Jakarta, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) sekaligus Ketua DPP Ikatan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas (IKA FPUA), Mahyeldi Ansharullah melantik Dewan Pengurus Daerah (DPD) IKA FPUA Jabodetabek periode 2022-2026, Minggu (20/11/2022).
Acara pelantikan di Hotel Lumire, Jakarta tersebut dihadiri oleh para senior, yunior dan pengurus alumni FPUA Jabodetabek periode sebelumnya.
Pada kesempatan tersebut, Buya—demikian Mahyeldi akrab disapa—menyampaikan berpesan kepada pengurus dan alumni FPUA untuk terus mempertahankan soliditas. Kemudian, data alumni harus terkelola dengan baik oleh pengurus. Sebab, dari data tersebut bisa dilakukan prediksi dan proyeksi apa yang baik dilakukan ke depan.
:Peran alumni ke depan salah satunya mempersatukan potensi yang ada. Bagaimana kemudian mengoordinasikannya,” ujar Buya Mahyeldi.
Mahyeldi menyinggung soal penyediaan pangan sebagaimana pesan presiden, yang menjadi titik sentral kebijakan pemerintah ke depan. Tantangannya cukup berat. Sehingga, kata Mahyeldi, para alumni ditantang bagaimana mengambil peran tersebut dan ikut bertanggung jawab.
“Kepengurusan IKA FPUA Jabodetabek harus kokoh. Karena Jabodetabek adalah gudang informasi, peluang dan orang-orang hebat ada di sini. Nah, bagaimana kemudian peluang itu digerakkan, bisa berdampak pada alumni yang pada akhirnya berdampak pada bangsa ini,” ujar Mahyeldi.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPD IKA FPUA Jabodetabek periode 2022-2026, Finorita Fauzi mengungkapkan, program atau pekerjaan rumah yang akan dijalankan oleh sebanyak 68 orang pengurus ke depan, tentu cukup berat. Namun hal itu akan jauh menjadi lebih mudah jika terbangun suasana dan komunikasi yang baik antarpengurus dalam menjalankan amanah organisasi.
“Hari ini dilakukan pelantikan kepengurusan. Sekaligusi ajang silaturahmi antarpengurus dan alumni FPUA, media untuk saling berbagi kabar dan informasi,” ujar bankir senior pada PT Bank Syariah Indonesia tersebut.
Fifin—demikian ia biasa disapa—berharap kegiatan pelantikan pengurus hari ini menjadi awal yang baik. Dan, menjadi dasar operasional untuk menggerakkan organisasi dengan lebih baik, bersemangat dan gembira.
Selama ini, alumni FPUA sudah menunjukkan peranannya sesuai kapasitas dan kemampuannya masing masing bagi pembangunan nasional. Ke depan, peran itu diharapkan lebih optimal dan terorganisasi dengan lebih baik, sehingga memiliki daya dobrak yang lebih baik bagi akselerasi pembangunan.
“Organisasi ini adalah rumah kita, oleh dan untuk kita. Bersama sama berbuat baik dan melakukan yang terbaik dan bersama sama ingin memberikan yang terbaik dengan niat tulus,” tambahnya.
Pada kesempatan acara pelantikan dan temu ramah Alumni FPUA tersebut juga digelar acara sharing sessions yang menghadirkan 3 orang pembicara. Yakni, Prof. Reni Mayerni, Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhanas RI (Alumni FPUA 1985), Ir. Fidri Arnaldy, Direktur Utama Bank DKI (Alumni FPUA 1985) dan Dr. Idra Dwipa, Dekan FPUA (Alumni FPUA 1984).
Sharing Sessions yang dipandu oleh Dwi Anggia, Senior Anchor & Executive Producer Tv One (Alumni FPUA 2000). Temanya, “Membangun Harmoni dalam Keberagaman Meningkatkan Peran Alumni Membangun Negeri”.
Dalam diskusi, dikupas banyak hal terkait tantangan, solusi dan sinergi yang bisa dilakukan oleh alumni sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing.
Reny Mayerni menjelaskan bahwa perang Rusia-Ukraina mengancam sekaligus merusak rantai pasok pangan dunia.
“(Sebanyak) 65 persen bahan baku pupuk itu adalah impor. Jika terganggu maka akan terjadi krisis pangan. Itu yang harus diantisipasi dan ikut menjadi tanggung jawab moral sebagai anak bangsa,” ungkapnya.
Fitri Arnaldy mengajak alumni untuk bersama-sama memajukan sektor UMKM dan sebagai bankir dia juga mengajak alumni untuk bersinergi.
Baca juga: Sehari Berkantor di Talu Pasaman Barat, Gubernur Mahyeldi: Leading Sector Pertanian
Prof. Nadirman Aska alumni 1970 yang hadir ikut memberikan sumbang saran dan pandangan terkait kebijakan pangan pemerintah dan kebijakan penelitian bahan baku pangan, khususnya sagu.
Sagu, kata dia, bisa mengatasi kekurangan bahan pangan dunia dan harus menjadi kebijakan pangan pemerintah ke depan jika ingin mengatasi krisis pangan. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News