Padangkita.com - Untuk menanggulangi virus corona, pemerintah China membangun rumah sakit khusus untuk pasien corona.
Baca juga: Perantau Berdarah Minang di Wuhan Mohon Doa Masyarakat Indonesia
Pemerintah China juga mendapatkan dukungan dari Jack Ma. Pendiri Alibaba Group yang juga merupakan orang terkaya di China, menyumbangkan sekitar 100 juta yuan atau sekitar 14,4 juta dolar AS atau setara Rp 201 miliar untuk membantu menemukan vaksin virus corona.
Bantuan ini ia berikan melalui yayasan miliknya.
Diberitakan CNN, pada Kamis (30/1/2020) miliarder itu telah mengalokasikan 40 juta yuan atau 5,8 juta dolar AS untuk dua organisasi penelitian pemerintah China.
Baca juga: Usai Bertemu Hendrajoni, Ustaz Jell Fatullah: Bupati Tidak Menjamin Turis China
"Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung langkah-langkah pencegahan dan perawatan," kata Jack Ma Foundation.
Donasi tersebut menyusul pengumuman pada hari Sabtu oleh Alibaba bahwa pihaknya sedang menyiapkan dana 1 miliar yuan atau 144 juta dolar AS untuk membeli pasokan medis untuk provinsi Wuhan dan Hubei. Dua kota yang merupakan pusat penyebaran virus.
Selain itu Jack Ma Foundation juga menawarkan kekuatan komputasi kecerdasan buatan gratis untuk organisasi penelitian ilmiah untuk mendukung pencarian vaksin atau perawatan.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="30484" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Diberitakan sebelumnya, para ilmuwan di Australia berhasil menciptakan ulang virus Corona atau Coronavirus seperti yang kini merebak dari Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Mereka mengklaim sebagai orang-orang pertama yang berhasil menciptakan virus tersebut di luar China.
Sebelumnya para ilmuwan di China juga telah berhasil menciptakan ulang virus yang kini sudah menewaskan 132 orang tersebut, demikian dilaporkan BBC.
Capaian itu sendiri disebut sebagai sebuah terobosan karena bisa membantu mempercepat diagnosis dan menemukan obat untuk virus tersebut.
Baca juga: 6 Orang Indonesia yang Punya Rumah Mewah di Atas Rp 100 Miliar, No. 6 Masih Muda Loh
Hasil temuan itu sendiri akan diserahkan ke organisasi kesehatan dunia WHO dalam waktu dekat.
Para ilmuwan dari sebuah laboratorium spesialis di Melbourne, Australia, mengatakan virus Corona ciptaan mereka itu dikreasi ulang dari virus yang diambil dari seorang pasien.
"Kami sudah bersiap untuk menghadapi kejadian seperti ini sejak bertahun-tahun lalu dan itulah sebabnya kami bisa memberikan jawaban dengan sangat cepat," kata Mike Catton dari Peter Doherty Institute for Infection and Immunity.
Para pakar kesehatan mengatakan bahwa virus buatan yang menyerupai virus Corona dari Wuhan bisa membantu para dokter lebih cepat mendeteksi virus pada orang-orang yang belum menunjukkan gejala-gejala terinfeksi dan menciptakan vaksin penangkal.
Pemerintah China sebelumnya mengatakan bahwa virus Corona dari Wuhan itu mirip dengan flu biasa, karena bisa menular ketika masih dalam fase inkubasi.
Tetapi menurut WHO, saat ini belum bisa dipastikan apakah virus Corona Wuhan bisa menyebar saat penderita belum menunjukkan gejala-gejala seperti demam atau batuk.
Baca juga: Yana Orfeeva, Pendamping Pangeran Saudi yang Bergaji Rp70 Juta Sehari
WHO juga mengatakan virus Corona dari Wuhan itu memiliki masa inkubasi selama dua sampai 10 hari, sebelum pasien menunjukkan gejala terinfeksi.
"Kami akan bisa mengumpulkan banyak informasi yang lebih akurat tentang bagaimana virus ini menyebar dan semematikan apa ia sebenarnya," jelas Catton, sembari menambahkan bahwa Coronavirus buatan itu akan dimanfaatkan dalam pengujian vaksin.
Virus Corona dari Wuhan itu telah menewaskan 132 orang di China dan sudah menginfeksi lebih dari 6000 orang di 16 negara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Prancis, Jerman, Australia, dan Amerika Serikat. (*/pk-28)