Padang Maksimalkan Potensi Rendang

Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Tersedia pilihan rendang nabati untuk orang tidak bisa mengkonsumsi daging atau protein hewani

Rendang Lokan (Foto: FB Lokana)

Lampiran GambarPadangkita.com - Rendang merupakan makanan berbahan dasar daging dengan campuran santan, bumbu, dan rempah-rempah.

Untuk menghasilkan rendang, dibutuhkan proses memasak yang cukup lama hingga kering dan berwarna kehitam-hitaman.

epala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kota Padang melalui Sekretarisnya Desemberius  mengatakan makanan khas Ranah Minang ini sudah tak asing lagi di telinga orang-orang dalam negeri bahkan di mancanegara.

Sehingga rendang dianggap perlu untuk dimaksimalkan dalam hal standarisasi yang jelas. Tujuannya agar rendang bisa masuk pasar nasional hingga pasar ekspor dalam jumlah besar ke berbagai negara.

"Saat ini merupakan momentum bagaimana menjadikan rendang itu mengungkit. Maksudnya yaitu, bagaimana orang yang ingin mencicipi rendang tentunya akan mengunjungi Kota Padang," katanya dikutip dari Humas Kota Padang, Kamis (13/09/2018)..

Mengingat potensi pasar rendang sangat besar serta semakin dikenal masyarakat Internasional, kata Desemberius, dibutuhkan langkah-langkah strategi agar rendang lebih mendunia.

Dalam perencanaan, pada tahun 2020 nanti Pemko Padang melalui Disknakerin akan membangun sentra industri rendang di atas tanah seluas 5100 meter persegi, tepatnya di belakang kantor camat Koto Tangah.

Sentra industri tersebut akan memenuhi standar industri berupa uji kelayakan, memiliki tempat workshop yang higienis, dan disediakan pasar onlinenya.

"Pembangunan sentra rendang itu berasal dari DAK Kementerian Perindustrian yang diperkirakan menelan biaya mencapai Rp13 miliar lebih. Sementara untuk penghuni sentra nantinya akan diseleksi dari aspek higienis, sanitasi, aspek legal formal, dan variatifnya. Dimana 10 UMKM juga akan ditempatkan di sana dengan seleksi ketat," ujarnya.

Desemberius mengatakan, standarisasi tersebut ditinjau dari higienitas, daging yang digunakan hingga teknologi pengemasan agar tahan lama.

Selain itu, Desemberius pun mengaitkan pembangunan sentra industri rendang dengan kunjungan wisata Kota Padang.

Sebab kunjungan wisata ke Ibukota Provinsi Sumatera Barat ini mengalami peningkatan yang terus tumbuh dan berkembang.

"Lihat saja pada tahun 2017-2018 ini saja sudah mencapai lebih kurang 3.700.000 pengunjung wisata ke kota ini. Momentum ini juga harus kita manfaatkan sebagai celah bisnis bagi masyarakat pelaku UMKM di Kota Padang. Salah satunya terhadap pengembangan sentra kuliner rendang disertai produk-produk lainnya," pungkas Desemberius.

Baca Juga

Kuliner Indonesia Masuk Pasar Internasional, BNI Dukung Pembiayaan Usaha Diaspora di Luar Negeri
Kuliner Indonesia Masuk Pasar Internasional, BNI Dukung Pembiayaan Usaha Diaspora di Luar Negeri
Gabungan UMKM akan Adakan Festival Kulek-kulek di Kota Padang, Catat Jadwal dan Lokasinya
Gabungan UMKM akan Adakan Festival Kulek-kulek di Kota Padang, Catat Jadwal dan Lokasinya
Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
Pemprov Sumbar Bawa UMKM Ikut IFFE 2024 di Korea Selatan, Ada Rendang Beragam Varian
Pemprov Sumbar Bawa UMKM Ikut IFFE 2024 di Korea Selatan, Ada Rendang Beragam Varian
Tradisi Marandang Perlu Diwariskan, Jangan Sampai Anak Muda Cuma Tahu Lezatnya saja
Tradisi Marandang Perlu Diwariskan, Jangan Sampai Anak Muda Cuma Tahu Lezatnya saja
Kuliner Minang makin Diminati, 1 Ton Bumbu Rendang dan Kalio kembali Diekspor ke Norwegia
Kuliner Minang makin Diminati, 1 Ton Bumbu Rendang dan Kalio kembali Diekspor ke Norwegia