Padang, Padangkita.com - Pencinta sepak bola era galatama pasti sudah tidak asing dengan nama Afdal Yusra. Legenda hidup tim Semen Padang FC ini kerap beroperasi di sisi bek sayap kiri saat bermain.
14 musim memperkuat tim berjuluk Kabau Sirah, menasbihkan namanya sebagai legenda klub yang disegani.
Dirinya masih ingat bagaimana awalnya bisa berkarir di tim sepakbola kebangsaan masyarakat Minang tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa itu semua tidak terlepas dari campur tangan Suhatman Imam, yang ketika itu menjadi pelatih kepala SPFC.
Afdal Yusra menyampaikan bahwa Suhatman Imam adalah sosok yang sangat berjasa bagi dirinya dalam berkarir di sepakbola.
Tidak hanya sebagai pelatih, beliau merupakan sosok orang tua yang sangat disegani. Ketika ditanya apa yang membuat Suhatman Imam tertarik untuk mengajaknya bergabung ke SPFC, Afdal sendiri hingga saat ini tidak tahu apa alasannya.
"Yang jelas, beliau punya penilaian sendiri. Saya pun sampai saat ini, hanya ingat perkataan yang disampaikan Pak Suhatman Imam. Saat itu tahun 1986, beliau datang menemui saya di Lapangan Imam Bonjol Padang. Beliau mengatakan 'Kamu Afdal, besok berangkat ke Semen Padang'. Hanya itu kata Pak Suhatman Imam kepada saya yang sampai saat ini masih saya ingat," kata Afdal.
Lebih lanjut, mantan pelatih U-18 Semen Padang FC ini menceritakan awal mulanya dia gemar bermain sepakbola hingga menjadi pemain profesional bersama SPFC.
Dirinya sejak SD dia sudah 'gila' bola. Semua tanah lapang yang ada di tempat tinggalnya di kawasan Gauang, Kelurahan Gates Nan XX, Kecamatan Lubeg, Kota Padang, dijadikan tempat untuk bermain sepakbola bersama teman-teman seusianya.
"Rumah orangtua saya di Gauang itu dekat dengan pantai. Jadi, kalau tidak di tanah lapang, di pantai pun jadi. Kadang-kadang, juga di halaman rumah orangtua saya. Kebetulan, pekarangan halaman rumah cukup luas, dan bisa untuk main sepakbola. Bola yang kami pakai bola plastik," kenang pemain kelahiran 1968 itu.
Begitu tamat SD tahun 1981, Alumni SD Negeri Teluk Bayur itu pun kemudian masuk SMP Negeri 6 Teluk Bayur.
Ketika SMP, Afdal pun masuk ke PS Mahcudum yang lokasinya berada di Jalan Hiligoo.Satu tahun di PS Machudum, dirinya dipanggil masuk ke tim PSP Padang Junior di tahun 1985 untuk mengikuti Piala Suratin U-17.
"Usai Piala Suratin, saya ditarik ke Diklat PPLP Sumbar dan mengikuti turnamen sepakbola antar diklat se-Indonesia yang diadakan di Lapangan Imam Bonjol Padang. Tim PPLP Sumbar meraih juara I. Tidak sampai 1 tahun di PPLP, barulah saya ditarik ke SPFC pada tahun 1986, dan ketika itu saya masih kelas 2 SMA Negeri 1 Padang," kata Afdal.
Meski berstatus sebagai pemain SPFC dan tinggal di Mess Galatama SPFC, anak pertama dari 3 bersaudara pasangan alm Abaschan dan Hj Yusr itu, tetap terus giat melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Padang.
Bahkan, Afdal pun harus berpandai-pandai membagi waktu antara pendidikan dan sepakbola.
"Di masa ini, kegiatan saya sehari-hari, yaitu habis salat Subuh saya latihan secara mandiri dan itu diawasi oleh pelatih fisik. Kemudian, jam 06.30 pergi sekolah, dan pulang sekolah kembali latihan sore bersama teman-teman yang lain. Begitu setiap harinya sampai saya tamat SMA tahun 1987," bebernya.
Afdal menyebut bahwa Semen Padang FC adalah satu-satunya tim sepakbola profesional yang membesarkan namanya.
Bahkan, bersama dengan SPFC yang kala itu bermain di Divisi Utama yang merupakan liga tertinggi di Indonesia, berbagai prestasi pun berhasil diraihnya.
Bahkan, dia pun ikut merasakan masa-masa kejayaan SPFC di kancah sepakbola Indonesia. Mulai dari juara Piala Galatama pada tahun 1992 setelah mengalahkan Arema Malang, hingga mewakili Indonesia di Piala Winners Asia tahun 1993 – 1994 sampai ke babak delapan besar.
Pada penampilan perdananya di kancah Asia ini, SPFC mendapatkan bye dari putaran pertama dan berhasil mengalahkan wakil Vietnam Cảng Sài Gòn dengan skor agregat 2-1 pada putaran kedua.
"Di putaran ketiga, SPFC terpaksa mengakui keunggulan wakil Jepang Nissan Motors F.C,walaupun berhasil menang 2-1 di laga kandang," ungkapnya.
Di luar SPFC, berbagai prestasi juga pernah diraih Afdal. Bahkan di tahun 1988, Afdal pernah dipanggil PSSI untuk mengikuti Piala Raja U-21 yang digelar di Bangkok, Thailand, kemudian mewakili Sumbar pada ajang PON XII di Jakarta pada tahun 1989, serta pernah dipanggil mengikuti seleksi PSSI Senior untuk Sea Games tahun 1993. Pada tahun 2000, Afdal pun mengakhiri karirnya sebagai pemain profesional SPFC.
"14 tahun saya di SPFC, dan setelah gantung sepatu, saya pun mencoba berkarir sebagai pelatih mulai tahun 2003 sampai 2008. Pada tahun 2003, saya pun menjadi pelatih PSP-U18 di tingkat Sumatra yang digelar di Palembang. Tahun 2006, sebagai pelatih Tim Sepakbola Unand dan meraih juara I. Kemudian tahun 2007, menukangi PS Semen Padang U-18 dan berhasil Juara I tingkat Sumbar. Tahun 2008, menjadi caretaker asisten pelatih PS Semen Padang," bebernya.
Semen Padang FC tidak hanya sebagai tim yang membesarkan namanya. Tapi, berkat SPFC lah dirinya bisa menjadi karyawan PT Semen Padang dan saat ini menjadi Ka. Sie Staff Operasional Keamanan di Unit Pengamanan PT Semen Padang.
Baca Juga: Afdal Yusra, Legenda Semen Padang FC, Berharap SPFC Kembali ke Liga 1
Karir Afdal Yusra sebagai karyawan PT Semen Padang juga berjalan mulus hingga saat ini, bahkan pada 2016, Afdal pun meraih penghargaan sebagai karyawan teladan. [*/hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News