Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Untuk menarik pelanggan, penjual lontong pun kreatif menamakan warung atau jualannya. Salah satunya lontong Abang Sayang
Padang, Padangkita.com- Banyak pilihan kuliner Minang untuk sarapan pagi. Ada bubur kampiun, kolak candil, bubur kacang padi, sarabi, bagi yang suka sarapan dengan menu makanan manis. Kemudian, ada lontong gulai dan lontong pical bagi yang suka dengan rasa pedas.
Dari sekian banyak pilihan menu, lontong menjadi menu favorit di Sumatra Barat (Sumbar). Ini dibuktikan, dengan mudahnya menemukan lontong yang dijual dengan gerobak, mulai dari di depan gang, di lokasi pusat olahraga, atau di pinggir-pinggir jalan.
Pada pagi, bahkan kini juga ada yang dijual malam hari, lontong (gulai) mudah ditemukan di mana saja.
Nah, untuk menarik pelanggan, penjual lontong pun kreatif menamakan warung atau jualannya. Salah satu yang cukup terkenal di Kota Padang adalah lontong Abang Sayang? Namun, dari penelusuran Padangkita.com, ternyata banyak juga penjual lontong yang menggunakan kata sayang untuk jualannya.
Ada lontong Uda Sayang, Adiak Sayang, dan Lontong Sayang lainnya. Gerobak atau warung lontong-lontong ini dengan mudah ditemukan di ruas jalan utama di Padang.
Padangkita.com mencari tahu makna di balik sebuah nama lontong ini. Andi Putra pemilik lontong Abang Sayang Sawahan menceritakan nama itu digunakannya pada tahun 2010 saat mendirikan sebuah warung lontong di Sawahan.
Ia menamakan Abang Sayang sebab waktu itu ia masih muda dengan tujuan dirinya dan lontongnya menjadi kesayangan banyak orang.
“Dulu ketika muda masih gagah, suduik ka suduik (ke mana pun pergi) tidak ada orang yang tidak sayang ke awak,” kelakarnya saat ditemui Padangkita di Sawahan pada Selasa (23/02/21).
Sebelum mendirikan usaha lontong sendiri, Andi ikut membantu kakaknya berjualan lontong pada tahun 2005 di Simpang Haru.
“Pemberian nama terinspirasi saat saya ikut berjualan dengan kakak. Saya mencoba melayani dengan baik para pelanggan dan akhirnya pelanggan sayang atau senang dengan saya. Sehingga ketika saya tidak lagi bekerja di tempat sebelumnya, saya dicari orang,” ucapnya.
Diakui oleh Andi, nama lontongnya ikut membuat pelanggannya terpikat. Untuk menu lontong ia menyediakan lontong gulai cubadak, gulai tauco, gulai paku atau pakis, dan lontong mi.
“Nama membuat orang awalnya tertarik untuk singgah. Untuk menu sama dengan lontong yang lainnya,” ujarnya.
Sekarang menjamur lontong dengan nama sayang. Selain di Sawahan, Andi hanya mempunyai cabang di Ampang. Untuk lontong dengan nama sayang lainnya sebagian merupakan orang yang dulunya pernah bekerja dengan Andi.
“Kalau ingin membuka usaha, ingin besar jangan sesekali meniru nama orang. Kalau ingin maju dengan nama orang tentu itu tidak sportif tidak bisa membanggakan diri sendiri,” katanya.
Terpisah, Rizki pemilik lontong Kangen Sayang di Lolong mengaku pemberian nama lontongnya memang terinspirasi dari lontong Abang Sayang. Ia pernah bekerja sebelumnya dengan Andi.
Hanya nama tengah saja yang beda. Dari segi tampilan, gerobak yang digunakan, serta pilihan warna merek dan menu yang tertera di etalase keduanya sama persis.
“Setelah 4 tahun bekerja di Abang Sayang, nama terinspirasi dengan tujuan untuk menarik pelanggan,” katanya. Rizki baru memulai usahanya pada akhir tahun lalu. [pkt]