Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: Salah satu kegiatan kumpul orang Solok Selatan yang selalu dilakukan ialah makan gadang.
Padangkita.com - Salah satu tradisi unik dan menarik di Solok Selatan ialah makan gadang. Jika Kamu berkunjung ke Solok Selatan, maka hal ini akan sering Kamu temui.
Biasanya, kegiatan makan gadang dilaksanakan oleh kaum muda-mudi di waktu libur, seperti Malam Minggu atau adanya kegiatan pemuda lainnya.
Makan Gadang dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai makan besar. Maksudnya bukan dari segi ukuran yang besar, namun dari segi banyaknya peserta yang ada saat acara makan gadang.
Tradisi ini pada dasarnya merupakan acara makan bersama yang umumnya diikuti oleh para muda-mudi di Kabupaten Solok Selatan.
Tujuannya ialah untuk menjalin kebersamaan dan keakraban serta menjalin silaturahmu satu sama lain.
Tradisi ini kerap dirindukan para perantau dari Solok Selatan. Setiap pulang kampung, mereka hampir dipastikan bakal menggelar kebiasaan unik satu ini.
Selain mengobati kangen akan masakan asli dari kampung halaman, tradisi makan bersama ini juga bisa jadi sarana untuk bersosialisasi dengan sesama kaum muda.
Salah satu keunikan Makan Gadang adalah lauknya. Biasanya lauk yang disuguhkan adalah sarden goreng balado, dicampur pucuk daunsingkong dan nangka muda goreng yang dipotong kecil serta dicampur cabai.
Pasalnya, ada satu makanan yang wajib ada saat makan gadangg yaitu jengkol. Ada yang mengatakan bahwa 'belum makan gadang namanya jika belum ada jengkol.
Makan Gadang Urang Solok Selatan
Tradisi ini juga menjadi ajang gotong royong dan kerja sama kaum muda-mudi. Sebab masing-masing orang akan mendapat tugas khusus.
Ada yang bertugas belanja lauk pauk, memasak, serta menyiapkan masakan. Begitu pula dengan biaya yang dikeluarkan, didapat dari hasil patungan para perantau atau beberapa pemuda.
Nangka muda dan pucuk daun singkong biasanya cukup meminta pada tetangga sekitar. Begitu pula dengan beras, umumnya ada yang menyumbang antara satu sampai dua liter.
Dana hanya dikeluarkan untuk membeli sarden, jengkol, dan cabai. Setelah semua bahan terkumpul, tugas akan kembali dibagi-bagi.
Ada yang menggiling cabe, ada yang memotong bawang, menggoreng, menanak nasi, hingga mencari daun pisang. Jika adaalat musik.
Misalnya gitar, yang bisa bermusik akan diminta bermain gitar untuk menghibur semua orang.
Uniknya lagi, saat acara makan gadang, pemuda tak memandang jenis kelamin. Semuanya saling terlibat dan bahu membahu hingga makanan
selesai dimasak.
Makan Gadang Bakacituak
Begitu masakan selesai, semuanya akan dituang di atas daun pisang yang telah bersihkan dan dijejer rapi.
Berikutnya para pemuda dan masyarakat sekitar akan berkumpul dan makan bersama di atas daun pisang yang sudah disajikan tersebut.
Beberapa orang yang lewat pun boleh bergabung jika ingin. Sembari makan, biasanya akan ada yang berbagi cerita menarik selama di perantauan, berdiskusi, atau saling bersuka cita.
Uninya lagi, biasanya ada saja yang bertindak curang saat makan gadang. Apa lagi jika sambal lebih banyak dari pada nasi, mereka yang curang sering menyurukkan lauk pauk di bawah nasi agar tidak diambil oleh yang
lain.
Tak ayal mereka yang makan gadang akab berebut makanan yang mereka suka. Hingga suasana makan dagang pun semakin rame.
Ada yang suka jengkol, lauk, dan lainnya. Biasanya yang banyak tersisa di akhir makan, ialah nasi dan daun singkong.
Baca Juga: Mengenal Ampiang Dadiah, Minuman Tradisional dari Ranah Minang
Kendatipun demikian, biasanya seluruh makanan yang sudah dihidangkan di atas daun pisang, wajib untuk dihabiskan karena akan mubazir. Sebagaimana diketahui bahwa orang Minang sangat tidak suka yang namanya mubazir. [*/win]