Jakarta, Padangkita.com - Usai kenaikan harga pertamax beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia berencana bakal menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite dan solar. Diketahui rencana tersebut belum mendapat persetujuan dari DPR RI.
Kabar rencana kenaikan ini disampaikan Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto. Dia menjelaskan, kenaikan harga pertalite diajukan pemerintah yakni sekitar Rp2.000 hingga Rp3.000 per liter. Diketahui saat ini harga pertalite Rp7.650 per liter, sehingga jika naik harganya bakal menjadi sekitar Rp9.500 per liter.
“Sudah ada semacam hitung-hitungan Pertalite sudah lah naik kurang lebih Rp3.000 per liter, paling tinggi ya, idealnya di angka Rp2.000, sehingga harganya di Rp9.500 menggantikan Pertamax yang lalu,” kata Sugeng kepada media di Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Lebih lanjut Sugeng menjelaskan, kenaikan harga pertalite ini bertujuan untuk menyeimbangkan kas PT Pertamina. Sebab kata dia, saat ini kuota BBM subsidi sudah melebihi kapasitas yang ditetapkan pemerintah. Menurutnya,keuangan Pertamina harus diselamatkan. Saat ini Pertamina mendapat penugasan untuk menanggung kelebihan harga tersebut.
“Itu sudah agak lumayan. Cash flow Pertamina sudah agak mulai terbantu karena ini volumenya tinggi. Sekali lagi cash flow Pertamina juga harus kita selamatkan sebagai BUMN yang mendapatkan tugas sebagai public service obligation atau PSO,” katanya.
“Mengingat cash flow Pertamina hari ini sudah sangat sangat kritis,” tambahnya lagi.
Diketahui, kemungkinan kenaikan harga BBM ini juga sudah disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat rapat dengan Komisi VII DPR kemarin. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, harga pertalite dan solar harus mengalami penyesuaian untuk menyikapi kondisi global.
Sebab pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk menyikapi kenaikan harga minyak dunia yang kini sudah mencapai 100 dollar AS per barrel.
Ia menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina membuat harga minyak mentah Indonesia (ICP/Indonesia Crude Price) per Maret 2022 sebesar 98,4 dollar AS per barrel. Padahal asumsi APBN 2022 hanya 63 dollar AS per barrel.
“Untuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti KBLBB, bahan bakar gas (BBG), bioethanol, bioCNG, dan lainnya,” ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (13/4/2022) lalu.
Baca Juga: Modus Penyelewengan BBM Bersubsidi di SPBU Padang
Saat ini Pertalite dan Solar tidak mengalami kenaikan seiring masih mendapatkan subsidi dari pemerintah, meski BBM nonsubsidu sudah naik pada 1 April 2022. Harga Pertalite saat ini masih banderol Rp7.650 per liter, sementara Solar masih Pertamina jual Rp5.150 per liter. [*/isr]