren Thawalib Tanjung Limau akan Dihadiri Ustaz Abdul Somad

Suasana Ponpes Thawalib Tanjung Limau. [Foto : IST]

Batusangkar, Padangkita.com - Memperingati Satu Abad Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau Nagari Simabur Kecamatan Pariangan, Tanah Datar yang jatuh pada 25 Juli 2023 esok bakal dihadiri Ustaz Abdul Somad.

Ketua Yayasan Thomas Febria, dilansir Minggu (14/5/2023) mengatakan, pelaksanaan milad bakal dilaksanakan 25 dan 26 Juli dengan kegiatan silatnas alumni, bedah buku sejarah Ponpes Thawalib, tabligh akbar dan launching master plant Ponpes Thawalib dan ditutup syukuran yang dihadiri Ustaz Abdul Somad.

Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau merupakan salah satu lembaga Pendidikan Agama tertua di Minangkabau Khususnya Kabupaten Tanah Datar karena sudah berdiri semenjak 1923 Masehi.

Dikutip dari web Ponpes, Secara geografis Ponpes ini berada di kenagarian Simabur Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar terdiri dari dataran seluas 139 ha yang terletak 11,5 Km dari ibu kota Kabupaten dan 1,5 Km dari ibu kota Kecamatan.

Sebelah utara berbatasan dengan Jorong Simabur dan Jorong Koto Tuo, sebelah selatan berbatasan dengan Jorong Batu Basa, sebelah timur dengan Kenagarian Tabek dan sebelah barat dengan Koto Baru.

Cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Thawalib Tanjung Limau (awalnya bernama Madrasah Thawalib) adalah dari pengajian halaqah yang dipimpin oleh Syekh Sulaiman Al Mufassir Al masyhur yang dilakukan di “Surau Gadang” Tanjung Limau sebagai sarana belajar mengaji bagi generasi muda dan masyarakat Tanjung Limau, dimana murid laki-laki dipisahkan dengan murid perempuan.

Guru yang mula-mula mengajar di surau ini adalah Syekh Sulaiman Al Mufassir Al masyhur, sehingga tanjung Limau dikenal orang sebagai tempat mengaji Tafasia (Tafsir).

Setelah Syekh Sulaiman Al Mufassir Al masyhur wafat, pengajian di surau Gadang dilanjutkan oleh cucunya, H. Mukhtar Ya’qub dalam usia lebih kurang 18 tahun ketika beliau masih dalam masa menuntut ilmu di Thawalib Padang Panjang.

Setelah menamatkan pendidikannya di Perguruan Thawalib Padang Panjang tahun 1921 M, Pada awalnya H. Mukhtar Ya’qub (lahir tahun 1901 M) ingin merantau ke Palembang guna mengembangkan ilmu yang telah beliau pelajari, namun masyarakat Tanjung Limau juga berharap kepadanya untuk mengajar di Surau Gadang, Akhirnya H. Mukhtar membatalkan rencana semula dan menerima amanah yang diberikan masyarakat kepadanya.

Berbekal ilmu yang didapatkan di Perguruan Thawalib Padang Panjang, H. Mukhtar berinisiatif untuk mendirikan sebuah madrasah. guna mengembangkan sistem pendidikan halaqah yang diajarkan di surau gadang menjadi sistem klasikal.

Setelah diadakan musyawarah, pada tahun 1923 M, inisiatif tersebut disambut baik oleh sebagian masyarakat, pada awalnya dapat didirikan sebuah bangunan dari bambu terdiri dari 4 lokal berlokasi diatas tanah wakaf Labai Sutan dan Datuk Tan Majolelo.

Semua biaya bangunan berasal dari sumbangan masyarakat Tanjung Limau dan sekitarnya, baik materil, non materil, maupun tenaga.

Setelah bangunan tersebut dapat dimanfaatkan, sistem pendidikanpun berubah dari sistem Halaqah menjadi sistem klasikal dengan bidang studi pengertahuan agama saja dan Bahasa Arab. Sistem pendidikan yang dikelola oleh H. Mukhtar Ya’qub dan dibantu oleh Angku Sago dari Sungayang serta oleh murid yang tingkatan kelasnya lebih tinggi.

Murid yang agak dewasa belajar pada pagi hari dengan nama “Thawalib” dari nama inilah diambil nama Thawalib sampai sekarang, dan pada sore harinya adalah waktu belajar bagi anak-anak yang dalam usia sekolah dasar dengan nama “Dinijah School”.

Meskipun belajar dengan sistem kalisikal telah diilakukan namun belajar mengaji dengan sistem halaqah di Surau Gadang masih tetap lakukan.

Pimpinan Pondok Yonnedi mengungkapkan, saat ini siswa/santri Ponpes Thawalib Tanjung Limau sebanyak 380 orang, yang mondok sebanyak 150 orang terdiri dari MTsS dan MDA.

"Alhamdulillah dari tahun 2014 sudah mandiri dan proses belajar mengajar menggunakan kurikulum merdeka," terangnya.

Ditambahkan Yonnedi, para santri tidak hanya berasal dari Tanah Datar juga ada yang berasal dari Pasaman Barat, Mentawai, Dharmasraya dan Solok.

"Semua santri untuk kenaikan kelas wajib hafal 1 juz dan Alhamdulillah seluruh santri di sini hafizh, setiap naik kelas wajib hafal 1 juz dan ini salah satu dukungan kami kepada program pemerintah daerah yaitu satu rumah satu hafizh," tukasnya.

Bupati Tanah Datar Eka Putra saat kunjungannya beberapa waktu lalu menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Yayasan Ponpes Thawalib Tanjung Limau yang telah mendukung program unggulan pemerintah daerah.

Baca JugaResmikan Asrama Thawalib, Gubernur Mahyeldi Ungkap Kerinduan Lahirnya Ulama Kelas Dunia

"Terima kasih kepada Yayasan dan Ponpes yang telah menerapkan satu jusz satu siswa untuk kenaikan kelas, ini masukan yang baik untuk kami Pemerintah Daerah dan ini dapat di jadikan contoh bagi sekolah-sekolah di Tanah Datar," katanya. [djp]

Baca Juga

Ustaz Abdul Somad Safari Dakwah di Sumatra Barat, Catat Jadwal dan Lokasinya
Ustaz Abdul Somad Safari Dakwah di Sumatra Barat, Catat Jadwal dan Lokasinya
UAS Puji Perjuangan Andre sehingga Kini Pramugari Boleh Berjilbab
UAS Puji Perjuangan Andre sehingga Kini Pramugari Boleh Berjilbab
Andre Rosiade dan UAS Berbagi Ratusan Sembako di Masjid Mujahidin Padang
Andre Rosiade dan UAS Berbagi Ratusan Sembako di Masjid Mujahidin Padang
UAS Sampaikan Kuliah Umum di Unand, Bahas Soal Toleransi Nabi Muhammad SAW
UAS Sampaikan Kuliah Umum di Unand, Bahas Soal Toleransi Nabi Muhammad SAW
Andre Rosiade Ikuti Kajian Bersama UAS di Sumbar, Dikemas dengan Duduak Baselo  
Andre Rosiade Ikuti Kajian Bersama UAS di Sumbar, Dikemas dengan Duduak Baselo  
Jajal Paralayang di Puncak Lawang, UAS Sebut Negeri di Atas Awan
Jajal Paralayang di Puncak Lawang, UAS Sebut Negeri di Atas Awan