Laboratorium Unand Pimpinan Andani Butuh Anggaran Pemerintah untuk Teliti Varian Delta di Sumbar

Laboratorium Unand Pimpinan Andani Butuh Anggaran Pemerintah untuk Teliti Varian Delta di Sumbar

Tenaga Ahli Menteri Kesehatan (Menkes) RI, dr Andani Eka Putra. [Foto: Diskominfo Padang Panjang]

Padang, Padangkita.com - Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand) mengharapkan uluran tangan dari pemerintah untuk mendanai penelitian keberadaan varian baru virus Corona, Delta (B.1617.2).

Dokter Andani Eka Putra selaku pimpinan laboratorium tersebut mengatakan pihaknya terkendala anggaran untuk meneliti perkembangan varian Covid-19 itu di Sumbar.

"Kita belum periksa. Tapi kalau ada dana, kita akan periksa," ujarnya kepada wartawan saat waktu istirahat rapat koordinasi penanganan Covid-19 bersama forum komunikasi pemerintah daerah di Auditorium Gubernuran Sumbar, Rabu (7/7/2021).

Andani menyampaikan Laboratorium FK Unand memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian tersebut. Sebelumnya, Laboratorium tersebut juga sempat meneliti perkembangan Covid-19 di Sumbar dan ditemukan varian D614G telah berkembang di Sumbar.

Dia menegaskan penelitian soal keberadaan Delta di Sumbar perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah varian itu telah benar-benar berkembang di Sumbar.

"Secara asumsi, varian ini telah masuk. Tapi kita perlu konfirmasi pasti kan," sampainya.

Dia menerangkan varian Delta diduga kuat telah menyebar di Sumbar dan berkemungkinan besar menyebabkan kasus infeksi Covid-19 di Sumabr melanjak tajam.

“Besar dugaan di Sumbar sudah dipenuhi oleh varian Delta. Ciri khas varian ini adalah waktu perkembangan yang cepat, inkubasi lebih pendek, 3-4 hari, sehingga jumlah virus sangat tinggi di fase puncak,” ungkapnya.

Andani juga menjelaskan penyebaran varian ini 6-8 kali lebih cepat dibanding D614G atau (varian Corona) Wuhan.

“Data ini mungkin sinkron dengan GISAID Indonesia, di mana hingga saat ini lebih dari 90% varian di Indonesia adalah Delta,” ujarnya.

GISAID sendiri adalah singkatan dari Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data, merupakan inisiatif kerja sama antara pemerintah Jerman dengan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan akses terhadap berbagai informasi genetik virus-virus yang menyebabkan epidemi seperti flu. GISAID telah mengumpulkan data Covid-19 dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dugaan kuat Andani soal menyebarnya varian Delta di Sumbar, juga berdasarkan temuannya sendiri yang memeriksa PCR (polymerase chain reaction) pasien Covid-19 di Sumbar.

“Beberapa hari terakhir saya menemukan kasus pasien wafat dengan Covid-19 namun CT (Cycle threshold)-nya di bawah 30. Ini tidak biasa, karena umumnya CT value pasien kritis di atas 30 atau bahkan negatif. Jika kita lihat juga CT value awal, rerata di bawah 15, yang menggambarkan proses infeksi yang cepat,” ungkapnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Harian di Sumbar Tertinggi Selama Pandemi, Andani: Kita Harus Waspada

Semakin tinggi CT value, berarti viral load atau jumlah virus dalam tubuh pasien tersebut semakin sedikit. Sebaliknya, jika CT value rendah berarti jumlah virusnya banyak. [fru]

Baca Juga

Peneliti UNAND Kembali Raih Prestasi Internasional, Masuk Top 100 Ilmuwan Indonesia
Peneliti UNAND Kembali Raih Prestasi Internasional, Masuk Top 100 Ilmuwan Indonesia
Pengembangan Prodi Baru Jadi Fokus Utama Raker FISIP Unand
Pengembangan Prodi Baru Jadi Fokus Utama Raker FISIP Unand
Unand Selesaikan Polemik Kepemimpinan LPM, Fokus pada Pengembangan Mutu
Unand Selesaikan Polemik Kepemimpinan LPM, Fokus pada Pengembangan Mutu
Polemik Jabatan Wakil Rektor II Unand: Khairul Fahmi Menang Gugatan, Namun Tolak Jabatan
Polemik Jabatan Wakil Rektor II Unand: Khairul Fahmi Menang Gugatan, Namun Tolak Jabatan
Alumni Unand Berbagi Tips Sukses Berkarier di Tingkat Global
Alumni Unand Berbagi Tips Sukses Berkarier di Tingkat Global
Unand Kukuhkan Enam Guru Besar Baru, Tingkatkan Reputasi Akademik
Unand Kukuhkan Enam Guru Besar Baru, Tingkatkan Reputasi Akademik