Indonesia dan 4 Negara Lain Dicabut dari Daftar Negara Berkembang

Indonesia dan 4 Negara Lain Dicabut dari Daftar Negara Berkembang

Menperin Airlangga Hartarto didampingi Kepala BKPM Thomas Lembong menyampaikan keterangan pers, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Senin (9/7) siang. (Foto: Said M./Humas)

Jakarta, Padangkita.com - Amerika Serikat (AS) mencabut Indonesia dan beberapa negara lainnya dari daftar negara berkembang. Dapat diartikan bahwa AS menganggap Indonesia telah menjadi Negara maju.

Melalui Kantor Perwakilan Perdagangan AS (Office of the US Trade Representative/USTR), AS menyatakan telah mencabut preferensi khusus untuk daftar anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), termasuk di dalamnya China, Brasil, India, Indonesia, dan Afrika Selatan.

Dalam kebijakan baru AS yang telah berlaku sejak 10 Februari 2020 tersebut, Indonesia dikeluarkan dari daftar Developing and Least-Developed Countries sehingga Special Differential Treatment (SDT) yang tersedia dalam WTO Agreement on Subsidies and Countervailing Measures tidak lagi berlaku bagi Indonesia.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Harga Emas Dunia Kian Melejit

Dilansir dari Kontan pada Jumat, (21/02/20), dicabutnya Indonesia dan negara-negara ini dari daftar internal negara-negara berkembang akan membuat AS lebih mudah untuk menyelidiki apakah negara-negara ini secara tidak adil melakukan subsidi ekspor.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan bahwa hal ini akan berdampak terhadap fasilitas-fasilitas negara berkembang.

“Dampaknya tentu fasilitas, Indonesia yang sebelumnya menjadi negara berkembang akan dikurangi, ya kita tidak khawatir itu,” kata Airlangga dilansir dari Kompas.com.

Dihapusnya Indonesia dari daftar tersebut akan membuat barang-barang Indonesia yang akan diekspor akan kena tarif tinggi daripada negara berkembang lainnya. Sebagai contoh, pajak-pajak impor yang diatur AS atas barang Indonesia bakal lebih tinggi, termasuk bea masuk.

Meski demikian, Airlangga menyatakan tidak akan khawatir.

“Tapi belum tentu, kami tidak khawatir,” ujar Airlangga. (*/pk-29).


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Tag:

Baca Juga

Ngozi Okonjo Iweala
Ngozi Okonjo Iweala Jadi Wanita Kulit Hitam Pertama Pimpin WTO
SPI: WTO Menghancurkan Nasib Petani dan Nelayan Indonesia
SPI: WTO Menghancurkan Nasib Petani dan Nelayan Indonesia
SPI: 21 Tahun WTO, 21 Tahun Rezim Penindasan Petani Kecil
SPI: 21 Tahun WTO, 21 Tahun Rezim Penindasan Petani Kecil
Ketersediaan Pangan di Padang Cukup, Harga Mulai Stabil
Ketersediaan Pangan di Padang Cukup, Harga Mulai Stabil
Terbukti Menurunkan ERK, Pemprov Sumbar Dukung Penggunaan Sepablock Semen Padang
Terbukti Menurunkan ERK, Pemprov Sumbar Dukung Penggunaan Sepablock Semen Padang
Penjelasan OJK Sumbar soal Pencabutan Izin Usaha BPR Lubuk Raya Mandiri di Padang
Penjelasan OJK Sumbar soal Pencabutan Izin Usaha BPR Lubuk Raya Mandiri di Padang