Masalah Stabilitas Demokrasi Daerah Cuma 2, Kewenangan dan Keuangan

Masalah Stabilitas Demokrasi Daerah Cuma 2, Kewenangan dan Keuangan

Iliustrasi Kepala daerah dan Wakil Kepala daerah.

Jakarta, Padangkita.com – Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Akmal Malik mengingatkan pentingnya kemampuan kepala daerah mengelola kewenangan dan keuangan untuk menghindari konflik.

“Kami mengidentifikasi, persoalan stabilitas demokrasi lokal cuma dua hal saja, yaitu kewenangan dan keuangan,” kata Akmal Malik dalam seminar bertajuk “Pencapaian dan Tantangan Otonomi Daerah: Faktor Kepemimpinan, Kelembagaan dan Stabilitas Politik” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube CSIS Indonesia, Senin.

Dikutip dari Antara, pernyataan Akmal tersebut merupakan tanggapan atas temuan tim peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dalam riset yang bertajuk “Pencapaian dan Tantangan Otonomi Daerah: Dimensi Kepemimpinan, Kelembagaan dan Stabilitas Politik Lokal”.

Adapun temuan yang dimaksud adalah rivalitas antara kepala daerah dan wakil kepala daerah yang mengakibatkan terpolarisasinya birokrat dan tidak efektifnya pembuatan kebijakan di daerah. Temuan tersebut disampaikan oleh Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Indonesia ​​Arya Fernandes dalam seminar tersebut.

Menurut Akmal, ketika seorang kepala daerah mampu mengelola kewenangan dengan baik, dalam hal ini membagi kewenangan dengan wakil serta jajaran pemerintah daerah lainnya, maka tidak akan muncul persoalan dalam stabilitas demokrasi lokal dan pengelolaan keuangan daerah.

“Harus bisa berbagi dengan wakil dan menjalin komunikasi dengan stakeholder yang ada di bawahnya,” tutur Akmal.

Jika seorang kepala daerah tidak memiliki kemampuan untuk membagi kewenangan, tutur dia melanjutkan, maka akan muncul persoalan. Terlebih, ketika ketimpangan pembagian wewenang terjadi antara seorang kepala daerah dengan wakilnya.

Oleh karena itu, ia menyebutkan, salah satu solusi yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan pencalonan kepala daerah tanpa wakil yang mendampingi.

“Nanti wakilnya ditunjuk. Dia akan memiliki loyalitas dan konflik-konflik itu tidak terjadi. Berbeda dengan yang (dicalonkan) berpasangan. Itu akan ribut,” kata Akmal.

Baca juga: Analisa dan Peringatan dr Andani Soal Covid-19 di Sumbar, Bersiap Buat Gelombang Ketiga

Selain konflik antara kepala daerah dan wakil kepala daerah, Akmal menyebutkan bahwa terdapat peningkatan intensitas konflik antara kepala daerah dengan DPRD di tengah pandemi Covid-19. Peningkatan konflik tersebut, menurut Akmal, diakibatkan oleh interaksi antara DPRD dan kepala daerah yang semakin intens di masa pandemi. (*/ant/pkt)

Baca Juga

Roni Nazra Dikukuhkan jadi Kepala OJK Sumbar, Gubernur Mahyeldi Ungkap soal Inklusi Keuangan
Roni Nazra Dikukuhkan jadi Kepala OJK Sumbar, Gubernur Mahyeldi Ungkap soal Inklusi Keuangan
Korsel Diharapkan makin Membuka Ruang untuk Perusahaan Keuangan Indonesia Penetrasi Pasar
Korsel Diharapkan makin Membuka Ruang untuk Perusahaan Keuangan Indonesia Penetrasi Pasar
Daerah Dapat Lakukan Pembiayaan Kreatif, Menkeu Sri Mulyani Ingatkan Hal Ini
Daerah Dapat Lakukan Pembiayaan Kreatif, Menkeu Sri Mulyani Ingatkan Hal Ini
489 Jabatan di Pemprov Sumbar Resmi Dihapus, Perubahan ke Fungsional Ditenggat Desember
489 Jabatan di Pemprov Sumbar Resmi Dihapus, Perubahan ke Fungsional Ditenggat Desember
Padang Aro, Padangkita.com - Sekda Solsel, Syamsurizaldi menegaskan bahwa keuangan daerah perlu dikelola dengan baik dan bersih.
Sekda Solok Selatan: Keuangan Daerah Perlu Dikelola dengan Baik dan Bersih
Painan, Padangkita.com - Pemkab Pesisir Selatan (Pessel) terus berupaya memaksimalkan teknologi untuk mencegah kebocoran keuangan daerah.
Atasi Kebocoran Keuangan Daerah, Ini Langkah yang Dilakukan Pemkab Pesisir Selatan