Berita Solok Selatan terbaru dan berita Sumbar terbaru: Mherye Fhitriananda, 35 tahun, istri DC yang ditembak mati polisi di daerah Sungai Pagu, membantah bahwa DC melakukan penyerangan terhadap polisi
Padang, Padangkita.com- Mherye Fhitriananda, 35 tahun, istri DC yang ditembak mati polisi di daerah Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan membantah bahwa DC menyerang polisi menggunakan Senjata Tajam (Sajam) saat diamankan.
Bantahan itu disampaikan Mherye yang juga saksi mata saat kejadian melalui kuasa hukumnya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pergerakan Indonesia.
Sebelumnya, Rabu (27/1/2021) sekitar pukul 14.30 WIB di Daerah Sungai Pagu, Solok Selatan, polisi menembak mati seseorang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) perjudian berinisial DC. Polisi berdalih, DC ditembak lantaran menyerang polisi menggunakan senjata tajam.
"Di situ (lokasi) istri DC melihat, bahkan sudah ada video yang beredar dan viral yang direkam langsung oleh istri DC. Tidak ada satupun goresan luka pada polisi seperti diberitakan sebelumnya. Bekas bacok, bekas tusuk atau segala macamnya." ujar Guntur Abdurrahman, salah satu kuasa hukum keluarga DC kepada wartawan di Padang, Jumat (29/1/2021).
Guntur mengungkapkan, penembakan DC terjadi di lingkungan rumahnya di Kampung Palak, Nagari Pasir Talang Selatan, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Saat itu, polisi datang dan akan menangkap DC yang disebut DPO.
Saat penangkapan, kata Abdurrahman, berdasaran kesaksian istri DC, suaminya sudah menyerahkan diri ke polisi yang saat itu telah mengepung rumahnya. Namun, DC yang telah mengangkat tangan dan mengambil posisi berlutut, tiba-tiba ditembak tepat di kepala bagian belakang hingga tembus ke pipi.
"Ada orang yang datang ke rumahnya (rumah DC) rombongan, orang yang datang itu masuk rumah dan memburu DC. Ketika itu istrinya histeris dan mengejar ke belakang. Di belakang istrinya melihat suaminya dalam keadaan menyerah kepada aparat, 'ampun pak', dengan posisi begini (berlutut)," ungkap Guntur.
Namun, tiba-tiba aparat yang ada di dalam (rumah) menodongkan pistol. Karena beranggapan ditodong orang tidak jelas, sebab polisi tidak berseragam, istri DC langsung histeris. "Baru saja dia lari ke luar, pintu dapurnya itu terbuka sedikit, tiba-tiba saja di luar itu langsung di'dor'," lanjut Guntur.
Disebutkan Guntur, DC ditembak polisi tepat di depan istri dan anaknya yang masih berumur 4 tahun. Istri DC yang histeris mendapati suaminya sudah terkapar, namun sempat merekam beberapa video sesaat setelah kejadian itu. Istri DC memastikan tidak terdapat luka sama sekali pada tubuh polisi yang menembak DC.
"Tidak ada luka pada tubuh orang yang menembak, itu hasil investigasi kita, kita bisa pertanggungjawabkan itu," tegas Guntur.
Guntur menambahkan, dari kesaksian istri DC, setelah penembakan DC, polisi baru melakukan penembakan sebanyak empat kali ke arah atas dan kemudian DC dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan.
"Ditembak dulu (DC) baru ada tembakan ke atas, seperti tembakan peringatan," tambah Guntur.
Hingga saat ini, pihak kepolisian dari Mapolda Sumbar masih melakukan investigasi apakah penangkapan DC sudah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) atau tidak. Tim dari Dit Propam Polda Sumbar sudah berada di lokasi sejak Rabu (27/1/2021) malam.
"Kami sudah turunkan tim untuk usut kasus ini, apakah ada kesalahan prosedur atau tidak. Tim kami masih di lapangan," ujar Kabid Humas Polda Sumbar, KBP Satake Bayu Setianto.
Sementara itu, Kapolres Solok Selatan, AKBP Tedy Purnanto mengatakan, salah seorang petugas polisi yang menangkap DC mendapat luka tusuk pada bagian tangan dan luka sayat pada bagian tubuh lain akibat serangan DC. [rna]