Ini Penyebab Sepinya Mall Menurut Pengamat

Ini Penyebab Sepinya Mall Menurut Pengamat

Suasana di salah satu lorong di lantai III Plaza Andalas, Kamis (04/11/2017). Foto: J. Sastra

Lampiran Gambar

Suasana di salah satu lorong di lantai III Plaza Andalas, Kamis (04/11/2017). Foto: J. Sastra

Padangkita.com – Pengamat Ekonomi Universitas Andalas, Elfindri, menyebutkan setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan turunnya daya beli masyarakat di pusat-pusat perbelanjaan di Kota Padang.

Pertama, adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi yang juga berdampak pada penurunan daya beli. Hal ini terjadi di seluruh kelompok pendapatan, khususnya kelompok pendapatan menengah.

Kedua, adanya pergeseran metode berbelanja dan pola konsumsi masyarakat. Konsumen, khususnya anak muda, cenderung memilih produk yang inovatif, berbelanja untuk mengisi waktu luang, dan sistem belanja virtual.

“Saat ini pangsa pasar pedagang konvensional berkurang karena munculnya toko-toko online,” kata Elfindri kepada Padangkita.com via WhatsApp, Sabtu (04/11/2017).

Hal senada juga disampaikan pengamat dari Universitas Negeri Padang, Marwan. Menurut Marwan, masyarakat mulai beralih ke transaksi online karena adanya perbedaan harga dan layanan dengan transaksi di toko konvensional.

Harga barang di toko online jauh lebih murah dan transaksinya juga lebih mudah. Pembeli bisa membanding-bandingkan harga antara toko satu dengan toko lainnya dengan gampang melalui gawai.

Lebih mahalnya harga di toko-toko konvensional disebabkan oleh biaya sewa toko dan gaji karyawan yang harus dikeluarkan oleh pedagang.

“Pergeseran ini adalah tanda masyarakat sudah mulai melek ekonomi,” ujar dosen Pendidikan Ekonomi itu saat dihubungi via telepon, Jumat (03/11/2017).

Untuk mengatasi persoalan ini, pedagang konvensional mesti beradaptasi dan mulai mengarahkan bisnisnya ke sistem online dengan tetap mempertahankan tokonya secara fisik.

Pihak pengelola pusat perbelanjaan, kata Marwan, juga mesti melakukan inovasi dengan memadukan pusat perbelanjaan dengan wahana bermain terbaru dan tempat wisata kuliner agar pengunjung kembali ramai.

Sebelumnya, para pedagang, terutama di sektor pakaian, di pusat-perbelanjaan di Kota Padang, seperti Plaza Andalas, SPR Plaza, dan Basko Grand Mall mengeluhkan lesunya daya beli. Penurunan omzet dirasakan sejumlah pedagang sejak awal tahun dan sangat terasa seusai lebaran Idul Fitri. Bahkan di Plaza Andalas, 30-an kios di lantai III Plaza harus tutup karena pedagang tidak mampu memenuhi target penjualan sehingga merugi.

Tag:

Baca Juga

Pabrik Tapioka di Bangka Berkapasitas 6.000 Ton Per Bulan, Bina 1.500 Petani Singkong
Pabrik Tapioka di Bangka Berkapasitas 6.000 Ton Per Bulan, Bina 1.500 Petani Singkong
Andre Rosiade Apresiasi MIND ID Dorong Hilirisasi Komoditas Tambang
Andre Rosiade Apresiasi MIND ID Dorong Hilirisasi Komoditas Tambang
Korsel Diharapkan makin Membuka Ruang untuk Perusahaan Keuangan Indonesia Penetrasi Pasar
Korsel Diharapkan makin Membuka Ruang untuk Perusahaan Keuangan Indonesia Penetrasi Pasar
Puteri Dorong Kerja Sama Pengembangan Mata Uang Digital dengan Bank Sentral Spanyol
Puteri Dorong Kerja Sama Pengembangan Mata Uang Digital dengan Bank Sentral Spanyol
Andre Rosiade Apresiasi Realisasi Kredit Bank Mandiri yang Capai Rp1.435 Triliun
Andre Rosiade Apresiasi Realisasi Kredit Bank Mandiri yang Capai Rp1.435 Triliun
Marwan Cik Asan Ingatkan Pemerintah Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Marwan Cik Asan Ingatkan Pemerintah Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024