Berita Kota Padang terbaru dan berita Sumatra Barat terbaru: Saran dokter Andani untuk meredam kasus Covid-19 di Sumbar yang terus melonjak
Padang, Padangkita.com - Upaya tracking, tracing, dan testing yang maksimal merupakan cara yang paling tepat menghambat dan memutus penyebaran Covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar). Tiga upaya itu, harus dilakukan secara masif dan berkala agar penyebaran Covid-19 dapat dikontrol dengan baik.
Demikian saran Andani Eka Putra, ahli penyakit infeksi yang juga Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, untuk menekan peningkatan kasus Covid-19.
Ibu kota Sumbar, Kota Padang baru saja diumumkan Satuan Tugas Covid-19 nasional masuk zona merah penyebaran Covid-19. Kepada Padangkita.com, Andani mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Padang memang tinggi. Penambahan yang tinggi itu juga sejalan dengan pemeriksaan sampel hasil tracking dan tracing yang banyak.
"Sebenarnya Kota Padang sudah lama zona merah, sudah beberapa hari ini. Karena sudah banyak temuan kasus positif," kata Andani melalui sambungan telepon, Jumat (28/8/2020).
Menurut Andani, penambahan atau lonjakan kasus yang terjadi di ibu kota Sumbar ini, akibat meningkatnya kedatangan warga dari luar daerah, terutama dari luar Sumbar. Sementara, warga yang datang tersebut tidak diiringi dengan tes swab.
Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan protokol kesehatan pun sangat rendah. Masih banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah tanpa menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, jaga jarak, hingga mencuci tangan.
Dengan pola seperti itu, lanjut dia, secara otomatis akan ada banyak sampel dari hasil “tracking dan tracing yang didapat oleh petugas. Sehingga berakibat pada penambahan kasus positif Covid-19 yang tinggi.
"Masyarakat kita memang banyak yang tidak patuh," kata Andani.
Langkah agar penambahan kasus positif Covid-19 dapat dikontrol di Kota Padang, kata dia, hal yang paling utama dilakukan adalah pembatasan perjalanan antar-provinsi hingga pemeriksaan PCR terhadap pendatang dari luar provinsi.
Hal itu penting dilakukan mengingat beberapa provinsi tetangga memiliki rate positif yang cukup tinggi. Seperti Provinsi Riau yang memiliki positivity rate 9-10 persen dan provinsi Sumatra Utara 15-20 persen.
Selanjutnya, penerapan kembali work from home (WFH) atau bekerja dari rumah terhadap seluruh perkantoran di Kota Padang. Hal itu mengingat penyebaran Covid-19 yang saat ini memang cukup tinggi pada sektor tersebut.
Selain itu, saran Andani, membatasi kegiatan-kegiatan yang mengundang keramaian seperti olah raga massal, pesta perkawinan, dan yang lainnya.
"Setidaknya 14 hari," ucap Andani.
Berikutnya, kata Andani, survailance atau pengawasan berkala pada area wisata, perhotelan, lingkungan tenaga kesehatan, tenaga pendidik, nagari, pasar, angkutan umum dan tempat keramaian lainnya yang rawan penyebaran Covid-19.
"Dengan cara ini upaya kita dalam pengendalian akan berjalan baik, jika ini tidak dilakukan secara optimal maka tim yang sudah bekerja di rumah sakit untuk pengobatan, puskesmas dan dinkes untuk tracing dan labor untuk testing akan sia-sia," tutup Andani.
Sementara itu, juru bicara percepatan penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal mengatakan, Pemprov Provinsi Sumbar telah bekerja dan berupaya semaksimal mungkin untuk menekan penyebaran Covid-19.
Salah satu upaya itu adalah dengan memperketat pengawasan di perbatasan Sumbar dengan Riau dan provinsi lain. Selain itu, pemprov Sumbar juga tengah mempertimbangkan penerapan WFH bagi ASN. [mfz/pkt]