Kontestasi Tak Imbang?

Kontestasi Tak Imbang?

Prof. Asrinaldi A, Dosen Ilmu Politik dan Studi Kebijakan Universitas Andalas (Unand). [Foto: Dok. Padangkita]

PADA pemilihan gubernur mendatang, ada satu daerah yang menjadi ‘arena pertempuran’ (battle ground) yang perlu mendapat perhatian setiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat. Daerah tersebut adalah Kota Padang yang menjadi daerah yang harus dimenangkan mengingat jumlah pemilihnya cukup signifikan.

Data Pemilih Sementara (DPS) yang dirilis KPU Provinsi Sumatera Barat, tercatat jumlah pemiilih di Kota Padang mencapai 666.138 orang atau 16,20 persen dari total pemilih Sumatera Barat yang berjumlah 4.111.219 orang. Tentu, jumlah ini sangat penting bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur mengingat mendapatkan tambahan suara maksimal di Kota Padang akan memudahkan upayanya memenangkan suara dari daerah lain.

Memang ada beberapa daerah kabupaten di Sumatera Barat yang juga cukup signifikan jumlah pemilihnya, yaitu Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 378.151 orang pemilih dan Kabupaten Agam sebanyak 383.086. Namun, memenangkan pemilihan gubernur di Kota Padang adalah kunci untuk meningkatkan suara pemilih dari daerah lain.

Dominasi Tak Imbang

Dari hasil survei Spektrum Politika Institut yang dilakukan 4-8 September 2024, justru pertarungan dua kekuatan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini berlangsung tidak imbang. Ini dibuktikan dengan perbandingan dukungan, yaitu 1 banding 5 pemilih untuk masing-masing pasangan calon.

Walaupun angka dukungan ini bisa berubah sering dengan masa kampanye yang akan dilaksanakan 25 September sampai 23 November 2024, tentu harus ada upaya maksimal dari tim pemenangan untuk bisa menaklukan pemilih di Kota Padang ini.

Karakteristik masyarakat Kota Padang yang bervariasi dari segi status sosial dan ekonomi serta asal kedaerahan yang beragam tentu menjadi penentu pilihan mereka. Belum lagi persoalan persepsi politik mereka kepada calon gubernur yang bertanding yang mempengaruhi preferensi politik masyarakat yang harus dipahami dengan baik oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Sebenarnya pertarungan yang bersifat head to head ini menarik dicermati di tengah harapan masyarakat Sumatera Barat yang besar kepada pemimpin mereka. Di satu sisi ada calon petahana yang memiliki pengalaman dalam memimpin Sumatera Barat sebelumnya dengan plus-minus prestasi yang dihasilkan.

Di sisi lain, ada penantang petahana yang juga berpengalaman di dunia politik di lembaga legislatif dan eksekutif dengan plus-minusnya. Idealnya keberadaan kedua calon gubernur ini diharapkan akan bersaing ketat di Sumatera Barat.

Namun, jika merujuk pada hasil survei di Kota Padang di atas justru memunculkan pertanyaan, mengapa persaingannya menjadi tidak imbang? Apakah mesin politik pasangan calon belum bekerja? Atau, apakah ada faktor lain yang menyebabkan pilihan masyarakat terbagi dengan perbandingan seperti yang disebutkan di atas?

Jika dipahami, preferensi politik masyarakat dalam sebuah pemilihan sangat dipengaruhi oleh persepsi politiknya kepada pasangan calon yang bertanding. Karenanya tidak heran, tim pemenangan berupaya membangun impresi politik yang baik untuk mempengaruhi persepsi pemilih tersebut. Di sinilah relevannya bagaimana membangun citra positif calon kepala daerah melalui media yang relevan pula.

Terbatasnya informasi yang didapatkan masyarakat tentang calon kepala daerah yang akan mereka pilih juga berdampak pada pemahaman dan evaluasi yang mereka lakukan. Biasanya mereka menyandarkan pada lingkungan di sekitar mereka termasuk pemberitaan yang dihadirkan oleh media massa baik cetak maupun online.

