Masyarakat Diminta Jangan Takut Melakukan Vaksinasi

Relawan Vaksin Covid-19 meninggal

Ils. [Foto: Ist]

Padangkita.com - Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan drg R Vensya Sitohang M Epid meminta masyarakat jangan takut untuk melakukan vaksinasi.

Ia menjelaskan vaksinasi atau imunisasi telah dikenal sejak abad ke-18 dan telah terbukti mampu melindungi manusia dengan memberikan kekebalan tubuh dari berbagai macam penyakit.

Menurutnya, di Indonesia, salah satu contoh keberhasilan vaksin adalah pencegahan penularan penyakit cacar di era 1980 an.

”Jangan takut imunisasi, karena kualitas terjaga dan tentunya dari mulai registrasi hingga pembuatan terjaga. Dikawal oleh WHO (badan kesehatan dunia) dan tentunya pelaksanaan di Indonesia juga dikawal Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)," katanya dalam siaran pers yang diterima Padangkita.com, Jumat (2/10/2020).

Ia menambahkan berbagai macam penyakit telah tersedia vaksinnya, mulai dari cacar, polio, TBC, pneumonia, tetanus, campak, rubella, Hepatitis B, difteri, japanese enchephalitis, pertusis, dan terbaru kanker mulut rahim. Termasuk tetanus ibu melahirkan dan bagi baru lahir yang sudah berhasil dihilangkan pada 2016 lalu. Juga ada penyakit maternal dan neonatal.

Baca Juga: Tim Pakar Satgas Covid-19: Virus Corona Bukan Kutukan, Penderita Butuh Dukungan

"Pengembangan vaksinasi ini tidak pernah berhenti. Oleh karena itu dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan, agar semua yang menjadi sasaran imunisasi, bisa mendapatkan haknya dan mendapatkan imunisasi agar terhindar dari penyakit yang dapat di cegah melalui imunisasi," lanjutnya saat menjadi pembicara dalam dialog "Vaksin : Melindungi Diri, Melindungi Negeri" yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Untuk mengatur penyediaan vaksin pemerintah sudah menyiapkan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dimana mengatur setiap anak berhak mendapatkan imunisasi dasar sesuai ketentuan untuk mencegah terjadi penyakit yang dihindari melalui imunisasi.

Melalui Permenkes No. 12 Tahun 2017 pemerintah akan menyediakan dan mendistribusikan semua logistik yang berhubungan dengan imunisasinya mulai vaksinnya, alat suntiknya, safety box dan sebagainya.

Khusus vaksin Covid-19 sejauh ini pemerintah menyiapkan roadmap agar vaksin tersedia tepat waktu.

“Untuk jangka pendek Pemerintah telah melakukan diplomasi dengan berbagai pihak dalam penyediaan vaksin., sementara jangka panjang dilakukan pengembangan vaksin Merah Putih, produksi dalam negeri," jelas Vensya.

Terkait vaksinasi pada anak, Ketua Bidang Humas dan Kesejahteraan Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Hartono Gunadi menyatakan perlu edukasi para orang tua agar memiliki pemahaman terhadap imunisasi.

Hal ini penting agar orang tua tidak memiliki kekhawatiran anaknya akan tertular penyakit-penyakit infeksi berbahaya yang harusnya bisa dicegah dengan imunisasi.

"Orang tua perlu paham, menerima dan mempunyai sikap yang baik terhadap imunisasi," katanya.

Salah satu pemahaman yang salah adalah demam yang timbul setelah seorang anak yang sehat diimunisasi. Sehingga berkembang anggapan bahwa imunisasi itu berbahaya. Padahal hanya 1 persen dari 100 persen jumlah anak yang diimunisasi yang kemungkinan menderita demam

"Efek sampingnya itu sangat ringan bersifat sementara dan dapat hilang dengan pengobatan sederhana dibandingkan komplikasi yang dapat ditimbulkan bila anak tidak mempunyai kekebalan," terang Hartono.

Sebagai contoh imunisasi pentavalen yang tidak diberikan, maka seorang anak bisa kena difteri, tetanus, batuk 100 hari termasuk radang paru-paru yang menjadi penyebab kematian nomor satu pada anak dibawah 5 tahun.

Untuk efek samping vaksin atau yang dikenal dengan kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI), terbagi dua. Ada yang KIPI umum atau sistemik seperti demam, nafsu makan menurun, lemas atau rewel yang paling sering.

Hal i katanya bersifat sementara dan hilang dalam 1 atau 2 hari. Lalu ada lagi KIPI lokal seperti bekas suntik akan menyebabkan pegal, bengkak atau kemerahan yang akan hilang hanya dalam beberapa hari. Ia meminta para orang tua tidak panik dan takut untuk imunisasi.

Pada forum dialog tersebut, Communication for Development Specialist Unicef Indonesia Rizky Ika Syafitri menyatakan,”Indonesia sendiri sudah 30 tahun lebih melaksanakan program imunisasi. Di dunia bahkan sudah lebih lama lagi dan terbukti vaksin menyelamatkan jutaan anak dari kematian, kesakitan dan kecacatan".

Rizky menuturkan dalam memberikan imunisasi terhadap masyarakat banyak tantangan yang dihadapi. Seperti ada masyarakat yang tidak tahu bahwa imunisasi itu penting. Lalu banyak sekali berita bohong atau hoax terkait imunisasi.

"Pemerintah bersama Unicef dan lembaga lainnya berusaha menjawab berbagai misinformasi dan berita bohong terkait imunisasi," ujar Rizky. [abe]


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Catatkan SHU Rp1,9 Miliar, Koperasi KPN Balai Kota Padang Raih Sertifikat Sehat
Catatkan SHU Rp1,9 Miliar, Koperasi KPN Balai Kota Padang Raih Sertifikat Sehat
Catat Kinerja Positif, Laba Bersih Bank Nagari 2023 Capai Rp523,61 Miliar
Catat Kinerja Positif, Laba Bersih Bank Nagari 2023 Capai Rp523,61 Miliar
Kunjungi Posko Erupsi Marapi, Andre Rosiade Bantu Dapur Umum Rp25 Juta dan Sembako
Kunjungi Posko Erupsi Marapi, Andre Rosiade Bantu Dapur Umum Rp25 Juta dan Sembako
Prof. Syukri Arief Resmi Pimpin DPW ADI Sumbar, Ini Harapan Sekdaprov Hansastri
Prof. Syukri Arief Resmi Pimpin DPW ADI Sumbar, Ini Harapan Sekdaprov Hansastri