Sebelumnya, Kepala Dinas PSDA Pessel, Doni Gusrizal mengatakan, untuk penanganan banjir di Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan sudah sempat ditangani oleh Balai Wilayah V Sumatera pada awal 2020. Namun, karena dalam kondisi Pandemi Covid-19, anggaran yang diusulkan belum bisa terealisasi.
Kini, kata Doni, Dinas PSDA Pessel juga mencoba mengajukan proposal melalui Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) dengan harapan penanganan banjir segera teratasi melalui dukungan anggaran dari instansi terkait.
Proposal yang diajukan, jelas Doni, juga sudah sudah diekspos oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat ke Menko Maritim.
Doni menjelaskan, panjang bantaran sungai Batang Tapan secara keseluruhan mencapai 86 kilometer.
Kini, Pemda baru mengupayakan penanganan darurat, yaitu pemindahan alur sungai yang menikung ke arah Kampung Tengah dan Binjai.
"Ya kalau darurat itu sifatnya sementara dan tidak bertahan lama,” ucapnya.
Dia menyebutkan, total anggaran yang diusulkan untuk normalisasi secara keseluruhan, mencapai setengah triliun atau Rp500 miliar hingga Rp600 miliar. Namun, dalam kondisi saat ini, menurut Doni hal itu belum mungkin terealisasi maksimal.
"Nanti kita sesuaikan dengan perencanaan atau setelah anggaran yang turun atau diterima. Untuk tahap awal, mungkin nanti sasarannya sekitar 10 kilometer yang dapat menelan anggaran sekitar Rp20 miliar hingga Rp30 miliar,” terangnya.
Sasaran awal itu, kata Doni, yaitu memprioritaskan lokasi yang sering terdampak banjir, yaitu di dekat Kampung Tengah Tengah dan Binjai Tapan.
Baca juga: Usai Dilanda Banjir, 50 Hektare Tanaman Padi di Rahul Tapan Pessel Diserang Hama
"Bisa jadi nanti pasang batu jetty atau lainnya yang sifatnya permanen,” katanya. [nik/zfk]