Menurut Suryadi, selama penelitiannya, dari ratusan koran tua yang dibacannya baru di koran harian Pemandangan itu dia menemukan iklan tentang masakan Minangkabau.
Dia menjelaskan ada beberapa catatan yang dapat dikemukakan setelah membaca redaksi iklan di atas yaitu, sangat mungkin kata “Padangsch-Resrtaurant” merupakan arketip dari istilah “restoran Padang” yang dikenal di rantau-rantau orang Minang di zaman sekarang.
"Jadi, istilah itu rupanya terkait dengan pemakaian bahasa Belanda di zaman kolonial: para perantau Minang pada masa itu memakai istilah “Padangsch-Restaurant” untuk menyebut masakan Minangkabau yang mereka jual," jelas Suryadi.
Selain itu, iklan ini menyebutkan bahwa Restoran Padang Goncang Lidah ada di Cirebon. Ini menandakan bahwa pada tahun 1930-an perantau Minang sudah menyebar di Pulau Jawa, tidak hanya di kota-kota besar seperti Batavia dan Bandung, tapi juga kota-kota kecil seperti Cirebon.
Hal ini menandakan bahwa orang-orang Minang sejak zaman dahulu memang sudah merantau ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.
hal lain yang perlu diperhatikan adalah soal penamaan restoran. Penamaan restoran Padang yang rada bombastis seperti “Goncang Lidah”, “Goyang Lidah”, dll., rupanya sudah sejak dulu ada.
Demikianlah sedikit catatan historis yang mungkin dapat membantu kita menduga-duga dari mana sebenarnya datangnya istilah “restoran Padang” atau “rumah makan Padang” yang dikenal luas sekarang ini.