Simpang Empat, Padangkita.com – Suasana politik lokal jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di Pasaman Barat (Pasbar) mulai memanas. Serangan tak hanya ke bakal calon atau kandidat, tetapi juga mengarah ke sejumlah pejabat yang dituding mengabaikan tugas karena membantu bakal calon petahana.
Kali ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Marwazi Z yang diserang melalui selebaran. Dia dituduh sering tidak berada di kantor sehingga pelayanan di Disdikbud Pasbar terganggu. Marwazi dituding sibuk menggalang dukungan untuk Pilkada memenangkan Bupati Yulianto yang kemungkinan besar bakal maju lagi untuk periode kedua.
Tuduhan berbau politis itu tentu saja dibantah keras oleh Marwazi. Dia pun menilai tuduhan yang demikian lucu dan tidak berdasar. Sebab, dalam menjalankan tugas sebagai bawahan bupati, tentu dirinya siap mendampingi kegiatan Bupati yang berhubungan dengan pendidikan dan kebudayaan.
"Pak Yulianto itu adalah Bupati Pasbar. Sementara saya adalah kepala dinas, tentu saya wajar ikut apabila beliau perintahkan. Saat ini kan belum ada calon bupati yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Terkecuali nanti sudah ditetapkan, saya tetap masih ikut (Yulianto), wajar saya dituduh ikut menggalang dukungan untuk Pilkada," ungkap Marwazi kepada Padangkita.com, Rabu (29/7/2020).
Dia menegaskan, beberapa hari belakangan dirinya memang disibukkan dengan kegiatan monitoring ke sekolah-sekolah, yang sedang uji coba proses belajar-mengajar (PBM) secara tatap muka.
"Tentu perlu hal ini kami pantau bagaimana situasi dan kondisi di tiap-tiap sekolah. Makanya kami turun ke lapangan untuk memastikan hal itu berjalan sesuai protokol Covid-19," kata Marwazi kepada Padangkita.com, Rabu (29/7/2020).
Dia menambahkan, awal dimulainya PBM tatap muka tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dirinya bersama Bupati dan Ketua DPRD memang turun langsung memantau kesiapan tiap-tiap sekolah. Khususnya, memastikan tiap sekolah menerapkan protokol kesehatan Covid-19, seperti ketersediaan sarana dan prasarana cuci tangan di tiap lokal dan di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Baca juga; Dua Pengedar Diringkus di Jalinsum Padang-Medan Ketika Mengangkut Sekarung Ganja
"Pada tanggal 13 Juli kami masih mempersiapkan Peraturan Bupati dan Petunjuk Teknis (Juknis) untuk berlangsungnya PBM tatap muka. Untuk turun ke lapangan, kami telah membentuk tim monitoring tiap-tiap kecamatan," ujar dia.
Soal dirinya yang dituduh sering meninggalkan kantor, Marwazi menjelaskan, semata-mata karena tugas. Namun, dia memastikan, sebelum tugas ke luar kantor, pagi harinya dia selalu masuk kantor dulu membereskan tugasnya.
"Walaupun saya ke lapangan, tetapi paginya saya masuk kantor dulu. Saya di kantor tidak hanya sampai pukul 16.00 WIB, tetapi malah sering sampai malam hari, menyelesaikan semua pekerjaan pada hari itu," ujar dia.
Dia juga memastikan semua surat-surat yang butuh tanda tangannya, beres pada hari itu juga.
"Kalau dikatakan sulit untuk dapat tanda tangan saya, saya rasa itu salah. Karena setiap hari surat masuk selalu saya selesaikan, tidak ada yang menumpuk," lanjut dia.
Baca juga: Dua Pengedar Diringkus Bersama 24 Paket Sabu di Sinuruik Talamau Pasbar
Marwazi menilai adanya tuduhan dirinya mengabaikan tugas, memang sengaja dibuat oleh oknum yang kurang senang terhadapnya. Menurut Marwazi, dia sering menegur setiap guru yang meninggalkan sekolah ketika jam pelajaran masih berlangsung.
Namun demikian, dia tetap menganggap semua tuduhan kepada dirinya sebagai kritik dan masukan. "Ini akan menjadi koreksi bagi kami, agar ke depan Disdikbud bisa berbenah untuk lebih baik lagi dalam hal pelayanan," ucap Marwazi.
Bahkan, dia juga sudah menyampaikan kepada seluruh kepala sekolah untuk memberikan saran apabila ada kendala atau kesulitan dalam hal surat-menyurat.
"Di grup WhatsApp sudah kita sampaikan, apabila ada kendala agar disampaikan. Namun hingga kini belum ada yang mengeluh akan hal itu," ungkap dia. [rom/pkt]