Muaro Sijunjung, Padangkita.com – Kebanyakan orang enggan dan takut takut mendonorkan darah. Namun bagi Eri Suherman, 53 tahun, donor darah adalah kebutuhan bagi tubuhnya, sekaligus kebutuhan bagi rohaninya.
Selama 28 tahun pria yang menjabat Kepala Bidang Teknologi Informatika pada Dinas Kominfo Kabupaten Sijunjung ini tidak pernah absen melakukan donor darah.
Terhitung semenjak tahun 1992 hingga saat ini, Eri Suherman mendonorkan darahnya tiga sampai empat kali setiap tahunnya. Dalam hitungannya secara umum, sudah 92 kali dirinya mendonorkan darah.
"Mungkin sudah lebih 30 liter darah yang saya sumbangkan selama 28 tahun ini," ujar dia saat memulai ceritanya.
Bagi dia, saat ini donor darah tidak lagi hanya sebatas ikut serta pada kegiatan sosial semata, tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi tubuhnya.
"Jika terlambat donor darah, tubuh saya terasa berat, dan itu tandanya saya harus mendonorkan darah," tutur dia, Selasa (14/7/2020).
Dikisahkannya, kebiasaanya mendonor darah bermula pada tahun 1992. Kala itu dirinya diminta membantu orang yang butuh golongan darah O, akibat kecelakaan.
"Awalnya ada orang yang membutuhkan golongan darah O. Orang tersebut kehilangan banyak darah akibat kecelakaan. Kebetulan darah saya juga O, makanya saat keluarganya minta bantuan langsung saya sanggupi untuk menyumbangkan darah," sebut dia.
Setelah orang yang menerima darahnya itu kembali sehat, hubungan persaudaraan dirinya dengan orang yang ditolongnya tersebut terjalin erat hingga saat ini.
"Selain bisa membantu orang lain, dan memperbanyak saudara, manfaat lainnya mendonor darah ternyata banyak, salah satunya dari sisi kesehatan," ujar dia.
Baginya tubuh merupakan sebuah titipan, termasuk darah yang didonorkan.
"Darah itukan bukan punya kita. Badan ini juga titipan Yang Kuasa, jadi ada kepuasan bagi saya jika bisa membantu orang yang membutuhkan. Seolah terbayang orang yang menggunakan darah kita menjadi keluarga. Berkahnya, Alhamdulillah tubuh saya sehat, jarang sakit," ujar dia.
Menurut Eri, meski satu kali dalam tiga bulan darahnya disedot, tidak membuat kesehatannya terganggu. Malah, kata dia, jika tidak menyumbangkan darah membuatnya merasa tidak sehat.Ia mengaku setiap mendonorkan darahnya, dirinya tidak pernah meminta imbalan apapun, apalagi menjualnya.
Sebelum pemekaran Kabupaten Sijunjung, Eri tercatat sebagai pendonor darah rutin di rumah sakit Solok dan Kota Sawahlunto. Namun sejak tahun 2013, atau setelah RSUD Sijunjung berdiri, dirinya menjadi pendonor tetap di rumah sakit daerah yang akrab disebut Ranah Lansek Manih itu.
"Kadang orang dari PMI dan RSUD Sijunjung sering mengingatkan kalau waktunya donor darah sudah tiba jika saya lupa atau tidak datang untuk donor," ujar Eri.
Atas dedikasinya menyumbangkan darah, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Sijunjung memberi Eri Suherman penghargaan.
Piagam tersebut langsung diserahkan Ketua PMI Sijunjung, Zefnihan yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Sijunjung bersama Sekretaris PMI, Edwin Suprayogi, pada peringatan Hari Donor Darah sedunia beberapa waktu lalu.
Dikatakan Zefnihan, penghargaan itu bentuk rasa terima kasih PMI Cabang Sijunjung atas partisipasi Eri yang telah menjadi pendonor tetap dalam setiap kegiatan donor darah.
"Semoga darah yang disumbangkan dapat membantu orang yang membutuhkan dan menjadi amal ibadah," tutur Zefnihan.
Ia mengatakan, darah yang didonorkan sangat berguna untuk menjaga ketersediaan darah di Kabupaten Sijunjung.
"Jika ada yang membutuhkan darah, kita tidak kekurangan ketersediaan. Selain itu, donor darah juga bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh." [hen/pkt]