Konflik Lahan di Pasbar, 5 Petani Ditahan dan Puluhan Terancam, DPRD Sumbar Ajukan Surat Penangguhan Penahanan ke Polda

Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Puluhan petani Nagari Air Bangih, Pasaman Barat mendatangi Kantor DPRD Sumbar.

Puluhan petani Nagari Air Bangis, Kabupaten Pasbar, mendatangi Kantor DPRD Sumbar, Senin (19/4/2021). [Foto: Ist]

Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Puluhan petani Nagari Air Bangis, Pasaman Barat mendatangi Kantor DPRD Sumbar.

Padang, Padangkita.com - Puluhan petani Nagari Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Senin (19/4/2021).

Mereka rapat dengar pendapat dengan Komisi I dan II DPRD Sumbar terkait penahanan lima orang rekan mereka oleh Polres Pasbar.

Guntur Abdurrahman, salah seorang Kuasa Hukum petani dari LBH Pergerakan mengatakan lima petani tersebut ditangkap dan ditahan oleh Polres Pasbar karena dinilai berkebun sawit di lahan yang termasuk dalam kawasan hutan produksi.

Ia menyebut, masih banyak petani lainnya yang dalam ancaman penangkapan dan penahanan atas tuduhan yang serupa. Hal itu mengingat hampir seluruh masyarakat di daerah tersebut adalah petani sawit.

"Faktanya, masyarakat berkebun atas seiizin pemangku adat yang memegang kuasa atas tanah ulayat, datuak penguasa adat-ulayat, sudah berlangsung sejak lama lebih dari 10 tahun, ada yang sudah 30 tahun, bahkan ada masyarakat yang sudah bermukim turun-temurun di areal tersebut sejak masih zaman penjajahan Belanda," ujarnya saat ditemui wartawan usai rapat tersebut.

Guntur menjelaskan, penyelesaian persoalan pemanfaatan lahan oleh masyarakat yang termasuk dalam peta kawasan hutan memiliki prosedur atau tata cara penyelesaian secara administrasi yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan.

Sehingga, lanjut dia, seharusnya upaya penegakan hukum pidana tidak dikedepankan sebagai sarana penyelesaian utama yang berorientasi mengirim masyarakat ke penjara.

Hal itu karena masyarakat bukan penjahat hutan seperti pelaku illegal logging ataupun perusak hutan. Masyarakat, tegas dia, hanya bergantung hidup dari pertanian yang kebetulan daerahnya termasuk dalam peta kawasan hutan.

"Bahkan di dalam sebagian areal kawasan hutan tersebut secara de facto telah diakui sebagai kawasan permukiman dengan telah dibangunnya sarana publik oleh pemerintah, seperti jalan, sekolah, tempat ibadah, dan lain-lain," ungkap Guntur.

Atas hal tersebut, para petani pun meminta perlindungan kepada DPRD dan Pemprov Sumbar. Guntur juga menjelaskan hasil pertemuan kali ini yaitu, meminta instansi terkait untuk melakukan pendataan wilayah pertanian/perkebunan dan pemukiman masyarakat yang terkena kawasan hutan di Nagari Air Bangis.

Lalu, metode penyelesaian konflik tidak dengan pendekatan pidana, karena ada instrumen melalui pendekatan administratif, baik berupa mekanisme perhutanan sosial ataupun mengubah status lahan perkebunan masyarakat dari peta kawasan hutan.

"DPRD mengajukan surat permintaan yang ditujukan ke Pemprov dan Polda Sumbar, yang meminta agar diberikan perlindungan kepada masyarakat khusus. Kepada Dinas Kehutanan diminta secara tegas agar masyarakat diizinkan tetap menggarap sampai upaya pengurusan izin masyarakat atau pengalihan fungsi lahan selesai, sehingga masyarakat merasa aman melanjutkan kehidupan serta aktivitas seperti biasa," sampainya.

Kata Guntur pula, menurut Dinas Kehutanan, saat ini di Sumbar terdapat sekitar 220.000 hektare lahan hutan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat secara aman dengan konsep perhutanan sosial.

Baca juga: PT GMP Segera Serahkan 200 Hektare Lahan di Luar HGU yang Telah Dikuasai 20 Tahun

"Terkait dengan lima orang masyakarat yang ditahan hari ini akan diajukan untuk ditangguhkan ke Polda Sumbar untuk diteruskan ke Polres Pasbar, anggota dewan bersedia menjadi penjamin mereka," terang Guntur. [pkt]


Baca berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Dinilai Paling Layak Pimpin Sumbar, Mahyeldi akan Prioritaskan Infrastruktur di Daerah Terisolasi
Dinilai Paling Layak Pimpin Sumbar, Mahyeldi akan Prioritaskan Infrastruktur di Daerah Terisolasi
Mahyeldi Ungkap Rencana Pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang Jadi Pusat Ekspor
Mahyeldi Ungkap Rencana Pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang Jadi Pusat Ekspor
Pendukung di Pasbar Ini Siap Jalan Kaki 100 Km Jika Targetnya Memenangkan Mahyeldi-Vasko Tak Tercapai
Pendukung di Pasbar Ini Siap Jalan Kaki 100 Km Jika Targetnya Memenangkan Mahyeldi-Vasko Tak Tercapai
Berkunjung ke Kinali Pasaman Barat, Vasko Ruseimy Disambut Hangat Masyarakat
Berkunjung ke Kinali Pasaman Barat, Vasko Ruseimy Disambut Hangat Masyarakat
Khairuddin Apresiasi Kinerja Mahyeldi di Pasaman dan Pasbar, Harapkan Lanjutan Kepemimpinan
Khairuddin Apresiasi Kinerja Mahyeldi di Pasaman dan Pasbar, Harapkan Lanjutan Kepemimpinan
Mahyeldi kepada 65 Anggota DPRD Sumbar yang Baru Dilantik: Maksimalkan Fungsi Pengawasan
Mahyeldi kepada 65 Anggota DPRD Sumbar yang Baru Dilantik: Maksimalkan Fungsi Pengawasan