Penyu Langka Mendarat di Pantai Amping Parak Pessel

Penyu Langka Mendarat di Pantai Amping Parak Pessel

Ilustrasi penyu. (Foto: disunting dari cover buku Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Penyu 2016-2030), Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP)

 

Lampiran Gambar

Ilustrasi penyu. (Foto: disunting dari cover buku Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Penyu 2016-2030), Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP).

Padangkita.com - Beberapa jenis penyu langka diketahui mulai kembali mendarat di Pantai Ampiang Parak, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), terutama semenjak kawasan itu dijadikan kawasan konservasi penyu mandiri.

Berdasarkan data survei harian Laskar Turtle Camp (LTC) di Ampiang Parak, penyu langka yang mendarat untuk bertelur tersebut adalah jenis lekang, sisik dan penyu hijau.

Sekretaris LTC Ampiangparak Rino Viki kemarin  mengatakan, berbagai penyu langka itu diketahui mendarat saat LTC melakukan ronda rutin dan untuk melakukan survei tracking penyu.

"Kami menyaksikan penyu-penyu langka itu telah kembali bertelur di Ampiang parak," katanya, seperti dikutip dari Humas Pemkab Pessel via pesisirselatankab.go.id.

Sementara Kepala Dinas Perikanan Pessel, Syuheri mengatakan, mendaratnya kembali berbagai jenis penyu di Ampiang parak disebabkan gencarnya kampanye perlindungan penyu di kawasan tersebut oleh penggerak konservasi penyu Laskar Turtle Camp di Ampiang parak.

"Kegiatan pencarian telur penyu telah turun drastis, sehingga penyu nyaman untuk mendarat," tandasnya.

Syuheri menyebutkan, ada enam jenis penyu diambang punah di Indonesia. Enam jenis penyu yang diambang punah tersebut adalah, penyu hijau, penyu sisik, penyu tempayan, penyu belimbing, penyu ridel dan penyu pipih.

Hampir seluruh jenis penyu itu sebetulnya terdapat di Pesisir Selatan.

Ahli penyu dari Universitas Bung Hatta (UBH) Harfiandri Damahuri mengatakan pengiat konservasi penyu dan kawasan di Sumatera Barat saat ini mencoba mengembangkan konservasi penyu berbasis pengelola resort pada pulau kecil.

Bulan Mei lalu, jelasnya, pihaknya mengunjungi dua kelompok masyarakat adat dari suku asli Mentawai (Suku Saurei dan Suku Samarurok) dan mengunjungi enam kawasan pulau kecil Pulau Beuasak, Pulau Nyangnyang, Pulau Mainu, Pulau Karamajat, Pulau Pitoijat Sigoiso dan Pulau Putotougat (Awera) untuk mengajak para pengelola resort ikut berpartisipasi mengkonservasi penyu yang naik dan bertelur ke pantai pulau tersebut.

"Semoga langkah dan upaya yang kami lakukan dapat mendukung upaya konservasi penyu di Indonesia yang sudah di siapkan oleh KKP-RI melalui penetapan Rencana Aksi Nasional Penyu 2016-2020 di seluruh Indonesia," ujarnya.

Sumatera Barat sendiri terdapat 3 lokasi prioritas untuk pendataan dan program konservasi penyu terintegrasi yaitu; KKPN Pieh, KKPD Mentawai, dan KKPD Pesisir Selatan.

Baca Juga

Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra  juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan