Berita Mentawai hari ini dan berita Sumbar hari ini: Siswa SDN 08 Sagulubbek, Siberut Barat Daya, Mentawai harus berpindah-pindah tempat belajar.
Tua Pejat, Padangkita.com - Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 08 Sagulubbek, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai harus berpindah-pindah tempat belajar. Dari menumpang di Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga belajar di teras sekolah.
Para sisw tersebut terdiri dari kelas 2, 3 dan 5. Mereka harus belajar di teras sekolah lantaran kekurangan lokal selama beberapa tahun terakhir. Kondisi itu disampaikan oleh Kepala SDN 08 Sagulubbek, Jonas.
"Saat ini hanya ada dua ruang belajar yang sudah ditempati oleh kelas 1, 4, dan 6 dengan satu perpustakaan yang dijadikan kantor," kata Jonas ketika berbincang dengan Padangkita.com via telepon, Kamis (18/2/2021).
Kurangnya lokal di SDN 08 Sagulubbek, kata Jonas, setelah sekolah itu dipindahkan dari pinggir pantai karena ancaman tsunami dan menumpang di SMP setempat.
"Namun seiring berjalannya waktu, pada bulan Juli 2020 lalu pelajar SMP sudah mulai banyak hingga pihak sekolah meminta mengambil lagi ruangan. Ini membuat sebagian pelajar kita (SD) terpaksa belajar di teras sekolah," ucapnya.
Jonas mengatakan, pelajar SDN 08 Sagulubbek saat ini berjumlah 117 orang dengan rincian kelas 2 sebanyak 21 orang, kelas 3 berjumlah 13 orang dan kelas 5 sebanyak 20 orang. Agar tak kepanasan ataupun kehujanan, pelajar yang berada di teras diberi terpal beratapkan daun pohon sagu.
"Selebihnya kelas 1, 4 dan 6 belajar dalam lokal, lokal yang tersedia hanya dua ruangan yang dibangun pada tahun 2015. Kami juga sudah sampaikan ke anggota DPRD Mentawai, namun belum ada tindaklanjutnya," ujarnya.Sementara itu, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) 3 Siberut, Stefanus Sabaggalet dan Salimi Samuntei, ketika dikonfirmasi Padangkita.com hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan.
Baca juga: Hari Guru Nasional ke-75, Kejar Mutu SD Di-launching di Kepulauan Mentawai
Pesan WhatsApp dan panggilan telepon pun tidak direspons oleh wakil rakyat yang duduk dari Partai Persatuan Indonesia (Persatuan Indonesia) dan Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut. [pkt]