Padang, Padangkita.com – Cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang melanda Kota Padang sejak Jumat (21/11/2025) hingga Minggu (23/11/2025) menimbulkan dampak kerusakan yang cukup masif. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang mencatat belasan peristiwa pohon tumbang yang sempat melumpuhkan akses jalan warga.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, mengonfirmasi rentetan kejadian tersebut. Berdasarkan data rekapitulasi Pusdalops, intensitas bencana meningkat signifikan selama akhir pekan.
"Iya, sejak Jumat lalu hingga hari Minggu ini ada sekitar 18 pohon yang tumbang," ungkap Hendri Zulviton saat memberikan keterangan kepada awak media, Minggu (23/11/2025) malam.
Hendri menjelaskan bahwa sebaran lokasi kejadian cukup merata, namun wilayah utara Kota Padang menjadi titik terparah.
"Pohon tumbang paling banyak terjadi di Kecamatan Koto Tangah. Seluruh kejadian di hari Sabtu itu di Kecamatan Koto Tangah," terangnya.
Berdasarkan data lapangan, pada Jumat (21/11/2025) terdapat enam titik pohon tumbang, antara lain di Seberang Padang, Padang Besi, Korong Gadang, dan Dadok Tunggul Hitam. Sementara pada Sabtu (22/11/2025), kejadian bergeser ke Tanjung Aur, Koto Panjang Ikur Koto (KPIK), Pasie Nan Tigo, Anak Aie, dan dua titik di Lubuk Minturun.
Teror cuaca buruk berlanjut hingga Minggu (23/11/2025) dengan laporan pohon tumbang di Kampung Pondok, Purus, Pisang, Kampung Baru, dan Korong Gadang. Hendri menambahkan bahwa dampak cuaca ekstrem tidak hanya terbatas pada pohon tumbang.
"Selain pohon tumbang juga ada tanah ambles di Mata Air Padang Selatan, serta genangan air di Gunung Panggilun, Kecamatan Nanggalo," sebut Hendri merinci dampak bencana.
Merespons kondisi ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau telah mengeluarkan peringatan dini bahwa cuaca ekstrem diprediksi masih akan berlangsung hingga 27 November 2025. Fenomena ini dipicu oleh pertemuan massa udara di wilayah barat Samudra Hindia yang meningkatkan tinggi gelombang dan curah hujan.
Menyikapi prediksi tersebut, Hendri mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang beraktivitas di laut.
"Kita juga imbau kepada nelayan untuk juga waspada. Pantau terus kondisi cuaca sebelum melaut," tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa kecepatan angin yang mencapai di atas 15 knot dan gelombang setinggi dua meter sangat berisiko bagi keselamatan pelayaran nelayan kecil. Bagi warga kota, kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi harus ditingkatkan.
Baca Juga: Padang Dikepung Cuaca Ekstrem, Rentetan Pohon Tumbang Lumpuhkan Akses Jalan Warga
"Mengingat kondisi cuaca ekstrem, kami mengimbau warga Padang untuk siaga dan waspada terhadap potensi bencana. Semoga ke depan tidak terjadi bencana," harap Hendri menutup keterangannya. [hdp]