Bahkan ada trend baru yang digunakan, yaitu media sosial yang juga menjadi referensi mereka. Walaupun begitu, tentu ada segmentasi kelompok yang mencari informasi tentang calon kepala daerah ini. Misalnya, media sosial sangat efektif menjangkau segmen pemilih, terutama dari kelompok milenial dan Gen Z. Hasil survei Spektrum Politika Institut juga mengonfirmasi kecenderung perilaku segmen ini dalam menggunakan media sosial di Kota Padang. Terbukti sebanyak 62,9 persen dari mereka mengakses media sosial setiap hari. 

Masih Ada Harapan

Patut dipahami bahwa pilihan masyarakat di Kota Padang ini hanya sebagian saja dari sejumlah daerah yang harus dimenangkan oleh calon gubernur dan wakil gubernur. Namun, mendapatkan suara yang signifikan di Kota Padang akan memudahkan perjuangan mereka di daerah lain. Apalagi dalam konteks keterwakilan, Kota Padang juga merepresentasi bagaimana dinamika politik di Sumatera Barat sehingga mendapatkan suara di Padang menjadi penting dan memiliki dampak moral bagi tim pemenangan.

Masih ada waktu lebih kurang dua bulan lagi untuk memastikan dukungan ini berubah. Jika dominasi yang tak imbang ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin kecenderungan yang sama juga terjadi di daerah-daerah lain. Padahal kalau dilihat secara psikologisnya, suara masyarakat yang menginginkan perubahan agar Sumatera Barat menajdi lebiha baik cukup banyak.

Kejelian dari tim pemenangan untuk mengkampanyekan ide, gagasan dan pemikiran dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sesuai dengan harapan masyarakatlah sangat penting.

Semoga saja dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat 2024 ini masyarakat mulai menyadari pentingnya pilihan mereka. Pilihan politik tersebut harus dibentuk dari persepsi yang diperoleh dari informasi yang lengkap dan tidak hanya sekedar pencitraan dari tim pemenangan.

Baca juga: Logika Aneh Pilkada Kotak Kosong

Pertarungan dalam pemiihan gubernur tentu akan menarik jika diikuti dengan kampanye yang berkualitas. Kondisi ini akan terjadi jika tingkat dukungannya tidak lagi 1 banding 5 pemilih, tapi cukup 2 berbanding 3 pemilih untuk setiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. [*]

Penulis: Asrinaldi A, Dosen Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand)

Baca Juga

Di Solok Selatan, Mahyeldi Janjikan Percepatan Pembangunan Jalan dan Prioritaskan Pertanian
Di Solok Selatan, Mahyeldi Janjikan Percepatan Pembangunan Jalan dan Prioritaskan Pertanian
Jaminan Sosial bagi Tuanku, Guru Mengaji dan Garin Langkah Responsif Mahyeldi-Vasko
Jaminan Sosial bagi Tuanku, Guru Mengaji dan Garin Langkah Responsif Mahyeldi-Vasko
WKU Kadin Sumbar: Gerak Cepat Pembangunan lewat Kolaborasi Mahyeldi-Vasko Sangat Tepat
WKU Kadin Sumbar: Gerak Cepat Pembangunan lewat Kolaborasi Mahyeldi-Vasko Sangat Tepat
Mahyeldi Ungkap Komitmen soal Infrastruktur Jalan dan Pengelolaan Tambang di Solok Selatan
Mahyeldi Ungkap Komitmen soal Infrastruktur Jalan dan Pengelolaan Tambang di Solok Selatan
Update Flyover Sitinjau Lauik, Andre Rosiade: Pengumuman Pemenang Lelang 7 Oktober 2024
Update Flyover Sitinjau Lauik, Andre Rosiade: Pengumuman Pemenang Lelang 7 Oktober 2024
Mahyeldi Dinilai Unggul Jauh Dibanding Epyardi di Solok Raya, Ini Kata Pengamat Politik
Mahyeldi Dinilai Unggul Jauh Dibanding Epyardi di Solok Raya, Ini Kata Pengamat Politik