Padang, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengajak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk berkolaborasi dalam membangun ekonomi daerah, dan melindungi masyarakat dari produk jasa keuangan ilegal.
"Pemerintah daerah dan OJK perlu tingkatkan sinergitas, agar masyarakat terlindungi dari praktik-praktik investasi bodong, produk jasa keuangan ilegal (pinjol ilegal) dan sejenisnya," ungkap Gubernur Mahyeldi.
Hal itu disampaikan Gubernur Mahyeldi saat menghadiri acara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala OJK Provinsi Sumbar dari Yusri kepada Untung Santoso sebagai Plt. Kepala OJK Sumbar, di Auditorium Gubernuran, Selasa (4/3/2023).
Langkah pencegahan, kata Mahyeldi, bisa dilakukan dengan meningkatkan pengawasan, baik untuk produk jasa keuangan yang telah berbasis digital maupun konvensional. Mahyeldi menegaskan, bahwa masyarakat perlu dilindungi. Oleh sebab itu, ia mendorong upaya edukasi juga perlu lebih dimasifkan.
Menurut Mahyeldi, selama ini telah banyak upaya yang dikerjakan bersama oleh pemerintah daerah dan OJK untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Salah satunya dengan pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Namun, kata Mahyeldi, berbagai upaya masih perlu ditingkatkan.
"Kita telah membentuk TPAKD. Bahkan, sampai ketingkat kabupaten/kota, tujuannya agar kebutuhan masyarakat akan akses keuangan terfasilitasi, tapi sepertinya itu belum cukup, perlu juga ada upaya lebih," ungkap Mahyeldi.
Ia menyebut, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen.
Sementara untuk indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen, itu meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19 persen.
Sedangkan untuk Sumbar indeks literasi keuangannya dalam tiga periode terakhir adalah: tahun 2016 tercatat 27,30 persen, tahun 2019 tercatat 34,55 persen, dan tahun 2022 tercatat 40,70 persen. Untuk indeks inklusi keuangan Sumbar tahun ini tercatat 76,88 persen.
“Ini menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan indeks literasi dan indeks inklusi keuangan masyarakat di Sumbar, terutama generasi muda," kata Mahyeldi.
Baca juga: OJK Sumbar Pantau Penyelesaian Kasus Dugaan Pembobolan Uang Nasabah Bank Nagari
Pada kesempatan itu Gubernur Mahyeldi mengucapkan terima kasih kepada kepala OJK yang lama, atas kerja sama dan pengabdiannya selama ini untuk perekonomian Sumbar, dan berharap pejabat yang baru dapat melanjutkan dan menyempurnakan langkah tersebut. [*/adpsb]