Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: Transpuan ini dirikan Madrasah Transgender pertama di Pakistan.
Padangkita.com - Transgender adalah hal yang paling dilarang dalam Islam. Namun begitu di Pakistan justru terdapat Madrasa yang diisi oleh kaum transgender.
Tak jauh berbeda dengan Madrasah pada umumnya, di sana juga merek juga belajar mengenai kandungan Al-Qur’an setiap harinya. Rina Khan adalah pengajar di Madrasah transgender pertama di Pakistan itu.
Rina Khan sendiri mendirikan sekolah agama Islam itu menggunakan uang tabungan pribadinya sendiri. Madrasah dibangun dengan tujuan agar para transgender masih bisa melakukan ibadah.
Kebanyakan masyarakat Pakistan tak suka jika ada anggota keluarga mereka yang menjadi transgender. Jika memutuskan jadi transgender mereka biasanya akan diusir dari rumah oleh keluarganya.
“Kebanyakan keluarga tidak menerima orang transgender,” jelas Rani Khan seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (23/3/2021).
“Mereka mengusir transgender dari rumah mereka. Memicu transgender beralih ke perbuatan salah. Dulu saya juga salah satu dari mereka,” sambungnya.
Kejadian itu pun pernah dialami oleh Rina Khan yang juga merupakan seorang transgender. Dengan berlinang air mata, ia bercerita bagaimana keluarganya tak mengakui dirinya pada usia 13 tahun. Ia juga pernah dipaksa mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hidupnya mulai berubah saat memasuki usia 17 tahun. Kala itu, Rina Khan bergabung dengan kelompok transgender. Namun sayang, saat itu Rina justru mulai jauh dari agama.
Akhirnya Rina Khan pun memiliki mimpi untuk melakukan sesuatu yang baik untuk komunitas tersebut, yakni dengan mendirikan Madrasah agar para transgender tetap bisa belajar agama.
"Saya mengajar Alquran untuk menyenangkan Tuhan, demi hidup saya di dunia dan di akhirat," jelas Rina Khan.
Rina Khan mendirikan Madrasah tersebut agar para transgender bisa dengan mudah melakukan ibadah. Tak hanya itu, Madrasah tersebut juga dibuat sebagai tempat belajar tentang Islam dan bertaubat atas tindakan masa lalu.
Meski miliki tujuan baik, Rina Khan menjelaskan bahwa Madrasah transgender itu belum menerima bantuan dari pemerintah. Namun pejabat pernah berjanji akan membantu para siswa Rina mendapatkan pekerjaan.
Tak hanya belajar agama, Rina juga mengajari para siswanya cara menjahit dan menyulam. Hal itu ia lakukan dengan harapan dapat mengumpulkan dana untuk sekolah dari hasil penjualan pakaian.
Di Pakistan sendiri transgender telah diakui sebagai jenis kelamin ketiga pada 2018 lalu. Mereka pun mendapat hak-hak dasar kepada individu seperti kemampuan untuk memilih dan memilih jenis kelamin mereka pada dokumen resmi.
Kendati begitu, transgender tetap mendapat diskriminasi dan dikucilkan oleh masyarakat Pakistan. Tak sedikit dari mereka terkasa harus mengemis, menari, hingga menjadi pekerja prostitusi demi mencari nafkah.
Dari hasil sensus Pakistan pada tahun 2017 lalu, mencatat ada sekitar 10.000 transgender. Namun kelompok hak trans mengatakan jumlahnya sekarang bisa lebih dari 300.000 di negara berpenduduk 220 juta itu. [*/Prt]