Rumainur melanjutkan, pada 21 Februari 2021 juga dilaporkan telah terjadi Karhutla. Kebakaran terjadi di Jorong Maruok, Nagari Persimpangan Durian, Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Menurut dia, ada empat titik api pada kebakaran tersebut.
"Kebakarannya kecil-kecil, mulai dari 1,5 hektare hingga 2 hektare. Tapi kita sayangkan, kebakaran kembali terjadi di lahan warga, kita duga mmeang warga yang membakar untuk membersihkan lahannya," terang Rumainur.Kemudian, laporan terakhir Karhutla dilaporkan terjadi pada 22 Februari 2021 di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Kebakaran terjadi di puncak bukit Selayang Pandang seluas 1 hingga 2 hektare lebih.
"Api dapat dipadamkan oleh tim pemadam dibantu oleh masyarakat setempat dan unsur lainnya. Di sana juga terjadi hujan setelah itu, meski dengan intensitas rendah tapi dapat membantu padamkan api," katanya.
Rumainur menambahkan, kebakaran tersebut terjadi akibat kekeringan yang melanda beberapa daerah di Sumbar karena hujan yang tak turun sejak beberapa pekan terakhir dan cuaca yang panas.
Dia berharap, warga yang memiliki lahan agar tidak membersihkan lahannya dengan cara dibakar. Terutama lahan-lahan gambut.
"Karena kalau lahan gambut yang terbakar, pemadaman apinya sangat susah," ucapnya.
"Selain itu, kami juga minta kepada masyarakat untuk tidak sembarangan membuang puntung rokok di pinggir jalan. Karena rata-rata daerah di sini kan pinggir jalannnya ada hutan, jadi berpotensi terjadinya kebakaran," ingat Rumainur.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau ini akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
"Rilis terbaru dari BMKG, hujan berkemungkinan tidak akan turun tiga hari ke depan. Namun, beberapa daerah masih akan diguyur hujan dengan intensitas rendah," tambahnya. [pkt]