Padang, Padangkita.com - Warga binaan Lapas Kelas IIA Muaro Padang membuat sandal hotel hingga 10.000 pasang dalam sebulan. Sandal hotel bahan spon tersebut dipasarkan ke sejumlah hotel di Kota Padang dan Kota Bukittinggi.
Kasi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Muaro Padang, Sofinaldi mengatakan, ada 21 orang warga binaan yang dilibatkan dalam produksi sandal hotel tersebut.
Warga binaan yang dilibatkan merupakan warga binaan yang pernah terlibat kasus narkotika. Hal tersebut karena Lapas Kelas IIA Muaro Padang mayoritas diisi oleh narapidana yang terjerat kasus itu.
"Tujuannya untuk membekali para warga binaan dengan keterampilan agar keluar dari sini bisa menjadikan ini sebagai peluang usaha," ujarnya kepada wartawan, Selasa (11/1/2022).
Sofinaldi menuturkan, ribuan pasang sandal hotel tersebut dibuat oleh para warga binaan setiap hari mulai pukul 08.30 WIB hingga 17.00 WIB di balai kegiatan kerja yang terdapat di dalam lapas itu.
Semua proses pembuatan sandal hotel mulai dari pemotongan, percetakan, pengeleman, hingga finishing dilakukan sendiri oleh warga binaan.
"Dalam satu hari, kita mampu memproduksi maksimal 500 pasang. Dalam satu bulan, kita mampu produksi 10.000 pasang," jelasnya.
Sandal hotel buatan warga binaan itu banjir pesanan. Saat ini setidaknya ada enam hotel di Kota Padang dan Kota Bukittinggi yang menggunakan sandal hotel buatan warga binaan Lapas Kelas IIA Muaro Padang. Tiga di antaranya merupakan hotel berbintang.
Selain itu, ada juga dua rumah sakit yang menggunakan sandal hotel buatan warga binaan Lapas Kelas IIA Muaro Padang.
"Permintaan sandal hotel ini mengalami peningkatan sejak tiga bulan terakhir. Sejak PPKM dilonggarkan, permintaan semakin bertambah," ungkapnya.
Dia menerangkan, pihak lapas memberikan pelatihan dan melibatkan warga binaan dalam pembuatan sandal hotel sejak tahun lalu.
Menurut Sofinaldi, pengusaha hotel tertarik menggunakan sandal hotel buatan warga binaan ini karena kualitasnya tidak kalah dari sandal hotel yang ada di pasaran.
"Selain itu, harganya juga bersaing. Kita menjual sandal ini Rp3.400 per pasang. Kalau di pasaran, ada yang jual hingga Rp4.000-an per pasang," sampainya.
Dia menambahkan, selain mendapatkan keterampilan, warga binaan juga mendapatkan profit tambahan lewat produksi sandal hotel ini.
"Para warga binaan bersyukur sekali dengan kegiatan ini. Karena mereka mendapatkan profit dari usaha ini. Jadi, tidak perlu bantuan dari keluarganya. Untuk satu pasang sandal, kita memberikan Rp500 untuk warga binaan. Kalau siap 5.000 pasang, mereka tentu dapat Rp2,5 juta. Nanti, kita bagikan," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang warga binaan, Renol, 42 tahun, bersyukur dengan adanya kegiatan pembuatan sandal hotel di dalam lapas ini. Dia mengakui sudah paham bagaimana cara membuat sandal hotel yang bagus.
Baca Juga: Napi Pengendali Peredaran Ganja Lintas Provinsi Ditahan di Sel Khusus LP Muaro
"Ini bisa menjadi peluang usaha setelah saya keluar dari sini," ucapnya. [fru]