Pengusaha Lokal Minta Pemerintah Setop Impor Baja China

Berita Sumatra Barat, Setop Impor Baja dari China,

Ilustrasi (Foto: Ist)

Padang, Padangkita.com - Pengusaha dalam negeri mendesak pemerintah untuk menyetop kran impor baja dari China. Sebab, baja produksi PT Krakatau Steel telah mampu memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.

“Jika ada keberpihakan pemerintah, sinergi terbangun dengan baik, maka ekonomi akan segera pulih. Kita mendorong untuk memaksimalkan produk yang dihasilkan dalam negeri,” kata Direktur PT Kunango Jantan, Asril, Jumat (9/7/2020).

Masuknya baja impor China ditambah pandemic Covid-19, kata Asril, telah memukul usahanya. “Kalau bersaing dengan impor, barang kita kalah. Apalagi, kita tidak punya akses karena kami bermain hanya di skala lokal saja. Impor barang ini kita harap di pertimbangkan kembali,” kata Asril.

PT Kunango Jantan adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan tiang besi. Perusahaan ini berkantor pusat di Jalan Bypass Padang.

Kunango Jantan, kata Asril, sejak tujuh tahun lalu, selalu belanja dan menggunakan produk atau barang yang dibuat oleh Krakatau Steel. Bahkan, sudah diberikan kemudahan terkait dengan pembayaran. Mendapatkan harga yang cukup rendah, membuat Kunango mampu bersaing dan bisa menyuplai untuk pengerjaan proyek besar seperti jalan tol Pekanbaru, Aceh, dan Dumai.

Namun, sejak masa pandemi Covid-19 dan ditambah lagi adanya persaingan produk baja lokal dan impor dari China, persaingan semakin ketat. Selisih harga yang cukup signifikan lebih murah dari produk baja lokal, membuat banyak pelaku industri konstruksi di Indonesia keteteran. Sementara, untuk jaringan mendapatkan produk impor tersebut, banyak yang tidak tahu.

“Kita selama ini hanya mengandalkan produk atau material dari Krakatau Steel. Kalau produk impor kita tidak punya jaringan. Selisih harga yang lebih murah membuat kita kewalahan. Kita harap, pemerintah menutup kembali kran impor tersebut,” ujar Asril.

Baca juga: Jelang Iduladha, Ini Daftar Harga Hewan Kurban Online

Dia berharap, pemerintah melindungi dan memaksimalkan produk lokal. Sebab, kata dia, produk yang dihasilkan dalam negeri tak kalah bagus dibandingkan dengan produk impor.

Sinergi antara Pemerintah dengan pelaku usaha industri, kata Asril, sangat dibutuhkan. Apalagi pada masa krisis akibat pandemi Covid-19 ini. Hampir seluruh pelaku industri melakukan kebijakan efisiensi untuk menyelamatkan perusahaan akibat Covid-19. Salah satunya, dengan mengurangi jam kerja.

“Saat ini, kita mengurangi jam kerja karyawan untuk menghindari dampak yang lebih besar lagi. Sinergi pemerintah dalam hal ini sangat kita butuhkan, agar segera pulih. Jangan lagi tergantung dengan produk impor.” [and/pkt]


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Bencana Alam Picu Kenaikan Angka Kemiskinan di Sumatera Barat
Bencana Alam Picu Kenaikan Angka Kemiskinan di Sumatera Barat
Pabrik Tapioka di Bangka Berkapasitas 6.000 Ton Per Bulan, Bina 1.500 Petani Singkong
Pabrik Tapioka di Bangka Berkapasitas 6.000 Ton Per Bulan, Bina 1.500 Petani Singkong
Andre Rosiade Apresiasi MIND ID Dorong Hilirisasi Komoditas Tambang
Andre Rosiade Apresiasi MIND ID Dorong Hilirisasi Komoditas Tambang
Korsel Diharapkan makin Membuka Ruang untuk Perusahaan Keuangan Indonesia Penetrasi Pasar
Korsel Diharapkan makin Membuka Ruang untuk Perusahaan Keuangan Indonesia Penetrasi Pasar
Puteri Dorong Kerja Sama Pengembangan Mata Uang Digital dengan Bank Sentral Spanyol
Puteri Dorong Kerja Sama Pengembangan Mata Uang Digital dengan Bank Sentral Spanyol
Andre Rosiade Apresiasi Realisasi Kredit Bank Mandiri yang Capai Rp1.435 Triliun
Andre Rosiade Apresiasi Realisasi Kredit Bank Mandiri yang Capai Rp1.435 Triliun