Berita artis terbaru: George Rudy menjadi mualaf lewat sebuah adegan film. Ia diislamkan oleh Buya Hamka dan diberi nama Abdul Hadi setelah sah memeluk agama Islam.
Padangkita.com - Tak banyak yang mengetahui bagaimana kisah mualafnya aktor legendaris George Rudy. Aktor yang terlahir beragama kristen itu mengaku mendapat hidayah dari Allah ketika memerankan sebuah film.
Saat itu dirinya tengah memerankan seorang tokoh yang beragama Islam sehingga membuatnya harus memeragakan adegan salat.
Dari sanalah mulanya Geroge merasa dirinya tersentuh Islam, terutama saat melihat orang berwudu.
Hal ini diungkapnya lewat tayangan di kanal Youtube 'George Rudy Official' yang diunggah beberapa waktu lalu.
Dalam tayangan video tersebut, George Rudy menceritakan awal mula dirinya memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Ia ternyata diislamkan oleh tokoh ulama ternama asal Minangkabau, Buya Hamka. Bahkan ia diberi nama 'Abdul Hadi' oleh tokoh agama kelahiran Agam, Sumatra Barat (Sumbar) itu.
George mengatakan bahwa kisah spiritualnya itu berawal dari sebuah adegan dalam film.
"Saya mulai pada saat tahun 1977, pada saat itu saya syuting Balada Dua Jagoan, yang disutradarai oleh Almarhum Fritz G. Schandt. Di mana dalam satu adegan saya harus melaksanakan salat," ujar George Rudy seperti dikutip Merdeka.
"Saya bilang sama bang Fritz waktu itu, bang saya non muslim. Enggak papa ini hanya menunjukkan tokoh ini adalah seorang muslim," lanjutnya.
Saat tengah melakukan adegan film tersebut, George Rudy ternyata telah merasakan suatu naluri. Ia merasa mendapat hidayah dari Allah SWT.
"Yaudah saya jalanin, hanya saat atahiyat terakhir saya ucapkan assalamualaikum ke kanan assalamualaikum ke kiri. Dan kebetulan yang menjadi bapak saya adalah Rd Mochtar," kata George Rudy.
"Mungkin secara pribadi saya berpikir merasakan suatu naluri bahwa mungkin ini jalan hidup saya mendapat hidayah dari Allah," imbuhnya.
George Rudy kemudian melanjutkan ceritanya. Ia mengatakan bahwa dirinya tertarik belajar agama Islam karena melihat orang berwudu.
"Pada saat tahun 80, saya mulai tertarik untuk mempelajari Islam dan kenapa saya tertarik untuk mempelajari Islam. Saya melihat orang wudhu," ujar George Rudy.
"Di sana saya melihat orang wudhu dan saya tanya oh jadi untuk menghadap kepada Sang Pencipta kita bersih secara jasmani. Saya mulai pelajari pelan-pelan dari terjemahan Al Quran," lanjutnya.
Setelah tertarik mempelajari agama Islam, ia lantas bertemu dengan Almarhum Buya Hamka kala itu. Setelah mantap untuk masuk Islam, George Rudy mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda dirinya masuk agama Islam.
"Dan Alhamdulillah pada tahun 81, bulan Maret kalau enggak salah. Saya diislamkan dan saya pribadi memang sudah merasakan akan masuk Islam," terang George Rudy.
"Dan Alhamdulillah yang mengislamkan saya adalah tokoh yang sangat saya hormati. Buya Hamka. Saya ngobrol terus dia bilang benar-benar, saya bilang iya. Pada saat itulah saya mengucapkan dua kalimat syahadat," imbuhnya.
George Rudy pun menceritakan rasa bangga dan bahagianya ketika dirinya dipeluk dan dicium oleh Buya Hamka.
"Dan pada saat itu juga saya merasakan suatu kebanggaan yang tidak akan terlupakan selama hidup, saya dicium oleh beliau (Buya Hamka). Itu kebanggaan buat saya. Saya dipeluk dicium," kata George Rudy.
Tak hanya itu, Buya Hamka bahkan memberi nama baru untuk George Rudy setelah masuk Islam dengan nama 'Abdul Hadi' yang artinya 'Yang Diberi Petunjuk'.
"Jadi pada saat itu saya setelah diislamkan oleh Buya Hamka Almarhum, saya diberi nama sebagai seorang muslim, saya diberi nama Abdul Hadi. Dia katakan artinya Yang Diberi Petunjuk," ungkap George Rudy.
"Alhamdulillah sampai sekarang tetap nama saya George Rudy Al Abdul Hadi," ujarnya.
Menilik Sosok Buya Hamka
Melansir Wikipedia, Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah gelar Datuk Indomo, populer dengan nama penanya Hamka lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumbar, 17 Februari 1908 silam.
Buya Hamka merupakan seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar.
Ia pun turut terjun dalam politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.
Tidak hanya dalam politik, Buya Hamka juga terkenal di bidang pendidikan dan bahkan namanya tercatat dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.
Semasa hidupnya ia telah mendapat gelar doktor kehormatan dari dua kampus berbeda, yakni Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia. Ia juga dikukuhkan sebagai guru besar di Universitas Moestopo, Jakarta.
Selama revolusi fisik Indonesia, Hamka bergerilya bersama Barisan Pengawal Nagari dan Kota (BPNK) menyusuri hutan pengunungan di Sumbar untuk menggalang persatuan menentang kembalinya Belanda.
Lalu pada 1950, Hamka membawa keluarga kecilnya ke Jakarta. Meski mendapat pekerjaan di Departemen Agama, Hamka mengundurkan diri karena terjun di jalur politik.
Pilihannya itu kemudian mengantarnya untuk duduk di Konstituante mewakili Masyumi dalam pemilihan umum 1955. Ia pn terlibat dalam perumusan kembali dasar negara.
Ia dikabarkan meninggal pada 24 Juli 1981 silam dan jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. [*/Jly]