Bandung, Padangkita.com – Wilayah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kini berada di bawah Komando Daerah Militer (Kodam) baru, menyusul diresmikannya Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol oleh Presiden Prabowo Subianto, Minggu (10/8/2025). Sebelumnya, Provinsi Sumbar berada di bawah Kodam I/Bukit Barisan yang bermarkas di Kota Medan.
Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol sendiri bermarkas di Kota Padang, Sumbar, yang membawahi dua provinsi yakni Provinsi Sumbar dan Provinsi Jambi. Adapun Panglima Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol adalah Mayjen TNI Arief Gajah Mada.
Di Pulau Sumatera sendiri, sebelumnya hanya ada tiga Kodam. Yakni, Kodam Iskandar Muda yang bermarkas di Banda Aceh menaungi Provinsi Aceh. Kemudian, Kodam I/Bukit Barisan yang menaungi wilayah pertahanan meliputi Provinsi Sumatera Utara, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau dan bermarkas di Kota Medan, dan Kodam II/Sriwijaya yang menaungi wilayah pertahanan Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung dan bermarkas di Palembang, Sumatera Selatan.
Peresmian Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol bersamaan dengan lima Kodam baru lainnya. Yakni, Kodam XIX/Tuanku Tambusai yang membawahi wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Kodam XXI/Radin Inten membawahi Lampung dan Bengkulu, Kodam XXII/Tambun Bungai untuk Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, Kodam XXIII/Palaka Wira meliputi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, serta Kodam XXIV/Mandala Trikora berkedudukan di Merauke, Papua Selatan.
Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) dalam keterangan tertulis menyebutkan, selain enam Kodam baru, Presiden Prabowo Subianto juga meresmikan 20 Brigade Infanteri Teritorial Pembangunan (Brigif TP), dan 100 Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lanud Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Upacara yang diikuti tiga matra TNI ini sekaligus menjadi momen peresmian sejumlah satuan operasional baru lainnya di jajaran TNI.
Dalam amanatnya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pembangunan kekuatan pertahanan negara merupakan prioritas strategis untuk menghadapi tantangan keamanan di masa depan.
“Indonesia harus punya pertahanan yang sangat kuat, dan untuk itulah hari ini saya melantik 6 Panglima Kodam baru, 20 Komandan Brigade baru, dan 100 Batalyon Teritorial Pembangunan baru,” ujarnya.
Selanjutnya, Presiden memberikan arahan kepada para komandan pasukan yang baru dilantik.
“Saya telah melantik Panglima-Panglima, Komandan-Komandan Brigade, (yaitu) orang-orang yang dipilih. Saudara-saudara sebagai pemimpin harus memimpin dari depan. Pemimpin selalu berada di tempat yang paling berbahaya, di titik yang paling kritis. Tidak ada komandan pasukan yang memimpin dari belakang. Pimpin dengan memberi contoh, jaga pasukanmu seperti anak kandungmu sendiri, latih mereka dengan keras tapi tidak dengan kekejaman,” tegasnya.
Adapun esensi pembentukan Kodam baru, Brigif TP, dan Yonif TP ini menjadi bagian dari strategi memperkuat doktrin Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang melibatkan seluruh komponen bangsa, dan pertahanan pulau-pulau besar, sekaligus memperluas jangkauan TNI hingga ke wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga pelosok tanah air.
Hal tersebut dalam rangka memastikan respons yang lebih cepat dan efektif terhadap berbagai ancaman militer dan non-militer, seperti terorisme, separatisme, dan bencana alam.
Selain itu, TNI AD dapat lebih menjalankan peranannya sebagai “enabler” yaitu pendukung pemerintah daerah dalam mempercepat pencapaian program-program pro rakyat, seperti ketahanan pangan, pemberdayaan ekonomi, layanan kesehatan, hingga penanganan bencana. Hal ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden, khususnya nomor dua (tentang pertahanan dan keamanan nasional) dan enam (tentang pembangunan dari desa untuk pemerataan ekonomi).
Selain itu, status Komando Pasukan Khusus (Kopassus) turut ditingkatkan menjadi enam grup setingkat brigade yang dipimpin oleh Panglima Kopassus berpangkat Letnan Jenderal.
Baca juga: Gubernur Mahyeldi Sambut Kedatangan Danrem 032/Wirabraja yang Baru, Brigjen TNI Mahfud
Untuk mendukung gelar pasukan di Batujajar, TNI AD mengerahkan 10.817 personel dan 105 unit alutsista, mulai dari kendaraan tempur berat hingga sistem pertahanan udara. Upacara peresmian ditutup dengan demonstrasi bela diri militer, penanggulangan terorisme, fly pass pesawat udara dari tiga matra TNI, serta dropping logistik dari udara, yang seluruhnya mencerminkan kesiapan TNI yang modern, profesional, dan responsif terhadap dinamika ancaman serta kebutuhan pembangunan nasional. [*/pkt]