Padang, Padangkita.com - Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menanggapi kritikan penggunaan bahasa asing dalam kegiatan festival film dokumenter bertajuk Dokufes.
Kepala Bidang Kesenian dan Diplomasi Budaya Ilfitra kepada Padangkita.com menyebut Dokufes hanya sebatas nama kegiatan.
"Benar kegiatan itu bernama Dokufes. Penamaan tersebut hanya sebagai jargon saja, bukan dimaksudkan sebagai frasa dalam sebuah kalimat," ujarnya.
Ia menjelaskan, nama Dokufes mestinya dilihat sebagai kreasi. "Ada berbagai macam nama kegiatan festival film. Kebetulan nama Dokufes belum ada, jadi kita memakainya karena lebih singkat dan mudah diingat," terang Ilfitra.
Lebih lanjut, Ilfitra mengatakan Disbud Sumbar belum merilis secara resmi informasi kegiatan tersebut. Namun, pihaknya mengapresiasi adanya masukan dan kritikan yang datang.
"Sejauh ini memang baru ada posternya di Instagram @dokufes. Informasi kegiatan secara resmi akan segera dirilis," ujarnya
Menurut Ilfitra, Dokufes merupakan bagian dari komitmen Disbud Sumbar untuk meningkatkan ketahanan budaya.
"Dokufes adalah festival film dokumenter yang diselenggarakan oleh Disbud Sumbar. Festival ini dimaksudkan sebagai media apresiasi, edukasi, dan pengarsipan budaya yang merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan budaya," jelasnya.
Pihaknya berharap Dokufes dapat menjadi wadah apresiasi bagi sineas, seniman, media, swasta, dan ekosistem perfilman lainnya serta sebagai sarana edukasi kepada masyarakat terkait kebudayaan.
Sebelumnya, kolumnis bahasa Holy Adib dalam opininya di Padangkita.com mengkritik pemakaian bahasa asing dalam informasi kegiatan Dokufes.
Baca juga: Fakta Seputar Chairil Anwar, Binatang Jalang yang Telah Milik Publik
Adib menulis, pemakaian bahasa asing seharusnya diiringi dengan pengetahuan akan bahasa tersebut. [den/pkt]