Padang, Padangkita.com - Hujan deras sejak Kamis (13/7/2023) hingga Jumat (14/7/2023) lalu, menyebabkan hampir seluruh wilayah Kota Padang terendam banjir.
Hal tersebut memicu aliran kali dan sungai meluap. Selain itu, saluran drainase yang tersumbat sampah juga turut andil memicu banjir.
Sampah dari saluran drainase yang terbawa aliran air akan masuk ke sungai dan diteruskan ke laut.
Setelah banjir surut, masalah yang kemudian muncul adalah sampah yang menumpuk di pantai.
Pascabanjir, sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) mengalami peningkatan dibandingkan sebelum terjadinya banjir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang mengatakan timbulan sampah harian yang awalnya sekitar 490 ton menjadi 510 ton setelah terjadinya banjir.
“Peningkatan sampah pascabanjir menyebabkan sampah melimpah di banyak TPS,” ujar Mairizon, dikutip Selasa (18/7/2023).
Untuk menangani sampah pascabanjir, DLH Kota Padang mengarahkan petugas kebersihan untuk segera mengangkut sampah yang menumpuk di tempat penampungan (TPS) pada setiap kecamatan.
“Semua tim penyapuan yang terbagi atas 11 wilayah kita libatkan untuk membantu pengangkatan sampah di TPS terdekat di wilayah masing-masing. Agar proses pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dapat berjalan dengan cepat, dilakukan penambahan ritasi pengangkutan di beberapa TPS,” jelas Mairizon.
Mairizon menambahkan salah satu penyebab terjadinya banjir di Kota Padang adalah sampah yang sengaja dibuang di saluran air sehingga menyumbat saluran.
Untuk itu, ia meminta masyarakat menghentikan kebiasaan membuang sampah sembarangan salah satunya ke aliran kali.
Baca Juga : Cegah Penumpukan Sampah di Fasum, Ini yang Dilakukan Warga Mato Aia Padang
“Ini yang sampai saat ini terus kita dorong agar masyarakat bisa meningkatkan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan seperti ke kali,” ungkap Mairizon. [*/hdp]