Ini Tradisi Asal Sumbar yang Tercatat Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Basafa, Marosok hingga Tari Balanse Madam

Berita Padang Pariaman hari ini dan berita Sumbar hari ini: Selain berziarah, jemaah juga datang untuak maniliak bulan 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman resmi menunda kegiatan tradisi tahunan “basafa” di makam Syekh Burhanuddin, Padang Pariaman. (Foto: Ist)

Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Dinas Kebudayaan Sumbar sepanjang tahun 2020 mengusulkan tradisi dan kesenian asal Sumbar sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Padang, Padangkita.com - Dinas Kebudayaan Sumatra Barat (Sumbar) sepanjang tahun 2020 mengusulkan tradisi dan kesenian asal Sumbar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Kedelapan karya budaya ini berasal dari beberapa kabupaten dan kota.

“Tahun 2020 kita telah mengusulkan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) seperti songket, dan sekarang telah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti kepada Padangkita.com, Kamis (4/3/21).

Pengusulan WTTB ini, sekaligus guna pencatatan agar pemerintah mempunyai data karya budaya Indonesia yang diperbarui secara berkala, sehingga memudahkan penyusunan rencana dan pengambilan kebijakan perlindungan WBTB.

“Itu harus diusulkan supaya tercatat, pencatatan ini gunanya agar nanti jangan diklaim oleh orang lain, seperti kejadian rendang beberapa waktu lalu diklaim negara lain (sempat diklaim Malaysia),” jelasnya.

Gemala Ranti menjelaskan karya budaya asal Sumbar yang dicatat sebagai WBTB Indonesia antara lain tradisi marosok, basafa, tradisi mato, uma, tari balanse madam, baju kurung basiba, pacu itiak, dan pacu jawi.

Berikut secara ringkas asal dan keunikan tradisi tersebut yang dikutip Padangkita.com dari website WBTB.

Basafa

Basafa merupakan ritual keagamaan yang dilakukan oleh jamaah tarekat Syattariyah di Ulakan Pariaman. Ada pun kegiatan yang dilakukan yaitu berziarah ke makam Syekh Burhanudin.

Basafa tidak lain untuk mengenang jasa Syekh Burhanudin dalam menyebarkan Islam. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Safar.

Tradisi mato

Tradisi mato adalah kearifan atau aturan pembagian hasil dalam keuntungan rumah makan Minang. Pembagian hasil dilakukan antara pihak pemodal dan pihak pengelola bervariasi, umumnya digunakan prinsip persentase 50:50, 55:45, 45:55 dan seterusnya sesuai kesepakatan kedua pihak.

Baju kurung basiba

Baju kurung basiba merupakan pakaian perempuan Minangkabau. Pakaian ini dipakai sehari-hari dan pada acara adat.

Baju kurung basiba memiliki ciri khas bentuk yang longgar dan panjang sampai ke lutut. Mempunyai siba, kikik pada ketiak dan lengannya panjang sampai pergelangan tangan dan leher tanpa kerah.

Uma

Uma merupakan rumah adat asal Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kontruksi uma terbilang unik karena tidak menggunakan paku dalam pembangunanya.

Akan tetapi dipasak menggunakan kayu yang serta sistem sambungan silang bertakik.

Marosok

Marosok merupakan tradisi dari Sijunjung dalam menentukan harga jual seekor ternak. Keunikan tradisi ini terletak pada proses tawar-menawar harga melalui aktivitas gerakan tangan penjual dan pembeli tidak dengan cara berdiskusi seperti biasanya.

Penjual dan pembeli melakukan proses penawaran seperti sedang bersalaman, namun kedua tangan mereka ditutupi sarung.

Tari balanse madam

Tari balanse madam merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan rakyat masyarakat Nias di Padang Sumatra Barat.

Tari ini ditarikan secara berpasangan, dengan jumlah penari minimal delapan orang, enam belas orang, dan maksimal tiga puluh dua orang. Penari Tari Balase Madam harus orang yang sudah menikah (berkeluarga).

Pacu itiak

Pacu itiak merupakan tradisi berpacu atau balapan dengan menggunakan itiak atau itik. Tradisi pacu itiak biasanya dilakukan di sawah.

Permainan tradisional ini berasal dari daerah Payakumbuh, Limapuluh Kota. Pacu itiak diperkirakan sudah ada sejak tahun 1028.

Baca Juga: Thomas Diaz, Orang Eropa Pertama yang Bertemu Raja Minangkabau

Pacu jawi

Pacu jawi berasal dari Kabupaten Tanah Datar. Pacu jawi merupakan olahraga tradisional yang menggunakan sepasang sapi berlari di lintasan sawah berlumpur dengan panjang sekitar 60–250 meter, sementara seorang joki berdiri di belakangnya dengan memegang kedua sapi. [pkt]


Baca berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Puan Bangga, Lagu Tak Tong Tong dan Baju Adat Minang Bawa TRCC Juara Internasional
Puan Bangga, Lagu Tak Tong Tong dan Baju Adat Minang Bawa TRCC Juara Internasional
Mengenal Istano Basa Pagaruyung, Pusat Kejayaan Minangkabau di Masa Lalu (1)
Mengenal Istano Basa Pagaruyung, Pusat Kejayaan Minangkabau di Masa Lalu (1)
Bertemu Mahyeldi, Wamenkumham Ungkap akan Akomodasi Hukum Adat Minang dalam RKUHP
Bertemu Mahyeldi, Wamenkumham Ungkap akan Akomodasi Hukum Adat Minang dalam RKUHP
Sejalan dengan Progul, Gubernur Mahyeldi: KAN Penjaga Eksistensi Nagari dan ABS-SBK
Sejalan dengan Progul, Gubernur Mahyeldi: KAN Penjaga Eksistensi Nagari dan ABS-SBK
Kisah Perempuan Minang Asal Lintau Jadi Sopir Bus AKAP, Satu-satunya di Jalur Sumatra-Jawa
Kisah Perempuan Minang Asal Lintau Jadi Sopir Bus AKAP, Satu-satunya di Jalur Sumatra-Jawa
Masjid Raya Sumbar Resmi Jadi Pusat Pembelajaran ABS-SBK Didukung Sejumlah Fasilitas
Masjid Raya Sumbar Resmi Jadi Pusat Pembelajaran ABS-SBK Didukung Sejumlah Fasilitas