Padang, Padangkita.com - Banyak orang menilai bahwa orang Minangkabau merupakan masyarakat yang pintar atau cerdik berdagang (berjualan). Tak ayal, banyak orang-orang Minang, umumnya di perantauan sukses karena berdagang.
Dalam buku Keajaiban Pepatah Minang karangan Gouzali Saydam yang diterbitkan Pustaka Setia tahun 2010, kiat sukses pedagang Minang tak terlepas dari mengamalkan pepatah yang ada di Minangkabau.
Kemampuan orang-orang Minang untuk mengatur cara berdagang atau yang dikenal kemampuan manajerial diambil dari pemaknaan pepatah tersebut.
Bahkan, dalam buku tersebut diterangkan, bahwa pepatah berperan penting dalam pengelolaan sumber yang ada, baik Sumber Daya Manusia (SDM) ataupun Sumber Daya Alam (SDA) agar pencapaian tujuan lebih efektif dan efisien.
Berikut rangkuman Padangkita.com dari buku Keajaiban Pepatah Minang sebagai salah satu alasan kesuksesan para pedagang
Efisien
Dalam buku itu juga dituliskan, bahwa seseorang dapat mengurus bisnis, idealnya memiliki kemampuan untuk bersikap dan berpikir efisien dan itu terdapat dalam sebuah pepatah Minang.
Duduak marajuik ranjau, tagak maninjau jarak (Duduk merajut ranjau, berdiri memperhatikan jarak)
Duduak marajuik ranjau, tagak maninjau jarak maksudnya, orang yang bijak dan menghargai waktu akan terus melakukan hal yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang.
Makanya, penting bagi seorang pedagang atau manajer mengatur dan membagi waktu, dan waktunya tidak terbuang sia-sia.
Pepatah selanjutnya, yaitu;
Nak kuniang bueklah kunyik, nak masin bueklah garam (Kalau mau kuning maka pakai kunyit, kalau mau asin maka pakai garam)
Nak kuniang bueklah kunyik, nak masin bueklah garam menyinggung sifat dari tumbuhan kunyit biasanya warnanya digunakan sebagai zat pewarna makanan. Sedangkan garam digunakan ketika seseorang menginginkan rasa asin pada makanannya.
Dari paparan tersebut mengandung maksud yang dalam, yaitu orang yang bijak atau seorang manajer, harus bijak dalam memanfaatkan sesuatu tanpa mengeluarkan biaya yang mahal, ini bukan dalam artian pelit, tapi dalam memahami mana yang barang yang diperlukan dan mana yang diinginkan.
Pepatah selanjutnya, yaitu;
Cadiak jan mambuang kawan, gapuak nan usah mambuang lamak, tukang nan indak mambuang kayu (Kalau cerdik/pintar jangan menyisihkan teman, kalau gemuk jangan membuang lemak, tukang tidak membuang kayu)
Maksud dari pepatah itu adalah, seseorang yang cerdas tidak akan meninggalkan temannya, karena seorang teman pasti akan membantu kita. Demikian juga dengan badan gemuk karena banyak lemak, tidaklah bijaksana bila lemak itu dibuang karena dapat membahayakan jiwa.
Tukang yang pintar dan ahli amat pandai memanfaatkan bahan kayu yang ada dan tidak akan mau membuang-buang kayu selama prosesnya bekerja.
Ini membuktikan bahwa pekerjaan tidak bisa diemban kepada satu orang saja. Seorang pemimpin atau manajer yang bijak dalam pekerjaannya akan memanfaatkan tenaga dengan memahami karyawannya mana yang cocok dalam memenuhi suatu pekerjaan.
Kreatif
Kreatifitas dalam wirausaha merupakan kemampuan seseorang untuk menuangkan ide dan gagasan melalui berpikir kreatif, menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan. Berikut pepatah Minang mengenai sikap kreatif tersebut.
Tak aia paluah diuruik, tak aia talang dipancuang (Tidak ada air peluh diurut, tidak ada air talang dipancung)
Tak aia paluah diuruik, tak aia talang dipancuang maksudnya, bagi orang yang panjang akal tidak akan kehabisan ide dan tidak ada kesulitan ketika bekerja.
Hal tersebut bisa dikiaskan dalam keadaan darurat (terpaksa) keringat bisa digunakan sebagai pengganti air, demikian pula bila tidak tersedia air, masih bisa memanfaatkan talang yang dipancung untuk menghasilkan air.
Pepatah tersebut menjelaskan banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan. Seorang manajer haruslah kreatif sebagai orang yang bertanggung jawab atas perusahaannya yang selalu dituntut untuk selalu berusaha dan bekerja keras sekalipun dalam keadaan darurat dengan mengambil resiko sekecil mungkin.
Inovatif
Selanjutnya, seorang pengusaha/pedagang juga harus memiliki kemampuan berinovasi. Kemampuan berinovasi, yaitu menciptakan, baik sumber daya produksi baru maupun pengelolaan sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
Pandai baminyak aia (Pandai/pintar berminyak air)
Pepatah ini dipahami jika seseorang yang ingin menjadi wirausahawan haruslah mempunyai visi dan misi, tetapi tetap tidak menyalahi kebiasaan umum atau undang-undang, serta harus pandai membawa diri agar bisa memiliki daya inovatif.
Begitu juga dengan seorang manajer, bahwa ia harus pandai menghasilkan sesuatu yang baru, serta bisa menjadikan sesuatu yang kurang berharga menjadi bernilai dengan menggunakan kemampuan yang dia miliki.
Produktif
Cara berpikir yang efisien, kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda dan baru, tidak ada artinya jika tidak dikerjakan dengan tekun dan terus menerus.
Nah, paling penting dari rahasia manajerial orang Minang adalah kesabaran dan keteguhan untuk terus berusaha, sebagaimana digambarkan dalam pepatah ini;
Padi dikabek jo daunnyo, batang ditungkek jo dahannyo (Padi diikat dengan daunnya, batang/pohon tongkat/ditopang dengan dahannya)
Maksud dari pepatah tersebut yaitu, batang padi yang sudah berbuah di tengah sawah biasanya berat karena isi padi yang mulai bernas, sehingga batang padi menjadi condong ke bawah seolah-olah rebah.
Baca juga: Badu Ata & Co, Perusahaan Orang Minang Pemilik Pasar Gadang
Untuk menegakkannya, batang padi diikat dengan daunnya agar tetap tegak. Perumpamaan tersebut sama halnya dengan orang pintar akan mengambil kebijakan untuk memperluas bangunan, begitu juga dengan seorang manajer akan membuat kebijakan yang akan membuat perusahaan produktif. [zfk]