Pemikiran Koperasi dan Hidup Hemat Bung Hatta di Mata Gubernur Mahyeldi

Pemikiran Koperasi dan Hidup Hemat Bung Hatta di Mata Gubernur Mahyeldi

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dan sejumlah tokoh yang tampil dalam seminar nasional tentang Bung Hatta. [Foto: Diskominfotik Sumbar]

Padang, Padangkita.com – Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional Bung Hatta yang mengusung tema ‘Bedah Pemikiran Bung Hatta Tentang Perkoperasian, Minggu (27/11/2022).

Mahyeldi menyampaikan, Mohammad Hatta atau Bung Hatta tumbuh dan berkembang dalam keseharian Minangkabau. Keluarga Bung Hatta merupakan keluarga yang taat dengan agama, adat dan istiadat Minangkabau melekat dalam sosok Bung Hatta.

Dari sejak kecil, kata Mahyeldi, Bung Hatta merupakan sosok yang memilki pola hidup hemat. Bung Hatta pun, lanjut Mahyeldi, pernah bercerita kepada siswa INS Kayu Tanam, untuk mengajarkan pola hidup hemat. Waktu itu, Bung Hatta mengambil contoh sabun mandi.

“Sisa-sisa sabun mandi sebesar kuku jangan dibuang, tetapi digabungkan dengan sabun yang baru hingga tidak ada yang tersisa sia-sia,” ujar Gubernur Mahyeldi Ansharullah mengutip pesan Bung Hatta.

Selain Gubernur, seminar nasional tersebut juga menghadirkan pemateri yang informatif tentang sosok Bung Hatta, antara lain Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi, anak pertama Bung Hatta Prof. Meuthia Hatta, Pakar Ekonomi Universitas Bung Hatta Revrisond Baswir, dan Rektor Unand Prof. Yuliandri.

Lebih jauh Mahyeldi juga menjelaskan nilai-nilai kehidupan Bung Hatta antara lain pola hidup sehat, religius, jujur, sederhana, disiplin, cinta tanah air, mandiri, demokratis, cinta buku dan gemar membaca, serta koperasi.

Menurut Mahyeldi, pemikiran Bung Hatta tidak hanya menjadikan koperasi sebagai lembaga ekonomi, tetapi juga sebagai pendidikan yang salah satunya pendidikan antikorupsi bagi anggota koperasi.

“Kekuatan koperasi terletak pada kekompakan para anggotanya, yaitu saling tolong menolong dan tanggung jawab bersama. Bukan mengadakan permusuhan yang menjadi sifat utama, melainkan memperkuat solidaritas antar anggotanya,” ungkap Mahyeldi.

Sementara itu, Deputi  Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi, mengutip salah satu pesan Bung Hatta, bahwa Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta tetapi Indonesia akan bercahaya oleh lilin-lilin di desa.

“Koperasi diibaratkan sebagai sosok guru perekonomian Indonesia. Hal tersebut berarti anggota koperasi sepakat berhimpun dan mengembangkan usaha bersama dimulai dari desa, daerah-daerah yang jauh dari pusat ekonomi,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Perjalanan Rahasia Bung Hatta ke India dan Sejarah Lapangan Udara Gadut

“Lalu, himpunan tersebut dapat menjadi sebuah kekuatan yang mampu bukan sekadar menghimpun sumber daya ekonomi, tetapi juga meningkatkan kemampuan daya saing untuk menyelenggarakan kegiatan di seluruh lapangan usaha yang tersebar di seluruh tanah air, yang mampu meningkatkan kesejahteraan bersama,” ungkapnya. [*/pkt]

 

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Banjir Susulan di Batu Busuak, Gubernur Minta Warga Kembali Mengungsi Demi Keselamatan
Banjir Susulan di Batu Busuak, Gubernur Minta Warga Kembali Mengungsi Demi Keselamatan
Misa Natal Berjalan Aman di Sumbar, Rayakanlah Tahun Baru secara Sederhana dan Penuh Empati
Misa Natal Berjalan Aman di Sumbar, Rayakanlah Tahun Baru secara Sederhana dan Penuh Empati
Mendagri Apresiasi Kinerja Pemprov Sumbar Dalam Penanganan Bencana - Pengelolaan APBD
Mendagri Apresiasi Kinerja Pemprov Sumbar Dalam Penanganan Bencana - Pengelolaan APBD
Pemerintah Jamin Stok BBM, LPG dan Listrik di Sumbar Mencukupi Selama Libur Nataru
Pemerintah Jamin Stok BBM, LPG dan Listrik di Sumbar Mencukupi Selama Libur Nataru
Perantau Minang Sumsel Serahkan Bantuan 5 Ton Beras untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
Perantau Minang Sumsel Serahkan Bantuan 5 Ton Beras untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
Masa Tanggap Darurat Berakhir, Ada 28 Jenazah Korban Bencana di Sumbar Belum Teridentifikasi
Masa Tanggap Darurat Berakhir, Ada 28 Jenazah Korban Bencana di Sumbar Belum Teridentifikasi