Lubuk Basung, Padangkita.com – Salah satu usaha madu galo-galo yang mulai berkembang di Sumatra Barat (Sumbar) terdapat di Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam.
Usaha madu galo-galo ini dikelola Kelompok Tani Hutan (KTH) Batu Gajah Sepakat di kawasan perhutanan sosial. Di lokasi yang sama kelompok tani juga menanam pisang.
“Kita memulai usaha ini sekitar setahun lalu, hingga kini masih berjalan dengan baik,” ujar Ketua KTH Batu Gajah Sepakat, Yudi Kurnia, (7/10/2022).
Sebelumnya, kata Yudi, Palupuah dapat bantuan dalam mengembangkan usaha ini sebanyak 200 stup untuk 10 KTH.
“Karena KTH Batu Gajah Sepakat dinilai bersemangat, maka kita dapat bantuan (tambahan) 22 stup,” ungkapnya.
Menurut Yudi, usaha madu galo-galo ini tidak sulit, hanya perlu pengawasan dari hewan yang akan memangsa lebah galo-galo.
“Lebah akan keluar untuk mencari makan dengan sendirinya,” kata Yudi.
Dalam usaha ini, KTH Batu Gajah Sepakat memanen 1 kali sebulan. Sekali panen bisa menghasilkan sekitar 20 liter madu.
“Satu stup bisa menghasilkan madu 750 ml-800 ml. Sedangkan dalam penjualan menggunakan botol ukuran 80 ml dan 250 ml,” terangnya.
Ia menjelaskan, 1 botol ukuran 80 ml dijual Rp50.000 dan 250 ml Rp150.000. Pemasaran memanfaatkan media sosial, dan juga ada yang pembeli yang langsung ke lokasi.
“Kita ada pelanggan tetap dari provinsi lain, bahkan madu galo-galo kita ini juga sudah dicicipi pelancong dari mancanegara,” ujarnya bangga.
Yudi menceritakan, madu galo-galonya itu dicicipi WNA, setelah ia menawarkan ke Kafe Rafflesia Luwak Coffee.
Madu ditawarkannya untuk diaduk dengan kopi luwak, sehingga pengunjung cafe yang dominan dari mancanegara itu jadi tertarik.
Baca juga: Mengintip Aksi Budidaya dan Pemburu Madu Galo-galo di Nagari Tapi Selo Tanah Datar
“Berawal dari situ permintaan madu mulai meningkat, untuk memenuhinya madu kita titip di kafe itu. Bahkan ada WNA yang membawa madu ini ke negaranya,” ujarnya. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News