Payakumbuh, Padangkita.com - Komunitas Tanah Rawa yang merupakan tempat berhimpun penulis dan pegiat sastra di Payakumbuh, mengadakan Lomba Cipta Puisi Payakumbuh Poetry Festival (PPF) 2020. Lomba skala nasional ini berlaku untuk umum.
Ketua Panitia Lomba Cipta Puisi PPF 2020, Ilham Yusardi menjelaskan, lomba yang baru pertama digelar ini bertema “Tentang Payakumbuh”.
Penulis puisi dapat menulis tentang sejarah, seni budaya, wisata, kuliner, atau lainnya, sepanjang mengungkapkan sesuatu hal tentang Payakumbuh. Tentu karya yang diterima tidak memuat yang bersifat SARA,” ujar Ilham.
Dia menjelaskan, peserta hanya boleh mengirimkan satu judul puisi. Puisi yang dikirim belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang diikutsertakan pada perlombaan lain. Format penulisan puisi font Times New Roman 12, spasi 1,5. Nama penulis tidak ditulis pada karya. Biodata ringkas (nama, alamat, dan nomor kontak) penulis dibuat pada lembar terpisah.
“Hadiah untuk juara satu sebesar Rp3 juta, juara dua Rp2 juta, dan, juara tiga Rp1 juta. Kami juga bermaksud, puisi-puisi terbaik yang masuk akan dibukukan,” urai Ilham Yusardi.
Karya di kirim dalam format PDF, disertai foto identitas diri (KTP/Kartu Pelajar) ke email: payakumbuh.poetryfestival@gmail.com. Batas waktu pengiriman karya tanggal 22 Desember 2020.Pengumuman pemenang tanggal 30 Desember 2020. Dewan juri kegiatan ini terdiri dari sastrawan nasional asal Sumatra Barat.
“Lomba cipta puisi ini adalah bentuk kecintaan anggota Komunitas Tanah Rawa ke pada Kota Payakumbuh yang pada bulan Desember ini merayakan Hari Jadi ke-50,” tukuk Ilham lagi.
Baca Juga: Di Balik Polemik City Branding Payakumbuh: dari Kota Galamai, Kota Batiah, hingga Kota Rendang
Ilham menyebutkan dalam Komunitas Sastra Tanah Rawa, berhimpun sejumlah penulis dan pegiat sastra. Seperti, Iyut Fitra, Adri Sandra, Irman Syah, Oldie Putra, Feni Efendi, Yudilfan Habib, Okta Piliang, Ijot Goblin, Putra Blinken, Dallu Awartha , Dellorie Ahada, Okto Muharman, Laura Tifani, Thendra BP, Syukra Kaka, Ubai Dillah Al Anshori, Harnina dan banyak lagi.
“Mereka inilah yang menggagas kegiatan ini. Dengan cara ini kami ingin semua orang menuliskan segala pengalaman atau ingatannya tentang daerah ini. Tentunya melalui puisi,” kata Ilham Yusardi. [gse/rel]