PadangKita - Muhammad Abduh Lestaluhu, 23, memikul beban berat di pundak. Bukan tuntutan sebagai prajurit TNI dengan pangkat Sersan Dua, tapi menjadi jenderal yang hebat bagi PS TNI di palagan Liga 1 musim ini.
Terlebih, lelaki kelahiran Tulehu, Maluku, yang menjadi ‘jenderal’ bagi 17 prajurit TNI lainnya dalam skuad PS TNI, mendapat tantangan dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk memenangkan perang panjang Liga 1.
"Bagaimana pun targetnya juara," ujar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, usai pertandingan sekaligus launching tim PS TNI di Stadion H. Agus Salim, Padang, kemarin sore.
Abduh dan kawan-kawan mulai menegakkan sinyal harapan kala menahan Semen Padang FC dengan skor 1-1.
Tentu ini terlalu dini menebak kualitas PS TNI. Mungkin saja strategi tempur belum semuanya dikeluarkan. Yang jelas didominasi anggota TNI, PS TNI punya energi lebih dibanding tim lain; menjaga marwah TNI.
"Kehadiran kita sebagai prajurit semakin melecut semangat. Karena kita prajurit kita punya jiwa dan semangat pantang kalah," ujar Abduh.
Abduh resmi menjadi prajurit loreng tahun 2015. Alasannya sederhana, antara sepakbola dengan TNI memiliki kedekatan; jiwa nasionalisme terpanggil dan tersalurkan.
Sebagaimana laga dalam momentum launching kemarin, PS TNI dihuni skuad muda nan mumpuni. Meski sebagian besar prajurit TNI, toh mereka tetaplah pribadi atlet professional.
Bermain sepakbola dengan formula yang digarisbawahi pelatih, hingga menunjukkan sikap sportivitas.
Lalu bagaimana peran mereka sebagai prajurit TNI aktif dan pesepakbola aktif? Abduh menjawab, dikala bermain sebagai pesepakbola profesional, tidak ada beban kemiliteran yang mereka jalankan.
Begitu pun dengan asupan latihan. Tidak ada latihan ala prajurit TNI.
“Latihan khusus tidak ada, seperti biasa, karena main bola tidak ada latihan unsur militer,” cerita Abduh.
Sebagai prajurit masih aktif, Abduh mengaku fokus main bola saja. “Pensiun sebagai pesepakbola, mungkin kembali ke kesatuan untuk aktif,” jelas Abduh.
Saat ini, pemain tim nasional ini tercatat berdinas di Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom).
Sebagai seorang yang dipercaya jadi jenderal PS TNI, Abduh menatap Liga 1 dengan nada optimis. Meski bertarung melawan klub-klub elite seperti Persib, Arema, Persija, Abduh yakin PS TNI bisa berbicara banyak.
Dia mengaku siap memimpin rekan-rekannya bersaing di Liga 1. "Materi saat ini, kita bisa berbicara bahkan juara seperti yang diinginkan oleh Panglima," kata Abduh.
Mengarungi Liga 1, PS TNI diarsiteki oleh lelaki asal Prancis, Laurent Hatton. Dia menggantikan Mustaqim yang dianggap gagal di Piala Presiden 2017.
Untuk menambah gedor, ada tiga pemain asing yang akan saling mengisi dengan 18 prajurit TNI dan pemain lokal lainnya. Ketiganya adalah Sylla Aboubacar, Aboubacar Leo Camara, dan Pouya Hosseini.
Abduh menilai komposisi pemain yang dimiliki PS TNI bagus. Apalagi dengan tambahan pemain asing dan pelatih baru yang juga asing, dia yakin bisa bersaing di Liga 1.