Berita Pasaman Barat hari ini dan berita Sumbar hari ini: Sejumlah guru merasa kecewa dengan seminar nasional yang diselenggarakan IMTC di Pasaman Barat.
Simpang Empat, Padangkita.com - Sejumlah guru yang merupakan peserta Indonesia Millennial Teacher Center (IMTC) Pasaman Barat (Pasbar) merasa kecewa dengan kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 18-20 Maret 2021.
Para guru yang terdiri dari Guru Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat itu merasa bahwa seminar nasional yang diselenggarakan sia-sia dan tak dapat apa-apa dari kegiatan itu.
Bahkan, uang yang dirogoh secara pribadi dan digunakan untuk seminar tersebut terasa amat besar dan tak sebanding dengan apa yang didapatkan. Belum lagi, kuota internet untuk mengikuti seminar secara daring itu juga terasa terbuang sia-sia.
Apa yang dijanjikan di awal, tidak sesuai dengan kenyataan. Bahkan, narasumber yang disebutkan dari Firlandia hanya sebatas video belaka yang diputar ulang, bukan memberikan materi secara langsung.
Lalu, Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Ganefri yang dijanjikan sebagai narasumber juga tidak dihadirkan. Digantikan oleh orang lain, dengan materi yang disampaikan untuk TK hingga SMA, sama saja.
Tak hanya sampai di situ, para peserta juga mengeluhkan aplikasi zoom meeting yang sering eror dan buffering. Lengkap sudah, seminar nasional berbayar yang diharapkan untuk menambah ilmu dan wawasan itu hanya isapan jempol belaka.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh sejumlah guru yang tak ingin disebutkan namanya. Bahwa, seminar nasional itu sama sekali tidak ada hasilnya.
"Kami kecewa, masalahnya, kami bayar dengan uang pribadi untuk ikut acara ini. Tapi, hasilnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Sementara, katanya ini adalah seminar nasional," ujar mereka kepada Padangkita.com beberapa waktu lalu.
Meskipun demikian, kata mereka, acara sudah berlalu dan tak mungkin juga disesalkan. Mereka mengaku tak dapat berbuat banyak atas apa yang telah mereka dapatkan dari seminar nasional berbayar itu.
"Kami hanya ingin sampaikan unek-unek kami, ingin curahkan keluh-kesah kami, agar hal serupa tak terulang lagi. Biarlah kami yang menerima kenyataan seperti ini, jangan sampai kawan-kawan yang lain menjadi korban janji manis IMTC," ungkap mereka.
Sementara itu, pihak yang diajak untuk kerjasama untuk menyelenggarakan kegiatan itu juga mengaku kecewa. Salah satunya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pasaman Barat.
Ketua PGRI Pasaman Barat, A. Maulana Lubis mengatakan, pihak IMTC tidak bertanggung jawab melaksanakan acara tersebut.
Selain kacaunya pelaksanaan webinar, narasumber yang dihadirkan juga tidak sesuai. Lalu, uang sewa untuk tempat acara juga belum dibayarkan.
Apalagi, PGRI ikut andil dalam penyelenggaraan kegiatan itu. PGRI, kata Maulana, merasa malu atas apa yang telah dilakukan IMTC.
"Rencananya, ini akan kami laporkan kepada Bupati. Kami akan jelaskan kepada bupati seluruhnya, sampai keuangannya. Kami protes kepada IMTC sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan acara ini," ujarnya.
Lalu, Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekretariat Daerah (Setda) Pasbar, Faisal juga membenarkan bahwa pihaknya hingga saat ini belum menerima pembayaran retribusi pemakaian gedung balairung untuk acara IMTC itu.
"Kami juga meminta agar hal itu segera diselesaikan, sebab itu menyangkut PAD Pasaman Barat," katanya.
Dituding Penipu dan Acara Hanya Modus untuk Cari Keuntungan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aliansi Masyarakat Bersatu Pasaman Barat (AMB-PB) juga ikut bersuara terkait pelaksanaan seminar nasional berbayar di Pasaman Barat itu.
Ketua LSM AMB-PB, Yuheldi mengatakan, bahwa lukanya hati para guru yang mengikut seminar itu juga telah melukai semua elemen masyarakat yang ada di Pasaman Barat.
"Jangan sampai kembali lagi IMTC menggelar acara. Kita juga akan pertanyakan legalitas dan payung hukum mereka membuat acara tersebut. Jangan-jangan, ini modus mencari keuntungan," ujar Yuheldi.
Terpisah, melalui WhatsApp, Founder IMTC Nasional, Herdinalsky melalui penasehat IMTC dan juru bicara, Syaiful Husen menjelaskan, Narasumber ataupun Pemateri dari Firlndia (luar negeri) tidak bisa dihadirkan, karena bayarannya tidak cocok dengan konstribusi jumlah peserta, untuk vidio rekaman yang diputar itu saja bayarannya puluhan juta.
Kemudian, ketidakhadiran Rektor UNP, Prof. Ganefri karena jadwal seminar bersamaan dengan jadwal wisuda di UNP. "Makanya, Profesor Ganefri merekomendasikan wakil beliau sebagai pengganti untuk memberikan materi," ujarnya kepada Padangkita.com.
Kemudian terkait jaringan yang tidak maksimal alias lelet, Syaiful mengatakan, karena memang beberapa lokasi di Pasbar sinyal internet kurang bagus.
Sementara untuk materi seminar, jelas Syaiful, bahwa materi memang tidak dibedakan untuk para guru atau tidak ada tingkatan.
Dicontohkannya, pemateri Munif Khatib yang memberikan pemahaman bagaimana menjadi guru yang menyenangkan dan menyelesaikan persoalan apa yang dihadapi peserta didik dan apa yang harus dilakukan oleh seorang guru di era digitalisasi ini.
Baca juga: Butuh Ratusan Miliar, Pasaman Barat Masuk Prioritas Mitigasi Bencana di Sumbar
"Untuk Jasa operator di setiap kabupaten dan kota sama jumlahnya. Sementara, tentang pemakaian balairung, karena peserta tidak sesuai dengan rancangan awal yang diberikan Kadisdikbud (peserta kurang), makanya IMTC bermohon kepada Wakil Bupati (Wabup) Risnawanto, untuk dapat dispensasi dan itu sudah disetujui Wabup," katanya. [zfk]