Makna Makan Bajamba Tradisi Dalam Peringatan Isra Mikraj di Bungus Teluk Kabung  

Makna Makan Bajamba Tradisi Dalam Peringatan Isra Mikraj di Bungus Teluk Kabung  

Jamba, susunan makanan lengkap yang jadi tradisi di Minangkabau. [Foto: Ist.]

Padang, Padangkita.com – Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat (Sumbar) punya tradisi yang beragam dalam memperingati hari besar Islam. Di setiap daerah di Sumbar memiliki kearifan lokal yang unik.

Ini sesuai dengan falsafah adat Minangkabau: ‘Adat basandi Syara', Syara' basandi Kitabullah (adat berlandaskan agama, agama berlandaskan kitab Allah/Al-Quran).

Di Kayu Aro, Bungus Teluk Kabung, Kota Padang peringatan Isra Miraj yang diadakan Rabu malam (23/2/2022) di Masjid Nurul Qalbi, ada tradisi makan bajamba.

Masyarakat dengan gembira membawa ‘jamba’ untuk dimakan bersama-sama. Jamba berarti dulang yang berisi nasi dan lauk-pauk yang tersusun, ditutup dengan tudung saji dilampiri dengan dalamak, kain bersulam benang emas.

Jamba ini jadikan hidangan untuk dimakan secara bersama-sama, yang disebut orang Minang dengan istilah makan bajamba atau makan barapak. Tradisi ini pada umumnya berlangsung pada hari-hari besar Islam dan berbagai upacara adat, atau pertemuan penting lainnya.

Peringatan Isra Mikraj yang digelar lebih awal oleh masyarakat Kayu Aro ini dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatra Barat, Helmi bersama Ketua Dharma Wanita, Ny. Nazifah Helmi, Kepala Kantor Kemenag Kota Padang, H. Edy Oktafiandi bersama Ketua Dharma Wanita, Ny. Elnida Oktafiandi.

Hadir pula Kepala Madrasah, Kepala KUA, Penghulu, Penyuluh, Muspika Kecamatan Bungus, Ketua Mesjid dan Musala se-Kecamatan Bungus serta masyarakat sekitar.

Helmi yang juga putra Asli Bungus Teluk Kabung memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia mengungkapkan, peringatan Isra Mikraj ini salah satu media bagi masyarakat untuk menjaga budaya adat Minangkabau sekaligus menjadi jembatan untuk menjalin silaturahmi.

Menurut Helmi, dengan adanya peringatan-peringatan hari besar Islam yang dikolaborasikan dengan adat setempat akan menambah semarak kegiatan itu sendiri. Masyarakat secara tak langsung diajak untuk dekat dengan masjid atau musala, sehingga taka da lagi kengganan untuk datang ke rumah ibadah.

“Budaya peringatan hari besar di setiap daerah juga berbeda-beda. Di Padang Pariaman, misalnya, pelaksanaan peringatan Isra Mikraj berlangsung selama bulan Rajab bahkan sebelum Ramadan pun masih ada yang memperingati Isra Mikraj. Begitu juga dengan peringatan hari besar Islam lainnya,” ungkap Helmi.

Helmi menilai, Indonesia, khususnya Sumatra Barat kaya dengan budaya lokal. Sehingga berbagai peringatan hari-hari besar berlangsung dengan meriah tanpa mengurangi makna dari peringatan hari besar Islam itu sendiri.

“Ini perlu kita hargai sebagai kearifan lokal untuk meningkatkan silaturahmi dan memperkokoh keharmonisan antar-umat beragama,” kata Helmi.

Ia mencontohkan, peringatan Isra Mikraj di Masjid Nurul Qalbi dilengkapi dengan makan bajamba. Hal ini, lanjut dia, salah satu upaya masyarakat untuk tetap menjaga budaya yang telah berjalan sejak lama. Sekaligus meningkatkan sedekah masyarakat, karena dengan suka rela menyediakan makan untuk jemaah yang hadir di masjid untuk mengikuti Isra Mikraj.

“Namun saat ini kita masih dalam situasi pandemi Covid-19, maka segala kegiatan yang kita lakukan hendaknya memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah,” imbau Kakanwil Helmi.

Salah seorang jemaah, Ismaniarti mengatakan makan bajamba dalam memperingati hari besar Islam bagi masyarakat Kayu Aro sudah berlangsung sejak lama. Dan ini berjalan secara turun temurun sampai hari ini.

“Masyarakat dengan suka rela dan ikhlas membuat dan menyediakan jamba atau makanan dari rumah masing-masing. Ini sebuah kebanggaan bagi masyarakat Kayu Aro. Jamba ini nanti dibawa ke masjid dengan cara dijunjung,” teangnya.

Baca juga: Keras! Ketua LKAAM Sumbar Haramkan Menag Yaqut Injakkan Kaki di Minangkabau

Uniknya, dalam makan bajamba ini yang menghidangkan makanan di tengah-tengah jemaah bukan kaum ibu, tapi kamu bapak yang telaten mengangkat satu per satu hidangan yang dimasak ibu-ibu. Bukan hanya makanan utama, berbagai makan kecil khas daerah juga hadir di sini. [*/pkt]

Baca Juga

Wajib Halal Oktober 2024, Kemenag Sumbar: Segera Urus Sertifikat Gratis!
Wajib Halal Oktober 2024, Kemenag Sumbar: Segera Urus Sertifikat Gratis!
Satgas Halal Sumbar Awasi Sertifikasi Halal RPH Padang dan Kampanyekan Wajib Halal Oktober
Satgas Halal Sumbar Awasi Sertifikasi Halal RPH Padang dan Kampanyekan Wajib Halal Oktober
Kemenag Sumbar Finalisasi Penyusunan Kloter Haji, Targetkan 17 Kloter Berangkat Tahun 2024
Kemenag Sumbar Finalisasi Penyusunan Kloter Haji, Targetkan 17 Kloter Berangkat Tahun 2024
Program Syiar Ramadan di Mentawai Berakhir Sukses, Kemenag Siapkan Pemetaan Dakwah
Program Syiar Ramadan di Mentawai Berakhir Sukses, Kemenag Siapkan Pemetaan Dakwah
Penetapan Awal Ramadan: Kemenag Sumbar Ajak Umat Islam Saling Menghormati
Penetapan Awal Ramadan: Kemenag Sumbar Ajak Umat Islam Saling Menghormati
5 Dai 3T Siap Syiar Ramadan di Mentawai, Ini Pesan Kakanwil Kemenag Sumbar
5 Dai 3T Siap Syiar Ramadan di Mentawai, Ini Pesan Kakanwil Kemenag Sumbar