Padang, Padangkita.com - Di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng), pernah hidup seorang putra raja dari Minangkabau bernama Sultan Mahmud atau dijuluki sebagai Mbah Sunan Jejeruk.
Ia rela meninggalkan kedudukannya sebagai putra raja di Minangkabau dan menjadi rakyat biasa demi mendalami Islam kepada Sunan Bonang.
Pegiat sejarah Lasem Abdullah Hamid mengatakan, Sultan Mahmud datang ke Lasem pada abad ke-15 secara tidak sengaja lantaran kapal yang ia tumpangi terdampar.
"(Sultan Mahmud) terdampar di pinggiran pantai (Lasem), kemudian ditanya oleh seorang berjubah. Mencari siapa dan tujuan apa?" kisah Abdullah Hamid dikutip Padangkita.com dari kanal Youtube Musyafa Musa.
Pria berjubah tersebut, kata dia, adalah Sunan Bonang. Sultan Mahmud lalu menuturkan kepada Sunan Bonang bahwa ia sedang dalam perjalanan mencari guru.
"Beliau (Sultan Mahmud) menerangkan bahwa tujuannya ingin berguru, karena dia punya kitab yang ia tidak dapat menerjemahkan artinya. Tapi, malang menimpa nasibnya, beliau kecelakaan, kitabnya hilang," tutur Abdullah Hamid.
Lalu, Sunan Bonang mengeluarkan sesuatu dari jubahnya, yakni sebuah kitab, lalu menanyakan kepada Sultan Mahmud apakah kitab tersebut yang ia maksud.
"Spontan dijawab oleh Sultan Mahmud, betul. Dari peristiwa yang cukup mengejutkan ini, (dia) langsung takzim, dan berguru kepada Sunan Bonang," jelas Abdullah Hamid.
Demi belajar kepada Sunan Bonang rela menanggalkan segala bentuk kemewahan dan menjadi rakyat biasa di Desa Bonang yang kala itu masih berupa hutan lebat.
"(Dia) sampai menanggalkan gelar kerajaannya, istrinya bahkan menyusul, tertarik untuk ikut suaminya," imbuh Abdullah Hamid
Kelak, Sultan Mahmud mempunyai keturunan-keturunan yang menjadi ulama besar di antaranya yakni Kiai Ma'shum, Kai Masduqi, dan Kiai Mansur Kholil.
Pada masa sekarang, keturunan Sultan Mahmud yakni Kiai Muhammad Zaim Ahmad Ma'shoem atau Gus Zaim dan Kiai Abdul Qoyyum Mansur atau Gus Mansur.
"Atas ketulusan, keikhlasan, keturunannya banyak jadi orang pandai dan saleh," kata Abdullah Hamid
Makam Sultan Mahmud berada di puncak perbukitan sebelah timur Desa Bonang atau berjarak sekitar setengah kilometer dari Jalur Pantura Pasujudan Sunan Bonang.
Baca juga: Cerita Masjid Tua yang “Hilang” di Galogandang Tanah Datar, Diliputi Misteri
Makam ini masih rutin diziarahi umat Muslim, terutama pada peringatan Haul Sultan Mahmud yang jatuh pada hari Jumat Wage bulan Apit atau Zulkaidah. [den/pkt]