Padang, Padangkita.com - Masa darurat bencana virus Corona (Covid-19), telah memaksa PSSI menghentikan kegiatan pada semua level kompetisi, Liga 1, 2, dan 3.
Akibatnya bukan saja pada pemain dan pelatih, tetapi juga pada pengurus klub. Waktu mereka yang biasanya banyak tersita untuk menyiapkan skuat menghadapi pertandingan demi pertandingan, kini stop sementara. Setidaknya paling singkat hingga akhir Lebaran Idulfitri nanti.
Bagi Roni Putra, Media Officer Semen Padang FC, penghentian liga tetap disikapi dengan positif. Meski tak sibuk mengurus tim, mengawal latihan skuat “Kabau Sirah”—julukan Semen Padang FC—Roni yang tercatat sebagai karyawan, tetap masuk kerja. Waktu luang lainnya, ia manfaatkan untuk menyalurkan hobi.
Apa hobi Roni? “Saya penikmat dan pencinta kopi,” kata Roni ketika berbincang dengan Padangkita.com, Kamis (9/4/2020).
Soal kecintaan Roni pada kopi tak perlu diragukan lagi. Ia mengaku telah menyeruput hampir semua kopi yang ada di Indonesia. Jenis yang paling disukainya adalah arabika.
“Saya bisa dibilang addict dengan kopi ini,” ungkap Roni.
Secara umum, jenis kopi ada dua, yakni arabika dan robusta. Kedua jenis kopi ini memiliki beberapa perbedaan. Arabika biasanya tumbuh di dataran tinggi, dengan kandungan kafein yang relatif rendah dari robusta. Cita rasa kopi arabika lebih variatif, dan sering kali disajikan tanpa campuran.
Kopi jenis arabika banyak diburu oleh pencinta kopi, sehingga harganya relatif lebih mahal dari robusta. Biasanya, kopi jenis arabika dijual dalam bentuk biji, itu makanya saat penyeduhan dan penyajian aroma dan cita rasanya lebih terjaga.
Baca juga: Jajal PSPS Pekanbaru, Semen Padang FC Bawa 18 Pemain
Sebagai pencinta kopi arabika, Roni punya keahlian meracik kopi. Ia mengaku kopi-kopi yang dinikmatinya adalah kopi yang ia racik dengan tangannya sendiri. Selain penikmat kopi, Roni sekaligus adalah “barista” andal.
Belajar Otodidak
Roni bercerita dirinya mulai tertarik meracik kopi sejak tahun 2005 silam. Untuk menyalurkan hobinya, ia pun membeli alat atau mesin peracik kopi.
Menariknya, Roni belajar meracik kopi secara otodidak. Jika butuh keterampilan baru soal racikan dan takaran, Roni lebih banyak belajar dari video-video tutorial di Youtube.
“Tapi dulu pernah juga belajar dari mahasiswa yang magang di sini (Semen Padang). Kebetulan dia jago meracik kopi,” kenang Roni.
Ditanya siapa pemain Semen Padang FC yang juga suka kopi dan pernah menikmati kopi racikannya, Roni menyebut nama Juan Revi, Rahmat Affandi, dan Mahrus Bahtiar. Sedangkan kalau jajaran pelatih, ia menyebut nama pelatih kiper, Zulkarnain Zakaria.
“Kalau pelatih kepala Eduardo juga suka kopi, tapi dia belum pernah mencoba kopi racikan saya,” ulas Roni sembari tersenyum.
Untuk skuat teranyar yang sekarang mengarungi Liga 2 Indonesia, Roni mengaku belum ada yang mencoba kopi racikannya, karena belum banyak yang ia kenal dekat.
Kerja Mendukung Hobi
Kecintaan Roni pada kopi yang sudah sejak lama ternyata juga ikut didukung oleh kerjanya. Sebagai Media Officer Semen Padang FC, mengharuskan dia mengikuti tim ke daerah-daerah lain ketika melakoni laga tandang.
Nah, saat istirahat, ia selalu menyempatkan diri berburu kopi unggulan di daerah tersebut. Biasanya, ia akan membeli biji kopi arabika, untuk dibawa pulang ke Padang. Itulah makanya ia punya banyak koleksi kopi.
Dari sekian banyak kopi yang pernah dicobanya, kopi dari Solok adalah favoritnya. Menurutnya kopi Solok memiliki cita rasa yang kuat dibandingkan dengan kopi-kopi lain di Indonesia.
“Kopi Solok itu lebih terasa kuat arabikanya. Kalau orang-orang menyebut lebih kuat pahit dan asamnya,” kata mantan penyiar Classy FM tersebut.
Ditanya biji kopi paling mahal yang pernah dibeli, Roni mengatakan biji kopi arabika dari Papua. Harganya di atas rata-rata harga biji kopi lainnya di Indonesia.
“Per 100 gram bisa mencapai Rp100 ribu. Namun sebagai pencinta kopi, harga tersebut tak jadi masalah,” katanya.
Selain kopi dari Papua, kopi dari Toraja, juga masuk dalam kategori biji kopi yang cukup mahal.
Sementara itu untuk kopi dengan harga terjangkau dengan rasa tak kalah nikmat adalah kopi Bukik Apik dan Kopi bubuk Batusangkar.
Ditanya sejauh mana ia mencintai kopi, Roni menyatakan kopi telah menjadi bagian dari kehidupannya.
“Hidup ini tak selamanya manis, pasti ada pahitnya. Meski demikian pahitnya kehidupan bukanlah sebuah keburukan,” Roni berfilsafat mengambil kopi sebagai ibarat. [abe]