Kisah mualaf dan suksesnya sebagai pengusaha telah banyak ditulis dan diberitakan, termasuk oleh media ini. Kali ini, akan diulas soal penggalan pengalamannya ketika direndahkan atau dihina orang.
Padahal saat bersamaan ia adalah orang yang punya harta melimpah. Apa yang dilakukannya?
Simak ceritanya…
Kisah ini diceritakan Jusuf Hamka—anak ‘ke-11’ atau anak angkat Buya Hamka — ketika berbincang dengan Baim Wong yang dipsoting di akun YouTube Baim Wong.
Suatu hari, Jusuf Hamka, yang sebelum mualaf bernama Alun Joseph, bersama istrinya liburan ke Paris, Prancis. Mereka singgah untuk makan di sebuah restoran.
Nah, saat makan di restoran inilah Jusuf Hamka dan istrinya direndahkan atau dihina oleh pelayan restoran. Bahkan, sebetulnya waktu itu, mereka mau diusir oleh pelayan dan manajer restoran tersebut.
“Ini true story, saya ke Paris sama istri saya. Karena pakaian, maaf kalau dibanding orang-orang kaya, malah gembel. Di Paris saya lipat celana saya, saya masuk ke restoran. Pelayannya pakai dasi kupu-kupu, pakai jas. Trus kita duduk,” ungkap pemilik Jalan Tol Cisumdawu ini.
Waktu dia dan istrinya masuk restoran tersebut, dua pelayan tersebut sejak awal memang sudah terlihat bersikap merendahkan.
“Sebelumnya dia (pelayan) sudah melihat kita sebelah mata. Saya pesen, rupanya dia bilang nggak bisa pesan ini doang. Nah saya baru makan, kenyang kan? Saya bilang, saya pesen lagi deh yang lain. Minuman apa? (Ternyata) nggak boleh. Terus saya ngadep jendela. Rupanya pelayannya lagi ngedumel berdua, yang saya nggak lihat,” kenang Jusuf Hamka.
Jusuf pun minta izin pergi ke WC.
“Saya ke WC. Saya bilang, ya udah kalau nggak dikasih nggak apa-apa, saya numpang ke WC. Saya keluar dari WC, istri saya di depan sudah mnunggu saya,” kata Jusf Hamka.
Rupanya istri Jusuf Hamka sejak awal sudah tahu bahwa mereka mau diusir dari restoran tersebut. Sebab, istri Jusuf Hamka mengerti bahasa Prancis.
“Dia (istri) bilang, saya marahin orang tadi. Apa yang kamu marahin? Kenapa? Saya bilang gitu. (Istri) nggak, dia bilang suruh usir kita katanya. Lah saya nggak lihat ya. Kamu nggak lihat, kamu lagi ke WC. Dia ngomong begitu, saya mengerti bahasa itu, katanya,” tutur Jusuf Hamka.
“(Istri) terus saya bilang sama manajernya, jangan kasar begitu. Kalau kamu kasar begitu, kita pelanggan, kita nggak boleh digituin. Terus kenapa nggak bilang sama saya? Terus dia (istri) bilang sama saya, kalau bilang, nanti kamu marah,” kenang Baba Alun, demikian Jusuf Hamka sering disapa.
“Nggak, nggak boleh marah. Kita nggak boleh marah. Kita diusir orang nggak boleh marah. Kenapa harus marah? Jadi, ya sudah terima saja, emang kita punya pakaian kayak begini,” lanjut orang kaya yang bercita-cita membangun 1.000 masjid ini.
“Kalau orang (lain) diusir. (Mungkin akan mengatakan) eh, lu nggak tahu gua siapa? Gue beli restoran lu! Ya… Jangan begitu…Allah juga nggak seneng lihat yang begitu. Ya sudah jalan aja. Kan masih ada restoran di depan,” ujar Jusuf Hamka
“Tapi, kan sakit hati?” sela Baim Wong.
“Sakit hati diusir? Saya malah seneng. Seneng hati. Kenapa? Pelayannya saya panggil yang di depan, dua orang. Saya kasih uang 100 Euro—sekitar Rp1,6 juta lebih (masing-masing), tipsnya ya,” ujar Jusuf Hamka.
“Dia lapor (ke manajer dan temannya di dalam). Mereka pada keluar semua, yang pakai dasi kupu-kupu. Saya ketawa aja. Saya bilang saya sudah makan. Saya dada-dada (ke mereka). Kenapa sakit hati (dihina)? Ya kan? Dia ngusir saya, dia gak dapat 100 Euro,” kata Jusuf Hamka sambil tersenyum.
“Jadi, dihina orang tidak boleh marah. Balas dengan kebaikan. Pasti dia nyesel mules-mules dia,” kata Jusuf Hamka.
Baca juga: Punya Banyak Anak Angkat, Kenapa Hanya Jusuf Hamka yang Membawa Nama Buya Hamka?
Nah, kalau Anda orang kaya raya, lalu direndahkan atau dihina bagaimana kira-kira sikap Anda? [*/pkt]