Isi Kuliah Umum di Universitas Hang Tuah, LaNyalla Bahas Ketahanan Pangan dari Sisi Maritim

Isi Kuliah Umum di Universitas Hang Tuah, LaNyalla Bahas Ketahanan Pangan dari Sisi Maritim

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, saat mengisi Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan dan Tata Negara Indonesia, di Universitas Hang Tuah Surabaya. [Foto: Dok. DPD RI]

“Itu artinya kita tidak mengamankan apa yang kita kembangbiakkan untuk kita makan dari ketergantungan komponen vital yang masih harus diimpor,” lanjut Mantan Ketua Kadin Jawa Timur itu.

Paradigma keliru yang kedua, bangsa ini mengejar tingkat produksi beras nasional dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Bagi LaNyalla kebijakan sebuah bumerang. Selain merusak lingkungan, juga ada komponen utama yang harus diimpor.

“Untuk memproduksi pupuk kimia dan pestisida, sebagian komponennya kita masih impor. Dan fakta sampai hari ini, Indonesia masih menjadi importir pupuk kimia,” paparnya.

Lebih dari itu, LaNyalla menambahkan dampak pestisida dan pupuk kimia memperburuk kualitas tanah dan pencemaran laut. Pada akhirnya berdampak terhadap sektor perikanan. Karena ikan makin menjauh, dan itu menyusahkan nelayan skala kecil.

“Dampak multi dimensi ini dalam jangka panjang membuat kita tergantung kepada impor beberapa komoditas pangan. Inilah yang menguntungkan para pemburu rente dari impor,” ucapnya.

Ketiga, negara-negara di dunia sudah menerapkan bioteknologi agricultural sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan. Tetapi Indonesia masih memperdebatkan, apakah aman untuk dikonsumsi. Padahal Indonesia memiliki Lembaga Riset dan Penelitian untuk itu.

“Secara teori, bioteknologi juga bisa menjadi jawaban atas perubahan iklim global, krisis air, sekaligus pengurangan pestisida dan emisi karbon dunia. Itu jika orientasi bioteknologi dibaurkan dengan program lingkungan hidup dan energi hijau,” katanya.

LaNyalla menambahkan di dunia ini masing-masing negara memiliki keunggulan berbeda. Dicontohkannya Amerika memastikan keunggulan kompetitif karena mereka punya ratusan perusahaan raksasa dunia dan berkantor pusat di sana. Sehingga milyaran US Dolar keuntungan mereka terdistribusi menjadi pemasukan pajak bagi negara.

Korea Selatan me-launching posisi masa depannya sebagai negara industri senjata dan alat berat di Asia. Arab Saudi punya Saudi Vision 2030, dengan membangun kota baru di Kota Neom, sebagai magnet pariwisata dunia. Karena mereka mulai menyadari minyak mereka akan habis dan menjadi energi yang bukan primadona lagi.

Indonesia, kata LaNyalla, memiliki keunggulan komparatif yaitu iklim tropis, tanah subur, laut yang luas, garis pantai terpanjang kedua di dunia, hutan dengan biodiversity lengkap, sumber daya alam dan mineral di dalam bumi, serta alam yang sangat indah.

“Keunggulan itulah yang harus dioptimalkan untuk menghadapi masa depan. Indonesia bisa menjadi harapan hidup penduduk bumi. Sebab sangat bisa menjadi lumbung pangan dunia, sekaligus penyedia oksigen bagi penduduk bumi,” ulasnya.

Tetapi faktanya, justru paradoksal yang terjadi pada bangsa ini. Jutaan rakyat Indonesia sangat miskin dan jutaan lagi  rentan menjadi miskin. Sedangkan Oligarki Ekonomi semakin membesar dan menguasai apa saja. Termasuk menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak.

“Mereka juga masuk ke politik dan memaksa kekuasaan berpihak kepada mereka melalui puluhan Undang-Undang dan peraturan yang melanggengkan kepentingan mereka,” tuturnya.

Demi masa depan Indonesia yang lebih baik, LaNyalla mengajak semua elemen bangsa untuk kembali kepada rumusan yang digagas para pendiri bangsa. Yakni tentang sistem demokrasi dan sistem ekonomi yang paling sesuai dengan bangsa yang super majemuk dan bangsa yang luas dan kaya akan sumber daya alam ini.

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor I UHT, Prof Dian Mulawarmanti, Wakil Rektor II Dr Siswo HS, Wakil Rektor III Dr Sulistiyanto, para Dekan dan seluruh Kaprodi, serta civitas academica Universitas Hang Tuah.

Baca juga: LaNyalla: Demokrasi Pancasila Adalah Konsep Majelis Syuro, Sama Permusyawaratan Perwakilan

Ketua DPD RI didampingi Ketua Kadin Surabaya M Ali Affandi, Ketua KONI Jatim Muhammad Nabil dan Ketua Umum Pengprov Muaythai Jatim yang juga Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman. [*/pkt]

 

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Halaman:

Baca Juga

Wagub Sumbar Audy Sampaikan Kuliah Umum dan Teken MoU di ITEBA Batam
Wagub Sumbar Audy Sampaikan Kuliah Umum dan Teken MoU di ITEBA Batam
LaNyalla: Kekacauan Tata Negara Indonesia Bermula dari Amandemen Konstitusi 1999-2002
LaNyalla: Kekacauan Tata Negara Indonesia Bermula dari Amandemen Konstitusi 1999-2002
Ketua DPD RI Paparkan 2 Penyebab Indonesia Pakai Sistem Demokrasi Barat
Ketua DPD RI Paparkan 2 Penyebab Indonesia Pakai Sistem Demokrasi Barat
Deklarasi Pemilu Damai, LaNyalla: PSHT Tidak ke Mana-mana, Tapi Ada di Mana-mana
Deklarasi Pemilu Damai, LaNyalla: PSHT Tidak ke Mana-mana, Tapi Ada di Mana-mana
Wagub Audy Motivasi Lulusan Politeknik LP3I Padang untuk terus Pacu Kompetensi
Wagub Audy Motivasi Lulusan Politeknik LP3I Padang untuk terus Pacu Kompetensi
Indeks Ketahanan Pangan Sumbar 5 Besar Nasional, Wagub Audy Serahkan Penghargaan APN
Indeks Ketahanan Pangan Sumbar 5 Besar Nasional, Wagub Audy Serahkan Penghargaan APN